Senin, 17 Oktober 2011
PIMPINAN DAERAH MUHAMMADIYAH KABUPATEN BEKASI KECAM KRISTENISASI
Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Bekasi mengecam keras upaya kristenisasi yang dilakukan kelompok misionaris radikal dengan modus baptis massal di beberapa sekolah dasar di Kabupaten Bekasi. Warga persyarikatan Muhammadiyah siap kerahkan massa bila kasus bernuansa SARA yang mengancam akidah umat ini tidak diusut tuntas oleh aparat pemerintah dan kepolisian.
Pernyataan itu disampaikan Drs Sudarno Sumodimejo, Wakil Ketua PDM Kabupaten Bekasi, menanggapi maraknya kristenisasi di beberapa sekolah dasar Kabupaten Bekasi belakangan ini. Ia sangat menyesalkan penyebaran agama lain kepada umat Islam, apalagi itu dilakukan dengan cara-cara yang licik dengan mendompleng institusi Mobil Pintar yang digagas Ibu Negara Ani Yudhoyono.
“Jika misionaris menggunakan institusi, maka kita protes keras kepada institusi itu. Bila perlu kita somasi mereka dan kita adukan ke Polres Bekasi untuk menindaklanjuti insiden tersebut,” ujarnya.
Supaya insiden bernuansa SARA di lingkungan sekolah dasar Bekasi ini tidak meresahkan umat, Muhammadiyah mendesak kepada aparat kepolisian dan Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi untuk mengusut tuntas sampai ke akar-akarnya. “Usut tuntas kejadian tersebut, termasuk aktor intelektual yang terlibat. Bila perlu bekerjasama dengan kelompok elemen masyarakat, LSM, ormas Islam dan MUI,” tandasnya.
Namun jika aparat pemerintah dan kepolisian tidak tanggap terhadap kasus yang menzalimi akidah umat, Muhammadiyah Bekasi mengancam akan mengerahkan masa. “Pengerahan masa merupakan langkah terakhir jika semua pihak baik dinas pendidikan maupun kepolisian tidak merespon positif protes atas kejadian tersebut,” ancam Sudarno yang juga pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Bekasi itu.
Supaya tidak memperkeruh suasana, Muhammadiyah mengingatkan agar umat Islam waspada dan tidak mudah ditunggangi oleh penumpang gelap di balik insiden bernuansa SARA tersebut. Menurutnya, momentum ini mudah dimanfaatkan orang tak bertanggungjawab demi kepentingan pribadi dan golongan.
Membela agama dari gerakan pemurtadan, lanjut Darno, adalah kewajiban semua umat Islam. Tapi pembelaan itu harus jauh dari tindakan anarkisme yang justru merusak citra umat Islam. “Jika para misionaris itu melecehkan agama Islam, maka wajib hukumnya kita umat Islam membela sampai detik darah penghabisan,” pungkasnya.
Seperti diberitakan voa-islam.com sebelumnya, insiden bernuansa SARA dilakukan sekelompok misionaris di beberapa SD Negeri dan SD Islam di Kabupaten Bekasi, hari kamis (6/10/2011), antara lain: SDN Mangunjaya 01, SDN Mangunjaya 05, SDN Mekarsari 03, SDN Mekarsari 06, SDN Mekarsari 07, SDN Mekarsari 08, SD Islam Al-Hikmah, dan masih banyak lagi. Modusnya, belasan misionaris ini masuk ke sekolah-sekolah menawarkan program edukasi dan motivasi yang mendompleng program Mobil Pintar yang digagas Ibu Negara Ani Yudhoyono.
Dalam aksinya, belasan misionaris ini menyebarkan kekristenan melalui cerita-cerita, renungan dan lagu-lagu Kristen. Yang membuat resah pihak sekolah, para misionaris ini membagi-bagikan tas dan alat tulis bercorak Kristen yang memuat ayat-ayat Bibel. Prosesi puncaknya, para misionaris itu melakukan doa pemberkatan dan menciprati siswa-siswi SD dengan air yang mereka yakini sebagai air suci. Pihak guru dan beberapa ustadz mantan Kristen, menyebut prosesi itu sebagai pembaptisan.
Menurut Bernard Abdul Jabbar, mantan misionaris yang sekarang hijrah menjadi Muslim taat, di beberapa denominasi gereja terdapat prosesi baptis dengan pencipratan air. “Di Kristen ada berbagai prosesi baptis, di antaranya baptis selam dan baptis percik,” jelas Bernard yang juga Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Bekasi itu. (Don).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar