Halaman


Prabowo Subianto For Presiden

Sabtu, 24 Oktober 2009

Warga Bekasi Keluhkan Jalan Perumahan Gelap

Bekasi (ANTARA News) - Warga perumahan Pondok Mitra Lestari, Jati Asih, Kota Bekasi mengeluhkan kurangnya penerangan jalan utama di kompleks perumahan tersebut meski tiang listrik dan lampu sudah terpasang.

"Kalau malam hari lokasinya gelap hingga mengganggu warga yang akan keluar masuk kompleks. Di jalan tersebut juga terdapat SMA 6 Kota Bekasi, hingga lampu penerangan sangat diperlukan," ujar Nandang (35), warga blok C7 komplek Perumahan tersebut.

Kondisi tersebut sudah dirasakan sejak hampir satu tahun terakhir.

"Kabarnya pemerintah telah menaikkan tarif pajak penerangan jalan umum dan berjanji akan meningkatkan pelayanan tapi kita tidak melihat adanya bukti keseriusan untuk meningkatkan pelayanan tersebut," ujarnya.

Kenaikan PAD dari sektor pajak penerangan jalan umum (PJU) di Kota Bekasi dari Rp37 miliar tahun lalu menjadi Rp57 miliar pada 2009.

Kepala Dinas Pemakaman, Pertamanan dan penerangan jalan umum, Kota Bekasi, Nardi Surjakandi, mengatakan, belum mengetahui kondisi lampu jalan di kompleks perumahan Pondok Mitra Lestari itu.

Ia mengatakan di Kota Bekasi ada ratusan kompleks perumahan dan sulit bagi petugas untuk mengecek kondisi penerangan jalan hingga partisipasi warga sangat diperlukan dalam melaporkan kondisi penerangan di lingkungannya.

Pihaknya selama 2009 hanya mendapat anggaran sebesar Rp1,7 miliar untuk penambahan 247 titik PJU baru tersebar di 12 kecamatan dan Rp750 juta untuk pemeliharaan selama satu tahun.

Tagihan listrik Pemkot atas penggunaan daya PLN untuk PJU tersebut kini sudah mencapai Rp1,4 miliar-Rp1,5 miliar per bulan, sementara pendapatan dari PJU per tahun mencapai Rp35 miliar.(*)

Jumat, 23 Oktober 2009

Penculikan Michael Diduga Didalangi Ayah Kandung


Bekasi - Kepolisian Resor Metropolitan (Polres metro) Bekasi, Jawa Barat (Jabar), menyatakan kasus penculikan terhadap Michael Antoni Gracia (4) diduga akibat sengketa rumah tangga.

Kapolresmetro Bekasi, Kombes Masguntur Laophe di Bekasi, Jumat, mengatakan orang tua Michael yakni Atep dan Ny. Leli telah bercerai sejak tahun 2007 lalu.

"Kasus ini tidak ada kaitannya dengan sindikat penjualan anak. Kejadian ini murni merupakan sengketa perebutan anak yang dilakukan oleh orang tuanya," kata Masguntur.

Pihak Kepolisian, kata dia, hingga kini masih melakukan upaya pengejaran terhadap para pelaku yang diduga berjumlah empat orang.

"Kasus ini adalah yang kedua kalinya terjadi. Kejadian awal sekitar tahun 2008 lalu dan telah ditangani pihak Polda. Hasil penelusuran petugas menyatakan bahwa Michael korban dari perebutan hak asuh anak," ujarnya.

Ditambahkan Masguntur, berdasarkan hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) di Jalan Melati III, RT2 RW8, Kelurahan Margahayu, Kecamatan Bekasi Timur, pihaknya menetapkan tersangka masing-masing, Atep selaku ayah kandung korban bersama pembantu dan salah seorang supir.

"Modusnya, Atep bekerja sama dengan supirnya meminta pertolongan pembantu perempuan di rumah korban untuk melakukan penculikan. Kami belum tahu di mana anak tersebut disembunyikan. Hingga kini kami masih mengejar mereka," ujar Masguntur.

