Halaman


Prabowo Subianto For Presiden

Kamis, 10 Juni 2010

PIMPINAN DPRD KOTA BEKASI PERTANYAKAN HASIL TENDER

Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Kota Bekasi mempertanyakan hasil tender di dinas Bina Marga dan Tata Air (Dinbimarta) Kota Bekasi yang tak kunjung diumumkan juga sampai awal bulan Juni. Padahal pemasukan dokumen dilakukan awal bulan Mei 2010 lalu. Sudah genap satu bulan lebih tender Dinbimarta tak juga diumumkan, sehingga beberapa pengusaha tampak resah menunggu hasil pengumuman.

Saat ditemui di ruang kerjanya Sutriono S. Pd. mempertanyakan kinerja panitia yang sudah mengingkari waktu pengumuman yang seharusnya. Pelelangan sendiri dilaksanakan tanggal 6 Mei 2010 bertempat di Aula Kyai Noer Ali. artinya sudah hampir 45 hari sebagai batas waktu untuk dapat mengumumkan hasil pemasukan dokumen atau pelelang di dinbimarta Kota Bekasi.

Banyak pengusaha mempertanyakan kredibilitas panitia tender dinbimarta yang tidak seperti biasanya mengulur-ulur pengumuman tender dinas tersebut. 407 paket pekerjaan yang dilelangkan, menurut sebuah sumber, belum bisa diumumkan karena ada benturan kepentingan terkait hasil pemasukan dokumen. Beberapa pengusaha yang sudah menyetor uang banyak dalam pelaksanaan pemasukan dokumen berada dibawah rivalnya dalam penawaran terendah.

Hal tersebut membuat pengusaha yang kecewa melakukan intrik-intrik langsung pada pihak-pihak yang menerima uang yang menjanjikan memenangkan paket pekerjaan tertentu. Bahkan salah satunya sudah sampai membuat surat pernyataan bermeterai terkait uang-uang yang sudah dikeluarkan untuk dikonversi menjadi piutang atau akan dilaporkan pada pihak yang berwajib. Tak terkecuali pimpinan dinas, Ir. Agus Sofyan, tersebut yang mendapatkan banyak keluhan dari pengusaha soal kebijakannya yang dirasa aneh.

Lagi-lagi pengaturan pemenang menjadi issue utama pelaksanaan tender dinbimarta yang memiliki nilai secara keseluruhan proyek yang ditender Rp. 128 milyar. Dikaitkan dengan pencalonan sang kepala dinas di Kabupaten Karawang yang menyebabkan biaya keikutsertaan tender menjadi sangat mahal. Diantara pengusaha pun sudah mulai menghitung kerugian dari keikut sertaan pada beberapa proyek yang ditenderkan.

Kamto anggota Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) sejak awal meyakini proses tender di dinbimarta sudah tidak bisa dipercaya. Mulai dari persiapan, model dan dugaan mafia dokumen penawaran yang dilakukan konsultan pelaksana diyakini akan mengakibatkan kerugian. Pemahaman pada obyek tender yang diikuti dan fokus para kontraktor pada janji-janji pimpinan dinas akan berakibat pada mengutamakan keuntungan ketimbang kualitas pekerjaan.

Kamto pun memberi isyarat akan melakukan pembongkaran penggelapan atau apapun bentuk yang berakibat pada kerugian masyarakat Bekasi. "GMBI sangat konsern pada proses persiapan dan pelaksanaan pekerjaan." tegasnya. (Dony).

MONUMEN KEMENANGAN ADIPURA


Usulan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bekasi, Azhar Laena, untuk pembangunan monumen Piala Adipura di Kota Bekasi mendapatkan sambutan baik dari masyarakat Bekasi. Asep Sukarya, Sekretaris Distrik Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI), berharap monumen itu dapat mengenangkan seluruh warga kota Bekasi atas perjuangan mereka dalam menata dan membersihkan kota Bekasi, sehingga Kota Bekasi didaulat sebagai kota Metropolitan yang bersih dan sehat lingkungannya. Selanjutnya nilai-nilai yang sudah dihasilkan dalam kerja meraih adipura 2010 dapat dipertahankan atau bahkan dikukuhkan warga kota Patriot.


Situs sejarah yang akan dibuat itu dihari depan akan memotivasi warga untuk terus-menerus melakukan kegiatan bersama-sama merawat lingkungan hidup. "Monumen itu juga bisa menjadi pemantik warga dan pemerintah Kota Bekasi untuk membuat prestasi-prestasi dibidang lainnya." katanya.


Namun agar tetap disesuaikan dengan proses pembangunan, GMBI meminta pemerintah Kota Bekasi untuk tetap melakukan pengkajian dan analisa dalam pembuatan museum. Agar monumen yang akan dibangun tidak mengalami nasib seperti situs-situs sejarah lain yang kurang perhatian dan tidak terawat dengan baik. Asep mencontohkan, monumen perjuangan rakyat Kota Bekasi yang sempat dibangun tahun 2007 kondisinya memprihatinkan sekali. Lokasi monumen seperti tertutup keberadaan pedagang loak di sekitar jalan Djuanda dekat jembatan kali Bekasi.


GMBI meminta pemerintah Kota Bekasi mengundang seluruh stake holder yang terlibat mensukseskan didapatkannya piala Adipura oleh pemerintah Kota Bekasi untuk mendiskusikannya bersama. Asep mengingatkan persoalan tersebut agar suatu saat tidak ada polemik tentang keberadaan dan bentuk monumen yang dibangun. Setengah dekade lalu pernah terjadi pengrusakan dengan dibakarnya patung Lele yang dianggap tidak mewakili simbol Bekasi yang berada di daerah bulan-bulan.


Hal senada juga diutarakan oleh Ir. Dudy Setiabudi, saat ditemui di ruang kerjanya, menilik usulan kepada walikota dan wakil walikota juga harus dibahas secara serius. Perencanaan yang baik dibutuhkan agar pelaksanaan pembangunan nantinya tidak mengalami kendala saat pekerjaannya. Secara tekhnis dan operasional serta seluruh aspek terkait pembangunan museum harus dibicarakan secara jelas dan detail. Dibutuhkan gambar dan berbagai hitungan yang tepat, sehingga monumen tersebut memenuhi harapan semua pihak dan selalu dikunjungi orang. (Don).