Halaman


Prabowo Subianto For Presiden

Sabtu, 27 Maret 2010

KOTA BEKASI DALAM 2010 MENJADI TAHUN KUNJUNGAN WISATA KOTA KONTEMPORER


Kota Bekasi terus berbenah dan menata wilayahnya menjadi Kota yang sangat layak menjadi daerah yang patut dikunjungi seluruh warga dunia. Hal tersebut dapat terlihat dari kegiatan seluruh masyarakatnya yang sibuk membantu pemerintah kota untuk mempercantik diri.

Melebihi komitmen untuk mempersembahkan Piala Adipura kepada masyarakat Kota Bekasi, disosialisasikan langsung oleh Walikota Bekasi H. Mochtar Mohamad dan Wakil Walikota Bekasi H. Rahmat Effendi, selain pot tanaman hia berukuran besar dijalan protokol juga ditambah keberadaan billboard Gubernur Jawa Barat dan pasangan pemimpin pemerintah kota sebagai penyerasi. Tentunya mengingatkan saya pribadi pada Kota-Kota Besar (KKB) yang pernah saya kunjungi. KKB yang sejak 90-an sudah menjadi daerah tujuan utama untuk orang kunjungi.

Oh ya, KKB itu adalah Bandung, Surabaya, Jogjakarta, Bali, Semarang, Surakarta, Makasar, Manado dan Medan. Suasana kosmopolitan yang sejuk-nyaman untuk disambangi oleh para petualang keindahan KKB. Hanya karakter-karakter tertentu yang membedakan kota satu dengan kota lainnya dalam mengidentifikasi KKB. Pola, Sikap dan Prilaku (PSP) warga kota serta berbagai pernak-pernik sajian sebagai ciri khas yang diharapkan tidak dapat dilupakan orang dalam mengenang kunjungan perjalanan.

Rasanya saya pun tak rugi sudah memasukkan Kota Bekasi sebagai bagian KKB melihat geliat kerja seluruh komponen mayarakat kota. Baik pembenahan besar-besaran jalan Ahmad Yani maupun jalan Kyai Haji Noer Ali. Sebagai daerah urban tentunya Kota Bekasi kedepan menawarkan sesuatu yang dapat menjadi pilihan bagi warga yang datang, bekerja, menetap di Ibu Kota dan sekitarnya. Bekasi selain menawarkan rumah-rumah makan kuliner daerah juga berpotensi menjadi tempat berkumpul warga perantauan ibu kota negara dan sekitarnya.

Sebagai kota sarang pejuang Bekasi kedepan akan sangat indah kalau juga banyak dibangun kawasan singgah wisata yang dapat dijadikan tempat berkumpul dan berdialog warga perantauan. Beberapa daerah memang mesti segera perli dipercantik; seperti Jalan Siliwangi, Jalan Sudirman sampai batas Kota, Jalan Trans Yogi dari Batas DKI Jakarta sampai batas Kabupaten Bogor, Jalan Cut Mutia, Jalan Ir. Djuanda, Jalan M. Hasibuan, Jalan Joyo Martono, jalan Chairil Anwar dan seluruh saluran kali/ sungai yang ada di Kota Bekasi.

Tak perlu jauh untuk mencari perbandingan. Kota Jogjakarta luasnya hanya sebesar Jakarta Selatan. Tetapi kemampuannya mendesain diri dapat melewati batas dari sekedar menciptakan keriuhan kota dari aktifitanya. Banyak hal dilakukan sehingga dapat memberikan nilai tawar tersendiri karena kemampuan promosinya walau itu dilakukan secara manual atau dari mulut ke mulut. Kota kelahiran ibu saya itu sudah sejak 80-an saya perhatikan sudah memiliki cita rasa warga modern. Walau akhirnya saat ini dirasa sangat komersil dan berkurang cita rasa tradisional serta keasliannya.