Peristiwa penculikan terhadap Michael terjadi pada Kamis siang (22/10). Sejumlah saksi mata menerangkan, pelaku berjumlah dua orang. Satu wanita mengenakan kerudung, sementara satu orang membawa sepeda motor. (*)

AKHIR TAHUN RUSUNAWA BEKASI JAYA AKAN DIRESMIKAN


Bangunan yang sudah 3 tahun lebih terbengkalai, beberapa bagian bangunannya rusak, rumah susun sewa (Rusunawa) di jalan baru, kelurahan Bekasi Jaya, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi akan diresmikan pemakaiannya pada tahun ini. Pemerintah kota Bekasi menganggarkan dana sebesar Rp. 1,8 milyar untuk perbaikan bagian bangunan yang rusak, hilang dan sekaligus untuk pengelolaannya.

Sebanyak 96 unit rumah di rusunawa berlantai 5 diperkirakan sudah dapat ditempati masyarakat penyewa pada bulan Desember 2009. Sayangnya pemda kota Bekasi melalui Dinas Pengawasan dan penataan Bangunan sampai hari ini belum menetapkan harga sewanya. Dengan alasan sedang dilakukan penaksiran nilai sewa. Selain itu Menurut Aan Suhanda (kepala Dinas P2B) pemkot Bekasi sedang menyelesaikan bangunan yang rusak dan banyaknya bagian bangunan rusunawa yang hilang.

Dinas P2B dibantu beberapa instansi terkait sedang melakukan penaksiran melalui tim investigasi. Hasil investigasi nantinya akan diserahkan kepada konsultan untuk dihitung. Aan Suhanda memperkirakan kerugian yang dialami akibat terbengkalainya bangunan sebesar Rp. 1,2 milyar. Target pembangunan yang akan menghabiskan anggaran Rp. 1,8 milyar itu mampu menyelesaikan 35 unit yang bisa langsung ditempati tahun ini. Perbaikan secara keseluruhan yang dimaksudnya adalah perbaikan kerusakan dan pembangunan instalasi listrik dan instalasi air bila ditotal akan menghabiskan anggaran senilai Rp. 4 milyar.

Dinas P2B berharap pada tahun 2010 selururuh bangunan sudah selesai dan dapat ditempati. Selanjutnya pemkot Bekasi akan menyiapkan peraturan daerah untuk menentukan besaran nilai sewa. Selain itu juga akan semakin jelas fungsi dan berbagai aspek terkait rusunawa. Hal lain yang akan masuk dalam raperda adalah sistem pengelolaan rusunawa yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pemukiman dan menjadi bagian renstra tata ruang.

Rupiah Pagi Melemah Dekati Rp9.500 per Dolar



Jakarta - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Jumat pagi merosot tajam hingga mendekati angka batas psikologis Rp9.500 per dolar, karena pelaku pasar berlanjut melepas mata uang Indonesia, meski dolar di pasar regional melemah.

Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar menjadi Rp9.480-Rp9.495 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.410-Rp9.425 atau turun 70 poin.

Analis Valas PT Bank Himpunan Saudara Tbk, Rully Nova di Jakarta, mengatakan, aksi lepas rupiah yang berlanjut oleh pelaku pasar menunjukkan pelaku tidak mengindahkan adanya faktor positif dari eksternal seperti dolar di pasar regional yang melemah.

Selain itu , menguatnya bursa Wall Street di AS akibat membaiknya pendapatan korporasi juga belum memicu pelaku pasar mengalihkan kegiatannya dari melepas rupiah kemudian membelinya, katanya.

Pelaku pasar, menurut Rully Nova, saat ini sedang memperhatikan susunan kabinet Indonesia Bersatu (KIB) kedua yang telah diumumkan Presiden SBY dan rencana kerja yang akan direncanakan pada sidang kabinet hari Jumat.

"Kami optimistis rupiah akan kembali membaik, setelah tiga hari berturut-turut terkoreksi sehingga merosot mendekati angka Rp9.500 per dolar," ucapnya.

Rupiah, lanjut dia, masih punya peluang untuk kembali menguat, karena pelaku asing masih menunggu program kerja KIB kedua yang diperkirakan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi menyusul membaik pertumbuhan ekonomi global.

Jadi peluang rupiah untuk kembali di bawah angka Rp9.300 per dolar masih cukup besar, apalagi sejumlah investor dari Arab Saudi berminat masuk pasar domestik untuk bermain di pasar syariah, katanya.

Koreksi harga terhadap rupiah, menurut dia masih normal, apalagi posisinya masih di bawah angka Rp9.500 per dolar yang menunjukkan ekonomi makro Indonesia masih cukup baik.

Selain itu, selisih bunga rupiah terhadap dolar yang masih tinggi juga merupakan faktor yang mendorong pelaku asing tetap bermain di pasar Indonesia, ucapnya. (*)

STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI)


No No SNI Judul Ruang Lingkup
51 SNI 03-2414-1991 Metode Pengukuran Debit Sungai dan Saluran Terbuka. Judul direvisi menjadi: Tata cara pengukuran debit aliran sungai dan saluran terbuka menggunakan alat ukur arus dan pelampung Metode ini digunakan untuk menghitung debit sungai dan saluran terbuka yang tidak terpengaruh arus balik atau aliran lahar pada saat muka air rendah sampai tinggi, yang masih tertampung di dalam alur sungai atau saluran terbuka.
52 SNI 03-2415-1991 Metode Perhitungan Debit Banjir. Judul direvisi menjadi Tata cara perhitungan debit banjir Metode ini digunakan dalam menentukan debit banjir rencana yang andal dan terpercaya dalam perencanaan bangunan air.
53 SNI 03-2416-1991 Metode Pengujian Lendutan Perkerasan Lentur dengan Alat Benkelman Beam Judul direvisi menjadi:Cara uji lendutan perkeraan lentur dengan alat benkelman beam Metode ini digunakan untuk mendapatkan data lapangan yang akan digunakan dalam penilaian struktur perkerasan, peramalan perwujudan perkerasan, perencanaan teknik perkerasan atau lapis tambahan di atas perkerasan dengan menggunakan alat Benkelman Beam.
54 SNI 03-2437-1991 Metode Pengujian Laboratorium untuk Menentukan Parameter Sifat Fisika Pada Contoh Batu. Metode ini digunakan untuk mengetahui sifat-sifat fisika contoh batu, antara lain yaitu kepadatan asli, kadar air asli, kepadatan jenuh, penyerapan kepadatan kering, derajat kejenuhan, porositas, berat jenis semu, berat jenis sebenarnya dan angka pori berdasarkan hasil pengkajian dan perhitungan laboratorium.
55 SNI 03-2439-1991 Metode Pengujian Kelekatan Agregat terhadap Aspal Judul direvisi menjadi :Cara Uji Penyelimutan dan Pengelupasan Pada Campuran Agregat-Aspal Metode ini digunakan untuk menentukan besarnya angka kelekatan agregat terhadap aspal. Standar ini menetapkan cara untuk menguji ketahanan penyelimutan film aspal pada permukaan suatu agregat. Pengujian ini diterapkan pada aspal cair, aspal emulsi, dan aspal semi padat.
56 SNI 03-2443-1991 Spesifikasi Trotoar Spesifikasi ini digunakan dalam peren-canaan teknis, pelaksanaan, dan pengawasan lapangan dalam menentukan dimensi, kemiringan, elevasi, dan bentuk trotoar.
57 SNI 03-2445-1991 Spesifikasi Ukuran Kayu Untuk Bangunan Rumah dan Gedung Spesifikasi ini digunakan untuk menentukan ukuran kayu gergajian di pasaran sehingga memudahkan dalam pengerjaan dan menghemat pemakaian kayu bagi pemakai
58 SNI 03-2446-1991 Spesifikasi Bangunan Pengaman Tepi Jalan Spesifikasi ini digunakan dalam membuat bangunan pengaman tepi jalan agar kenda-raan tidak keluar dari jalurnya, dan menghin dari kemungkinan terjadinya tabrakan frontal antara sesama kendaraan dari arah berlawanan
59 SNI 03-2447-1991 Spesifikasi Rumah Tumbuh Rangka Beratap dengan Komponen Beton. Spesifikasi ini digunakan dalam pembangunan rumah tumbuh di atas tanah matang dengan tujuan untuk membuat rumah tumbuh rangka beratap tanpa dinding pengisi yang akan dikembangkan sesuai kebutuhan
60 SNI 03-2448-1991 Spesifikasi Komponen Beton Pracetak untuk Rumah Tumbuh Rangka Beratap. Spesifikasi ini digunakan sebagai pegangan bagi perencana, produsen dan pelaksanan dalam merencanakan, memproduksi komponen dan melaksanakan bangunan. Tujuannya untuk keseragaman mutu, penghematan bahan, biaya dan waktu pelaksanaan.
61 SNI 03-2449-1991 Spesifikasi Kuda-kuda Kayu Balok Paku Tipe 15/6 Spesifikasi ini digunakan dalam merencana, memproduksi dan melaksanakan di lapangan yang bertujuan untuk menghasilkan mutu kuda-kuda yang sama, menghemat bahan, tenaga dan waktu, mudah dalam perencanaan dan pelaksanaan