Bekasi di era 2010-an akan banyak menawarkan konsep penataan ruang kota urban yang banyak belajar dari refleksi-aksi-evaluasi. Kota Belajar dari pengalaman lah saya namakan. Usianya baru belasan tahun yang tak pernah berpikir tentang jenggot peninggalan Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi sudah berhasil menciptakan cita rasa kota. Francais-nya pun tidak pernah dipatenkan atau dijual hak cipta modul konep kota, tetapi dibiarkan untuk dapat menjadi pemahaman bagi orang yang pernah datang.

Tentunya, antara pemerintah dan masyarakat harus bersinergi satu sama lain dalam membangun Kota Bekasi, yaitu masyarakat diminta untuk berpartisipasi mendukung program pemerintah. Pemerintah Kota pun mulai dari kelurahan sampai Kecamatan serta Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam membantu menyelesaikan permasalahan yang ada di masyarakat yaitu dengan memberikan bantuan anggaran untuk perbaikan infrastruktur maupun sarana dan prasarana lainnya. "Marilah kita bersama-sama membangun dan memajukan Kota Bekasi, Kota Patriot yang kita cintai ini", ujar walikota dalam sebuah acara.(Don.)

20 Persen/4.450 Siswa Tak Lulus Tryout UN, Hasil UN?


Ujian Nasional (UN) yang pada akhirnya tetap dilaksanakan walau mendapatkan gugatan dan penolakan diberbagai daerah pada tahun 2010 tetap menghadirkan berbagai kasus. Mulai dari pembocoran bahan ujian sampai dengan ulangan ujian dibeberapa wilayah.

Di Kota Bekasi, Walikota yang beberapa waktu lalu meninjau UN berharap, pelaksanaan ujian dapat berlangsung dengan aman dan tertib. Mochtar Mohamad menyatakan pelaksanaan ujian saat ini dilakukan secara serentak di seluruh daerah. Memang pelaksanaan UN sekolah dipercepat menjadi minggu ke-3 Maret 2010, 22-26 Maret 2010, berdasarkan Peraturan Meteri Pendidikan Nasional Nomor 74 dan 75 tahun 2009 tentang UASBN SD/MI serta ujian nasional SMP/MTs, SM PLB, SMA/MA, SMK Tahun Pelajaran 2009/2010.

“Alasan dipercepatnya pelaksanaan UN tahun ini, guna mengantisipasi banyaknya siswa yang gagal dalam UN Utama, sehingga perlu dipersiapkan UN Ulangan”, ujar walikota. Pelaksanaan UN tahun dipercepat dari pelaksanaan UN pada tahun-tahun sebelumnya yang biasanya diselenggarakan pada pertengahan bulan April. Dipercepatnya UN tahun ini, untuk memberikan kesempatan bagi siswa yang gagal dalam UN Utama, yang difasilitasi melalui UN Ulangan, yang akan dilaksanakan 4 minggu setelah UN Utama.

Dalam kesempatan terpisah Kepala Sekolah SMAN 1 Kota Bekasi Drs H Fatah Hidajat mengatakan, “Dengan segala persiapan yang telah kami lakukan, kami berharap, baik pelaksanaan maupun hasilnya nanti bisa memuaskan”, ujarnya. Sebelum UN sendiri sempat diadakan Try Out yang diikuti 22.285 siswa/siswi SMU dan SMK di Kota Bekasi.

Sekitar 4.450 siswa/siswi atau 20% siswa/siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kota Bekasi, Jawa Barat, dinyatakan tidak lulus dalam kegiatan `try out` Ujian Nasional (UN) 2010. Try out UN yang diselenggarakan serentak akhir Februari lalu. Kendati hasil try out belum menunjukkan hasil yang memuaskan, Disdik Kota Bekasi tetap optimistis tingkat kelulusan siswa SMA dan SMK pada UN yang berlangsung tanggal 22 hingga 24 Maret 2010 mencapai 99 persen.

Try out UN 2010 diikuti oleh 22.285 siswa kelas III SMA dan SMK negeri mau pun swasta di 12 Kecamatan Kota Bekasi. 11.085 diantaranya siswa SMA, dan 11.200 siswa SMK. Mayoritas siswa yang dinyatakan tidak lulus dalam try out, berasal dari sekolah swasta. Sejumlah mata pelajaran yang sulit dihadapi peserta adalah Matematika, Bahasa Inggris dan Geografi.

Di Kota Bekasi relatif aman dan kondusif pelaksanaan UN tahun pelajaran 2010. Tidak seperti daerah-daerah lain yang sejak jauh hari sudah beredar isu kebocoran soal UN. Bahkan ada pelaksanaan yang rencananya akan ada susulan. Don.

DANA BANTUAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN


Dua hari lalu bos saya, bapak Iwan "Kucrut" Nendi Kurniawan buka obrolan tentang APBD 2010 yang didalamnya ada beberapa mata anggaran terkait bantuan organisasi kemasyarakatan. Ada hard copy yang berisi point-point satuan anggaran secara rinci tentang biaya APBD sebagai landasan formal dalam obrolan. Dan pointer-nya adalah bantuan kepada LIRA, GPII, KAMMI, GMNI, HMI dll.

Senang rasanya beberapa waktu lalu semua komponen berhasil diakomodir dalam sebuah perencanaan besar yang dilakukan pemerintah Kota Bekasi. Dengan justifikasi besar, saya berharap dapat benar-benar dipergunakan dengan baik dan bermanfaat untuk sebuah harapan yang memerlukan dukungan banyak pihak. Visi dan Misi Kota Bekasi tentunya memerlukan perangkat kerja yang luar biasa besar agar menjadi gerakan aksi Kota dengan kekuatan full.

Walau disana-sini ketika di assessment masih banyak suara sumbang, tetap saja apresiasi seluas-luasnya perlu diberikan pada pemkot Bekasi. Berbagai aksi protes dan menggugat sempat mewarnai perjalanan pemerintahan Kota Bekasi terkait kebijakan publik. Disisi lain keinginan membangun pemerintahan yang kondusif tentunya menjadi harapan pemerintahan dengan kepemimpinan siapa pun. Saya tetap tidak mengartikannya sebagai upaya meredam "aksi".

Dalam teoeri reaksi tentunya banyak faktor yang bisa dijabarkan secara terbuka dalam komunikasi pembangunan. Mungkin saja itu adalah sebagai hasil analisa, kompromi, partisipasi dan atau bahkan permufakatan yang secara gradual dilakukan dalam sebuah perencanaan besar. Kontinyuitas tentunya menjadi harapan karena keberlanjutan adalah harapan pihak-pihak terkait tau yang sering disebut sebagai stake holder.

Bagi yang belum dapat mungkin perlu memperhatikan ketentuan dan aturan yang dapat dijadikan referensi sebagai landasan formal digulirkannya bantuan dana. Walau seperti kita ketahui apa-apa yang dianggap sudah memenuhi hanyalah sebuah legal formal (formalitas belaka). Tetap saja harus dipenuhi untuk dijadikan awalan dalam membangun sistem perencanaan anggaran dan membangun administrasi yang baik dan benar.

Saya hanya usul. Sebagai barisan yang mengedepankan informalitas harapan agar gerak pembangunan dapat berjalan dengan memperhatikan apa-apa yang sudah jelas diputuskan. Yah, karena kita berharap apa yang sudah dilakukan dapat menjadi modul untuk kerja-kerja yang lebih baik. Misalnya, financial report harus benar-benar memiliki acuan untuk semua pihak yang dibantu. Lalu targetan-targetan program yang sudah di upload masing-masing organisasi harus benar-benar tercapai. Ya, sehingga secara garis besar tidak ada komentar lagi tentang mata anggaran yang dianggap sebagai beban anggaran oleh pengambil kebijakan.

Mengutamakan kepentingan program prioritas kedepan harus benar-benar serius dilakukan oleh administratur pemkot Bekasi. Kebutuhan-kebutuhan masyarakat yang utama harus didahulukan. Justifikasi tidak boleh lagi dibuat hanya sekedar copy paste. Perencanaan harus benar-benar update dll. Sehingga dari contoh kasus Dana Bantuan Organisasi Kemasyarakatan dapat menjadi bagian yang include dengan besaran program pemkot. Organisasi yang dibantu harus memiliki kader banyak, membina kadernya dan berperan aktif membantu masyarakat Kota Bekasi dll.