62 SNI 03-2450-1991 Spesifikasi Kuda-kuda Kayu Balok Paku Tipe 30/6 Spesifikasi ini digunakan dalam merencana, memproduksi dan melaksanakan di lapangan yang bertujuan untuk menghasilkan mutu kuda-kuda yang sama, menghemat bahan, tenaga dan waktu, mudah dalam perencanaan dan pelaksanaan
63 SNI 03-2452-1991 Spesifikasi Rumah Tumbuh Rangka Beratap RTRB Kayu Spesifikasi ini digunakan sebagai pegangan bagi perencana, produsen dan pelaksana dalam merencanakan, memproduksi komponen dan melaksanakan bangunan. Tujuannya untuk keseragaman mutu, penghematan bahan, biaya dan waktu pelaksanaan
64 SNI 03-2453-2002 Tata Cara Perencanaan Teknik Sumur Resapan Air Hujan Untuk Lahan Pekarangan Tata cara ini digunakan sebagai acuan dalam merencanakan teknik sumur resapan air hujan serta persyaratannya, antara lain mengurangi limpasan permukaan yang sangat berlebihan dan sekaligus untuk menambah potensi air tanah
65 SNI 03-2455-1991 Metode Pengujian Triaxial A Judul direvisi menjadi :Cara uji triaksial untuk tanah dalam keadaan terkonsolidasi tidak terdrainase (CU) dan terkonsolidasi terdrainase (CD) Metode ini digunakan sebagai acuan dalam uji geser trisumbu tekan terkonsolidasi tanpa drainase untuk tanah berkohesi
66 SNI 03-2457-1991 Metode Pengujian Agregat untuk Beton Penahan Radiasi Metode ini digunakan untuk menentukan mutu agregat yang akan digunakan untuk beton penahan radiasi
67 SNI 03-2460-1991 Spesifikasi Abu Terbang Sebagai Bahan Tambahan Untuk Campuran Beton Tujuan spesifikasi ini adalah untuk memberikan persyaratan mutu abu terbang sebagai bahan tambahan dalam campuran beton sehingga didapatkan sifat-sifat khusus dari beton
68 SNI 03-2461-2002 Spesifikasi Agregat Ringan Untuk Beton Ringan Struktur Standar ini dimaksudkan untuk digunakan sebagai pegangan bagi produsen / perencana dan pelaksanaan pekerjaan beton dalam menilai mutu agregat ringan yang memenuhi persyaratan. Spesifikasi ini mencakup ketentuan mengenai agregat ringan yang digunakan dalam pembuatan beton struktural dengan pertimbangan utamanya adalah ringannya bobot dan tingginya kekuatan, yang meliputi persyuaratan mengenai komposisi kimia, sifat fisis serta penggantian pasir alam. Nilai dinyatakan dalam satuan metrik yang digunakan sebagai standar.
69 SNI 03-2487-1991 Metode Pengujian Lapangan Kekuatan Geser Baling pada tanah berkohesi. Judul direvisi menjadi :Cara uji kuat geser baling pada tanah kohesif di lapangan Metode ini digunakan untuk memperoleh parameter kekuatan geser tanah lembek berkohesi yang jenuh air pada kondisi tanpa drainase.
70 SNI 03-2491-2002 Metode Pengujian Kuat Tarik Belah Beton 1) Metode pengujian ini mencakup cara penentuan kuat tarik belah benda uji yang dicetak berbentuk silinder atau beton inti yang diperoleh dengan cara pengeboran termasuk ketentuan peralatan dan prosedur pengujiannya serta perhitungan kekuatan tarik belah; 2) Pengujian kuat tarik belah digunakan untuk mengevaluasi ketahanan geser dari komponen struktur yang terbuat dari beton yang menggunakan agregat ringan.
71 SNI 03-2492-2002 Metode Pengambilan dan Pengujian Beton Inti Metode ini mencakup cara pengambilan beton inti, persiapan pengujian dan penentuan kuat tekannya; 2) Metode ini tidak memberikan panduan penentuan pemboran beton inti atau lokasi pengeboran; 3) Metode ini tidak dilengkapi prosedur interpretasi hasil kuat tekan beton inti..
72 SNI 03-2493-1991 Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di Laboratorium judul direvis menjadi Tata cara pembuatan dan perawatan benda uji beton di laboratorium agar memenuhi syarat Metode ini digunakan untuk pembuatan dan perawatan benda uji beton di laboratorium agar memenuhi syarat