Akhirnya, dari kejauhan Solidaritas Masyarakat untuk Transformasi Sosial (SMUTs) yang anggota grupnya hampir 900 anggota menyampaikan ucapan selamat pada pemkot Bekasi untuk menjalankan program tahun 2010. Banyak kiprah yang sudah dilakukan biarpun hanya tandang ke gelanggang walau seorang. Perjalanan panjang itu kini sudah menjadi pembangunan mikro dan makro untuk Kota yang dibesarkan oleh kritik. Pembangunan fisik dan sumber daya yang diasah dari interaksi super aktif. Sukses. Don.

Kamis, 25 Maret 2010

RATUSAN MASSA SERBU DPRD KOTA BEKASI


Ratusan massa gabungan dari beberapa elemen menggelar aksi damai di depan gedung DPRD Kota Bekasi, Jalan Chairil Anwar Kota Bekasi, Kamis (25/3) sekitar pukul 10.00 WIB. Aksi unjukrasa tersebut dilakukan guna memberikan dukungan kepada para anggota DPRD Kota Bekasi untuk segera menggulirkan hak angket atas revitalisasi pasar baru Kota Bekasi di Jalan Ir Djuanda yang diduga kuat tidak melalui mekanisme yang berlaku.

Bahkan dalam aksi unjukrasa tersebut, perwakilan dari Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) Distrik Bekasi memberikan sebuah jamu tolak angin kepada sejumlah anggota DPRD yang menemui para pengunjukrasa. Pemberian jamu tolak angin secara simbolis itu dimaksudkan agar para wakil rakyat tidak masuk angin dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat.

Dalam orasinya, ratusan massa masing-masing dari, GMBI, Front Pembela Islam (FPI), LSM Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) dan aktifis mahasiswa mendesak kepada DPRD Kota Bekasi untuk segera menggulirkan hak angket atas revitalisasi pasar baru.

Para pengunjukrasa juga mengaku siap mengawal dan mendukung pengguliran hak angket tersebut. Bahkan demontran juga mendesak kepada para anggota DPRD lainnya agar ikut mendukung pengguliran hak angket tersebut bersama beberapa inisiator hak angket lainnya yang telah bertekad menggulirkan hak politik wakil rakyat tersebut.

Setelah orasi beberapa lama, para pengunjukrasa akhirnya diterima beberapa Anggota dewan, yang diantaranya, Ketua DPRD Kota Bekasi, Azhar Laena, Sardi, Roy Achyar dan Eli.

Dalam kesempatan tersebut selain memberikan jamu tolak angina, para pengunjukrasa juga mendesak kepada para wakil rakyat yang menerima mereka untuk ikut mendukung hak angket tersebut dengan membubuhkan tanda tangan.

Karena terus didesak, Roy Achyar Ketua Komisi A dari fraksi Golkar akhirnya membubuhkan tanda tangannya. Hal yang sama juga dilakukan Eli anggota fraksi Demokrat. Dengan demikian saat ini jumlah anggota DPRD yang telah mendukung hak angket tersebut berjumlah 8 orang dimana 6 orang sebelumnya telah terlebih dahulu membubuhkan tandatangannya.

Ketua DPRD Kota Bekasi, Azhar Laena didepan para demontrans mengaku siap mendukung hak angket tersebut. Asalkan kata dia, usulan yang akan diberikan para anggotanya disertai dengan data-data sesuai tudingan para pedagang dan para pengunjukrasa.

“Pada dasarnya saya selaku Ketua sangat mendukung usulan para anggota, namun demikian saya meminta agar dalam usulan yang akan disampaikan kepada saya dilengkapi dengan data-data,” tandas Azhar Laena.

Sementara itu, Inisiator hak angket Ariyanto Hendrata kepada Neraca mengaku dengan telah terkumpulnya 8 anggota yang mendukung hak angket, maka hal itu akan segera diusulkan kepada Ketua DPRD Kota Bekasi untuk selanjutnya di bentuk pansus. (Don).

Rabu, 24 Maret 2010

"Mampukah Pemkot Bekasi Menangani Pengangguran"


Fenomena pengangguran baik di Kota Bekasi maupun Indonesia secara keseluruhan selain dikarenakan lowongan/ kesempatan kerja yang lebih sedikit dibanding pencari kerja juga berkaitan dengan terjadinya pemutusan hubungan kerja, yang disebabkan antara lain; perusahaan yang menutup/mengurangi bidang usahanya akibat krisis ekonomi atau keamanan yang kurang kondusif; peraturan yang menghambat inventasi; hambatan dalam proses ekspor impor, dll.

Kondisi pengangguran dan setengah pengangguran yang tinggi merupakan pemborosan sumber daya dan potensi yang ada, menjadi beban keluarga dan masyarakat, sumber utama kemiskinan, dapat mendorong peningkatan keresahan sosial dan kriminal; dan dapat menghambat pembangunan dalam jangka panjang.

Pembangunan Kota Bekasi kedepan sangat tergantung pada kualitas sumber daya manusia Kota Bekasi yang sehat fisik dan mental serta mempunyai ketrampilan dan keahlian kerja, sehingga mampu membangun keluarga yang bersangkutan untuk mempunyai pekerjaan dan penghasilan yang tetap dan layak, sehingga mampu memenuhi kebutuhan hidup, kesehatan dan pendidikan anggota keluarganya.

Dalam pembangunan Nasional, kebijakan ekonomi makro yang bertumpu pada sinkronisasi kebijakan fiskal dan moneter harus mengarah pada penciptaan dan perluasan kesempatan kerja. Untuk menumbuh kembangkan usaha mikro dan usaha kecil yang mandiri perlu keberpihakan kebijakan termasuk akses, pendamping, pendanaan usaha kecil dan tingkat suku bunga kecil yang mendukung.

Kebijakan Pemerintah Pusat dengan kebijakan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota serta lintas sektoral harus merupakan satu kesatuan yang saling mendukung untuk penciptaan dan perluasan kesempatan kerja.


Keadaan Angkatan Kerja dan Keadaan Kesempatan Kerja.


Masalah pengangguran dan setengah pengangguran tersebut di atas salah satunya dipengaruhi oleh besarnya angkatan kerja. Angkatan kerja didominasi oleh angkatan kerja usia sekolah (15-24 tahun) dengan kualitas skill yang masih rendah (belum siap pakai). Sebagai gambaran juga bahwa kesempatan kerja di Indonesia mempunyai persyaratan kerja yang rendah dan memberikan imbalan yang kurang layak (dengan kata lain banyak di sektor informal). Implikasinya adalah produktivitas tenaga kerja rendah.


Sasaran yang diharapkan, dirumuskan sebagai berikut :

1. Menurunnya jumlah penganggur terbuka;

2. Menurunnya jumlah setengah penganggur (yg bekerja kurang dari jam kerja normal 35 jam per minggu);

3. Meningkatnya jumlah tenaga kerja formal;

4. Menurunnya jumlah angkatan kerja usia sekolah;

5. Tingkatkan perluasan lapangan kerja Peningkatan pertumbuhan ekonomi;

6. Terbangunnya jejaring antara pusat dengan seluruh Kabupaten/kota;

7. Pengendalian Jumlah Angkatan kerja peningkatan Kualitas angkatan Kerja;

8. Peningkatan Efektivitas Informasi Pasar Kerja dan Bursa Kerja;

9. Pembinaan Hubungan Industrial;

10. Peningkatan pertumbuhan ekonomi.

Penanggulangan Permasalahan Ketenagakerjaan (Pengangguran)


Meningkatan kapasitas dan standar ketrampilan serta etos kerja sumber daya manusia Kota Bekasi dengan sasaran utama :

1. Pencari kerja lulusan SMK / SMU, s esuai masukkan / saran dari APINDO Kota / Kab. Bekasi selain menyesuaikan kebutuhan perusahaan di wilayah Kota Bekasi;

2. Pekerja / buruh juga TKI agar meningkat produktifitasnya sehingga mendapat penghargaan yang lebih baik;

3. Dimilikinya Sekolah Tinggi/Akademi Politeknik Unggulan yang kurikulumnya menyesuaikan dengan kebutuhan industri khususnya di Kota Bekasi. Diprioritaskan untuk siswa lulusan SMA/SMK berprestasi;

4. Adanya kurikulum kewirausahaan pada lembaga-lembaga pendidikan formal di Kota Bekasi, karena dengan adanya setidaknya 2% entreppreneur dari angkatan kerja, secara teoritis cukup untuk menggerakkan perekonomian.