73 SNI 03-2494-2002 Spesifikasi Agregat Beton Penahan Radiasi Spesifikasi ini digunakan sebagai acuan bagi produsen agregat/ perencana dan pelaksana pekerjaan beton dalam menilai mutu agregat yang memenuhi persyaratan untuk keperluan beton penahan radiasi. Spesifikasi ini mencakup ketentuan mengenai klasifikasi dan persyaratan teknis agregat untuk pembuat beton penahan radiasi. Agregat untuk beton penahan radiasi ini meliputi, golongan agregat tertentu untuk beton penahan radiasi pengion, golongan agregat untuk beton penahan radiasi neutron dengan pertimbangan utama adalah komposisi atau berat jenis atau keduanya. Nilai dinyatakan dalam satuan metrik yang digunakan sebagai standar.
74 SNI 03-2495-1991 Spesifikasi Bahan Tambahan Untuk Beton Spesifikasi ini memuat persyaratan mutu bahan tambahan yang digunakan sebagai bahan tambahan campuran beton, sehingga didapatkan sifat-sifat khusus dari beton yaitu kemudahan pengerjaan, pengerasan, kekedapan dan keawetan
75 SNI 03-2527-1991 Metode Pengujian Karakteristik Akifer Tertekan dengan Uji Pemompaan Jacob I. Metode ini bertujuan untuk menetapkan karakteristik akifer tertekan dan produktivitas suatu sumur.
76 SNI 03-2528-1991 Metode Eksplorasi Awal Air Tanah dengan Cara Geolistrik Wenner. Metode ini digunakan dalam pengukuran tahanan jenis perlapisan batu atau tanah di bawah permukaan tanah dengan susunan elektroda Wenner.
77 SNI 03-2812-1992 Metode Pengujian Konsolidasi Tanah Satu Dimensi. Judul direvisi menjadi :Cara uji konsolidasi tanah satu dimensi Standar ini menetapkan metode pengujian konsolidasi tanah satu demensi yang membahas persyaratan, ketentuan, cara uji serta laporan uji perihal konsolidasi tanah yang dibebani aksial dan ditahan pergerakan dalam arah lateral.
78 SNI 03-2814-1992 Metode Pengujian Indek Kekuatan Batu dengan Beban Titik. Metode ini digunakan dalam uji konsolidasi satu dimensi pada benda uji tanah, yang bertujuan untuk mendapatkan parameter kompressibilitas dan kecepatan konsolidasi tanah.
79 SNI 03-2815-1992 Metode Pengujian Triaxial B Judul direvisi menjadi:Cara uji tekan triaksial pada laboratorium Metode ini digunakan dalam pengujian laboratorium geser dengan cara uji langsung terkonsolidasi dengan drainase pada benda uji tanah. Hasil yang diperoleh adalah parameter kekuatan geser tanah terganggu yang terkonsolidasi
80 SNI 03-2816-1992 Metode Pengujian Kadar Bahan Organik Dalam Tanah Dengan Pembakaran Metode ini digunakan untuk menentukan besarnya kadar bahan organik dalam tanah dengan pembakaran.
81 SNI 03-2817-1992 Metode Pengujian Akifer Tertekan dengan Pemompaan Papadopulos Cooper. Metode ini digunakan untuk menetapkan karakteristik hidrolik akifer serta produktifitas suatu sumur, dengan mempergunakan uji pemompaan Papadopulos-Cooper.
82 SNI 03-2818-1992 Metode Eksplorasi Air Tanah dengan Geolistrik Susunan Schlumberger. Metode ini digunakan dalam pengukuran tahanan jenis pelapisan batu atau tanah di bawah permukaan tanah dengan susunan elektroda Schlumberger, khususnya untuk eksplorasi awal air tanah dengan geologi bawah permukaan dan menduga air tanahnya berdasarkan anomali tahapan jenis.
83 SNI 03-2819-1992 Metode Pengukuran Debit Sungai dan Saluran Terbuka dengan Alat Ukur Arus Tipe Baling-Baling. Metode ini digunakan untuk menentukan besarnya debit sungai/saluran terbuka dan lokasi yang tidak terpengaruh arus balik aliran lahar.
84 SNI 03-2820-1992 Metode Pengukuran Debit Sungai dan Saluran Terbuka dengan Pelampung Permukaan. Metode ini digunakan untuk menentukan besarnya debit sungai dan saluran terbuka yang tidak terpengaruh arus balik atau aliran lahar, untuk mendapatkan data kasar debit sungai dan saluran tersier.
85 SNI 03-2821-1992 Metode Perhitungan Evapotranspirasi Potensial Dengan Panci Penguapan Kelas A Metode ini digunakan untuk menghitung besarnya Evapotranspirasi potensial menggunakan panci penguapan kelas A.