Sehubungan hal-hal tersebut di atas, berikut kegiatan yang akan dilaksanakan Disnaker Kota Bekasi Tahun 2010 :

1. Latihan Kerja Usaha Mandiri;
2. Latihan Pola Magang;
3. Penyelenggaraan Transmigran dan Peningkatan kerjasama Pengembangan;
4. Job Fair/ Bursa Tenaga Kerja;
5. Penyempurnaan dan pemeliharaan sistem informasi pasar kerja dan bimbingan teknis pengelola bursa kerja khusus;

Kedepannya yang akan menjadi fokus ketenagakerjaan di Kota Bekasi dalam penanggulangan ketenagakerjaan khususnya pengangguran :

1. Lebih mengintensifkan kemampuan unsur bipartit dan Lembaga Kerjasama Tripartit agar tercipta lingkungan kerja dan iklim investasi yang kondusif di Kota Bekasi;
2. Mengupayakan Upah Minimum Kota sesuai nilai Kebutuhan Hidup Layak Kota Bekasi;
3. Memperhatikan keadaan grafis dan demografis Kota Bekasi yang tidak memiliki sumber daya alam dan ketersediaan lahan yang terbatas serta padat pemukiman (residensial), kiranya dapat dipertimbangkan sebagai salah satu solusi penyediaan lapangan kerja adalah alternatif cluster industri yang berorientasi jasa dan kreatif serta hiburan/kesenian antara lain : musik, olah raga, grafis, keuangan, pariwisata, software, kerajinan dan lain-lain.
4. Social Entrepreneurship akhir-akhir ini menjadi makin populer terutama setelah salah satu tokohnya Dr. Muhammad Yunus, pendiri Grameen Bank di Bangladesh mendapatkan hadiah Nobel untuk perdamaian tahun 2006. Namun perlu didukung bahkan dari pihak swasta (perusahaan) melalui coorporate social responsibility (CSR) belum bisa menumbuhkan entrepeneur- entrepeneur muda, karena CSR yang dikeluarkan lebih ditujukan untuk mengamankan perusahaan bukan memberdayakan masyarakat sekitarnya. Selain itu, ada juga kebijakan mikro (khusus).
5. Latihan pola magang yang lebih luas di perusahaan di Kota Bekasi selain untuk pembekalan pencari kerja juga sebagai bibit/calon regenerasi pekerja perusahaan di Kota Bekasi.

6. Pengembangan mindset dan wawasan penganggur, berangkat dari kesadaran bahwa setiap manusia sesungguhnya memilki potensi dalam dirinya namun sering tidak menyadari dan mengembangkan secara optimal. Dengan demikian, diharapkan setiap pribadi sanggup mengaktualisasikan potensi terbaiknya dan dapat menciptakan kehidupan yang lebih baik, bernilai dan berkualitas bagi dirinya sendiri maupun masyarakat luas.
7. Pengembangan kepribadian pencari kerja agar matang, dinamis dan kreatif memiliki tujuan dan visi yang jauh ke depan, berani mengambil tantangan serta mempunyai mindset yang benar. Itu merupakan tuntutan utama dan mendasar di era globalisasi dan informasi yang sangat kompetitif dewasa ini dan di masa-masa mendatang; karena kesuksesan yang hakiki berawal dari sikap mental kita untuk beranii berpikir dan bertindak secara nyata, tulus, jujur matang, sepenuh hati, profesional dan bertanggung jawab.
8. Mengaitkan secara erat (sinergi) masalah pengangguran dengan memanfaatkan masalah yang identik di wilayah Kota Bekasi, seperti sampah, pengendalian banjir, dan lingkungan yang tidak sehat. Sampah, misalnya, terdiri dari bahan organik yang dapat dijadikan kompos dan bahan non-organik yang dapat didaur ulang yang memiliki nilai ekonomis dan akan menciptakan lapangan kerja.
9. Mengembangkan suatu lembaga antarkerja secara profesional. Lembaga itu dapat disebutkan sebagai job center dan dibangun dan dikembangkan secara profesional sehingga dapat membimbing dan menyalurkan para pencari kerja. Pengembangan lembaga itu mencakup, antara lain sumber daya manusianya (brainware), perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), manajemen dan keuangan. Lembaga itu dapat di bawah lembaga jaminan sosial penganggur atau bekerja sama tergantung kondisinya.
10. Segera harus disempurnakan kurikulum dan sistem pendidikan nasional (Sisdiknas). Sistem pendidikan dan kurikulum sangat menentukan kualitas pendidikan. Karena itu, Sisdiknas perlu reorientasi supaya dapat mencapai tujuan pendidikan secara optimal, selain kualitas juga kesesuaian dengan trend kebutuhan industri.
11. Peningkatan peran orang tua untuk mengarahkan pendidikan anak sesuai minat dan bakat disesuaikan dengan dunia kerja nantinya;
12. Kesembilan, upayakan untuk mencegah perselisihan hubungan industrial (PHI) dan pemutusan hubungan kerja (PHK). PHI dewasa ini sangat banyak berperan terhadap penutupan perusahaan, penurunan produktivitas, penurunan permintaan produksi industri tertentu dan seterusnya. Akibatnya, bukan hanya tidak mampu menciptakan lapangan kerja baru, justru sebaliknya bermuara pada PHK yang berarti menambah jumlah penganggur. (Surat Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Bekasi atas tulisan yang kami buat).


NB: Sebelumnya kami selaku SKPD yang menangani ketenagakerjaan di Kota Bekasi mengucapkan terimakasih atas apresiasi Saudara terhadap masalah ketenagakerjaan khususnya penanggulangan masalah pengangguran .

Senin, 22 Maret 2010

AKSI SIMPATIK PENYANYI JALANAN BEKASI DUKUNG ADIPURA


Selama ini diketahui apabila ratusan masyarakat melakukan orasi di kantor walikota Bekasi biasanya menuntut walikota untuk merubah kebijakan. Namun kali ini, Senin (22/3/2010) kedatangan massa yang berjumlah 300 orang menyampaikan dukungan terhadap tindakan nyata yang dilakukan Pemkot Bekasi sehingga kota Bekasi bersih dan indah.

Massa yang hadir dan melakukan orasi didepan lobby kantor walikota diantaranya dari
dari Kelompok Pengamen Jalanan (PKJ) dan Jaringan Aktivis Pemuda dan Mahasiswa Bekasi (JAPMI). Selain berorasi mereka juga mendendangkan tembang-tembang ciptaannya tepat di pintu utama kantor walikota Bekasi yang kebetulan seusai apel pagi berada di kantor.

Mahasiswa Bekasi menyampaikan dukungan terhadap langkah yang dilakukan oleh Pemkot Bekasi dalam hal ini walikota yang membuat Kota Bekasi jauh lebih bersih dari sebelumnya. Mereka berharap agar gerakan Bekasi bersih dapat dilanjutkan sehingga kebersihan dan keindahan dapat menjadi wajah Kota Bekasi serta diraihnya adipura. KPJ dan JAPMI juga berharap dilibatkannya seluruh elemen masyarakat merupakan gerakan bersama untuk rasa kepemilikan akan kota dan Adipura pada khususnya.

Dalam kesempatan itu Saroni meminta pada pemkot Bekasi untuk mengakui partisipasi penyanyi jalanan, pemuda dan mahasiswa sebagai bagian dari gerakan masyarakat Bekasi cinta adipura. “Tidak menganggap pengamen sebagai sampah, tetapi pengamen juga bagian masyarakat yang terlibat langsung dalam membersihkan jalan-jalan kota” tegasnya.