86 SNI 03-2822-1992 Metode Pembuatan Lengkung Debit dan Tabel Sungai / Saluran Terbuka dengan Analisa Grafis. Metode ini digunakan untuk pembuatan lengkung debit sungai / saluran terbuka dengan analisis grafis untuk mendapatkan gambaran hubungan antara tinggi muka air dengan debit sungai / saluran terbuka.
87 SNI 03-2823-1992 Metode Pengujian Kuat Lentur Batu Memakai Gelagar Sederhana Dengan Sistem Beban Titik Di Tengah. Metode ini digunakan untuk memperoleh parameter kuat lentur dari hasil pengujian di Laboratorium.
88 SNI 03-2824-1992 Metode Pengujian Geser Langsung Batu.Judul direvisi: Cara uji geser langsung batu Metode ini digunakan untuk memperoleh parameter kuat geser batu.
89 SNI 03-2828-1992 Metode Pengujian Kepadatan Lapangan Dengan Alat Konus Pasir Judul direvisi menjadi :Cara uji kepadatan lapangan dengan alat konus pasir Metode ini digunakan untuk menentukan angka kepadatan lapangan dengan alat konus pasir.
90 SNI 03-2829-1992 Metode perhitungan tiang pancang beton pada krib di sungai. judul direvisi menjadi : Tata cara perhitungan krib tiang pancang beton di sungai Metode ini digunakan untuk mendesain tiang pancang beton pada krib di sungai yang aman dan berfungsi semestinya.
91 SNI 03-2831-1992 Metode Pengujian kotoran Organik dalam Tanah dengan Pembakaran Metode ini digunakan untuk menentukan besarnya kadar bahan organik dalam tanah dengan pembakaran
92 SNI 03-2832-1992 Metode Pengujian untuk Mendapatkan Kepadatan Tanah Maksimum dengan Kadar Air optimum Metode ini digunakan untuk menentukan besarnya kepadatan tanah maksimum dengan kadar air optimum, untuk memperoleh kepadatan tanah basah maksimum dan selisih kadar kadar air secara cepat serta dipakai sebagai standar kualitas kepadatan di lapangan.
93 SNI 03-2834-2000 Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal Tata cara ini digunakan untuk merencanakan proporsi campuran beton tanpa menggunakan bahan tambahan dan bertujuan untuk mendapatkan proporsi campuran yang dapat menghasilkan mutu beton sesuai dengan rencana
94 SNI 03-2838-1992 Tata Cara Perencanaan Teluk Bis Tata cara ini digunakan untuk menyera-gamkan bentuk, ukuran dan lokasi teluk bis, sehingga dapat menjamin kelancaran lalu lintas, keselamatan dan kenyamanan bagi pemakai jalan.
95 SNI 03-2840-1992 Tata Cara Pengerjaan Lembaran Asbes Semen Untuk Penutup Atap Pada Bangunan Rumah dan Gedung Tata cara ini bertujuan untuk melindungi masyarakat dari dampak negatip akibat debu yang ditimbulkan pada waktu pengerjaan pemasangan penutup atap
96 SNI 03-2840-2002 Tata Cara Pengerjaan Lembaran Asbes Semen Untuk Penutup Atap Pada Bangunan Rumah dan Gedung Tata cara ini bertujuan untuk melindungi masyarakat dari dampak negatip akibat debu yang ditimbulkan pada waktu pengerjaan pemasangan penutup atap
97 SNI 03-2841-1992 Tata Cara Pengerjaan Lembaran Asbes Semen Untuk Dinding Pada Bangunan Rumah dan Gedung. Tata cara ini bertujuan untuk melindungi masyarakat dari dampak negatip akibat debu yang ditimbulkan pada waktu pengerjaan pemasangan dinding
98 SNI 03-2845-1992 Tata Cara Perencanaan Rumah Susun Modular Tata cara ini bertujuan untuk memberikan landasan perencanaan desain agar dapat diperoleh suatu perancangan bangunan rumah susun yang optimal dan memenuhi syarat bagi kelayakan suatu hunian
99 SNI 03-2846-1992 Tata Cara Perencanaan Kepadatan Bangunan Lingkungan Bangunan Rumah Susun Hunian Tata cara ini digunakan dalam perencanaan penggunaan lahan secara optimum yang bertujuan untuk merencanakan kepadatan lingkungan perumahan rakyat
100 SNI 03-2847-1992 Tata Cara Penghitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung Tata cara ini digunakan dalam perencanaan dan pelaksanaan struktur beton untuk bangunan gedung, atau struktur bangunan lain yang mempunyai kesamaan karakter dengan struktur bangunan gedung

STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI)


1 SNI 0004-2008 Tata cara commissioning instalasi pengolahan air Tata cara ini meliputi istilah dan definisi, persyaratan yang berlaku untuk semua kapasitas Instalasi Pengolahan Air (IPA) dan cara pengerjaan. Commissioning IPA merupakan uji coba terhadap kinerja masing-masing unit dan terhadap keseluruhan proses IPA dari mulai air baku sampai menjadi air minum yang dilaksanakan oleh tim yang ditetapkan.
2 SNI 02-2406-1991 Tata Cara Perencanaan Umum Drainase Perkotaan Tata cara ini digunakan untuk memperoleh hasil perencanaan drainase perkotaan yang dapat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan teknik perencanaan
3 SNI 03-0090-1999 Spesifikasi Bronjong Kawat Standar ini menetapkan dimensi bronjong kawat dan persyaratan bahan baku, syarat mutu, pengambilan contoh, syarat lulus uji, pengemasan dan syarat penandaan bronjong kawat.
4 SNI 03-0675-1989 Spesifikasi Ukuran Kusen Pintu Kayu, Kusen Jendela Kayu, Daun Pintu Kayu Untuk Bangunan Rumah dan Gedung Spesifikasi ini bertujuan untuk mewujudkan pembuatan, pemasangan, dan pengawasan pelaksanaan yang optimal
5 SNI 03-1724-1989 Tata Cara Perencanaann Hidrologi dan Hidraulik untuk Bangunan di Sungai. Judul direvisi menjadi :Tata cara perhitungan debit andalan air sungai dengan analisis lengkung kekerapan Tata cara ini digunakan dalam mendesain Bangunan disungai (bangunan pemanfaatan, konservasi dan silang) agar memenuhi persyaratan persyaratan hidrologi dan hidraulik, dan bertujuan untuk melestarikan dan meningkatkan keandalan bangunan di sungai dan sungainya sendiri.
6 SNI 03-1725-1989 Tata Cara Perencanaan Pembebanan Jembatan Jalan Raya. Tata Cara ini digunakan dalam menen-tukan beban-beban gaya-gaya untuk perhitungan tegangan-tegangan yang terjadi pada setiap bagian jembatan jalan raya. Penggunaan pedoman ini dimaksudkan untuk mencapai perenca-naan ekonomis sesuai kondisi setempat, tingkat keperluan, kemampuan pelaksanaan dan syarat teknis lainnya, sehingga proses perencanaan menjadi efektif.
7 SNI 03-1726-2002 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Rumah dan Gedung. Tata cara ini digunakan untuk mengarahkan terciptanya pekerjaan perencanaan dan pelaksanaan baja yang memenuhi ketentuan minimum serta mendapatkan hasil pekerjaan struktur yang aman, nyaman dan ekonomi.
8 SNI 03-1727-1989 Tata Cara Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung Tata cara ini digunakan untuk memberikan beban yang diijinkan untuk rumah dan gedung, termasuk beban-beban hidup untuk atap miring, gedung parkir bertingkat dan landasan helikopter pada atap gedung tinggi dimana parameter-parameter pesawat helikopter yang dimuat praktis sudah mencakup semua jenis pesawat yang biasa dioperasikan. Termasuk juga reduksi beban hidup untuk perencanaan balok induk dan portal serta peninjauan gempa, yang pemakaiannya optional, bukan keharusan, terlebih bila reduksi tersebut membahayakan konstruksi atau unsur konstruksi yang ditinjau