Walikota Bekasi Mochtar Mohamad saat menemui gabungan aksi simpatik Bekasi Bersih sangat setuju dengan ide gerakan cinta adipura menjadi milik seluruh masyarakat Bekasi atau warga yang hanya singgah. Gerakan Bekasi Bersih untuk adipura diharapkan dapat memotivasi seluruh warga masyarakat untuk memperhatikan lingkungan sekitarnya. “Adipura yang kita harapkan adalah milik kita bersama. Oleh sebab itu mari bersama-sama kita bersihkan lingkungan kita.” Pungkasnya sambil mengajak rombongan aksi simpatik untuk bersama-sama membersihkan jalan Ahmad Yani.

Sambil menyanyikan bersama mars Damai Nusantara para peserta aksi bersama-sama membersihkan sampah dengan sapu dan penki yang mereka bawa. Walikota Bekasi ditemani ketua GEMAR Adipura Bekasi H. Abdul Manan memberikan semangat semua peserta yang terlibat. Acara diakhiri dengan makan bersama seluruh peserta aksi bertempat di plaza Patriot. Aksi simpatik ini terbilang sukses. Selain melibatkan para ketua Kelompok juga partisipasi pengamen jalanan secara langsung baik dari Tol Barat, Tol Timur, Terminal Bekasi, perempatan Unisma dan juga Bulak Kapal. (Don).

Minggu, 21 Maret 2010

Pemkot Bekasi Segera Bangun 32 Taman Kuliner


Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, segera membangun 32 taman kuliner di 12 kecamatan untuk menata para pedagang kaki lima (PKL), kata Kepala Bidang Pembinaan Pedagang Kaki Lima Dinas Perekonomian Rakyat A Djamhur di Bekasi, Kamis.

"Tujuan dibangunnya taman kuliner juga sebagai ikon Kota Bekasi," katanya.

Menurut dia, taman kuliner tersebut memiliki potensi untuk mengundang wisatawan domestik maupun mancanegara. "Sehingga, siapa pun warga dari luar daerah yang kebetulan sedang melintas maupun singgah di Kota Bekasi, dapat menikmati taman kuliner itu," katanya.

Ia berharap taman kuliner ini nanti dapat cepat berkembang, mengingat masyarakat Kota Bekasi sangat heterogen dan konsumtif.

Selain itu, kata dia, banyak masyarakat khususnya pendatang yang belum mengetahui makanan khas Bekasi, sehingga mereka bisa mendapatkannya di taman kuliner tersebut.

"Taman kuliner ini akan menyediakan beragam jenis makanan khas Bekasi yang dapat dipilih konsumen, seperti sayur pucung, ikan gabus, sayur bandeng, pecak bandeng, dan yang lainnya," katanya.

Ide pembangunan 32 taman kuliner itu, kata Djamhur datang dari Wakil Walikota Bekasi Rahmat Effendi yang ingin menata PKL guna meraih Adipura.

Sedangkan untuk pembangunannya, menurut dia, Dispera Kota Bekasi akan merangkul pengusaha yang peduli terhadap PKL.

"Rencananya pada pertengahan tahun ini pembangunannya akan dimulai, dan masing-masing kelurahan minimal memiliki satu taman kuliner," katanya.

Sementara itu, Rini Ruswendi (28) pedagang di kawasan wisata kuliner Kampung Dua Ratus, Kecamatan Bekasi Timur mengatakan pesimistis dengan rencana tersebut. "Sebab, sebanyak 40 gerobak wisata kuliner di sini terkesan luput dari perhatian pemerintah, sehingga banyak yang bangkrut," katanya.

Menurut dia, kawasan wisata kuliner Kampung Dua Ratus yang digagas Walikota Bekasi Mochtar Mohammad perlahan-lahan mulai gulung tikar. Alasannya, lokasi yang tidak strategis menyebabkan sepi pembeli.

"Lokasi kami tepatnya di depan Asrama Haji Bekasi, meski dekat dengan jalan utama, namun pemerintah tidak punya inisiatif untuk memasang papan petunjuk arah ke kawasan wisata kuliner," katanya.

Ia menyebutkan kini di kawasan wisata kuliner Kampung Dua Ratus hanya tinggal delapan pedagang yang masih bertahan. (don).