9 SNI 03-1728-1989 Tata Cara Pelaksanaan Mendirikan Bangunan Gedung Tata cara ini digunakan untuk memberikan landasan dalam membuat peraturan-peraturan mendirikan bangunan di masing-masing daerah, dengan tujuan menyeragamkan bentuk dan isi dari peraturan-peraturan bangunan yang akan dipergunakan di seluruh kota-kota di Indonesia
10 SNI 03-1729-2002 Tata Cara Perencanaan Bangunan Baja Untuk Gedung Tata cara ini digunakan untuk mengarahkan terciptanya pekerjaan perencanaan dan pelaksanaan baja yang memenuhi ketentuan minimum serta mendapatkan hasil pekerjaan struktur yang aman, nyaman dan ekonomi
11 SNI 03-1730-2002 Tata Cara Perencanaan Gedung Sekolah Menengah Umum Tata cara ini mencakup : " perencanaan arsitektur, struktur / konstruksi dan utilitas gedung; " Sistem pendidikan sekolah menengah umum; " Perubahan sistem pendidikan sekolah menengah umum; " Pembakuan gedung sekolah menengah umum.
12 SNI 03-1731-1989 Tata Cara Keamanan Bendungan. Tata cara ini digunakan dalam melaksanakan kegiatan desain, konstruksi, operasi dan pemeliharaan, serta penghapusan bendungan dengan tujuan untuk menjamin keamanan bendungan dan lingkungannya.
13 SNI 03-1732-1989 Tata Cara Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Analisa Metode Komponen Tata Cara ini merupakan dasar dalam menentukan tebal perkerasan lentur yang dibutuhkan untuk suatu jalan raya.
14 SNI 03-1733-2004 Tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan Tata cara ini bertujuan untuk menghasilkan suatu lingkungan perumahan yang fungsional sekurangkurangnya bagi masyarakat penghuni. (Tata Cara Perencanaan Kawasan Perumahan Kota).
15 SNI 03-1734-1989 Tata Cara Perencanaan Beton Bertulang dan Struktur Dinding Bertulang Untuk Rumah dan Gedung Tata cara ini digunakan untuk mempersingkat waktu perencanaan berbagai bentuk struktur yang umum dan menjamin syarat-syarat perencanaan tahan gempa untuk rumah dan gedung yang berlaku
16 SNI 03-1735-2000 Tata Cara Perencanaan Akses Bangunan dan Akses Lingkungan Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah dan Gedung. Tata cara ini digunakan dalam merencanakan bangunan dan lingkungannya khususnya dalam hal pencegahan terhadap bahaya kebakaran meliputi pengamanan dan penyelamatan terhadap jiwa, harta benda dan kelangsungan fungsi bangunan
17 SNI 03-1736-2000 Tata Cara Perencanaan Struktur Bangunan untuk Pencegahan Bahaya Kebaka-ran pada Bangunan Rumah dan Gedung Tata cara ini digunakan untuk perencanaan struktur bangunan terhadap pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung
18 SNI 03-1738-1989 Metode Pengujian CBR Lapangan Judul direvisi menjadi :Cara uji CBR (California Bearing Ratio) lapangan Metode ini digunakan untuk mengetahui nilai CBR (California Bearing Ratio) langsung di tempat (in place) atau bila diperlukan dapat dilakukan dengan mengambil contoh tanah asli dengan cetakan CBR (undisturb).
19 SNI 03-1744-1989 Metode Pengujian CBR Laboratorium Metode ini digunakan untuk menentukan CBR (California Bearing Ratio) tanah dan campuran tanah agregat yang dipadatkan di laboratorium pada kadar air tertentu.
20 SNI 03-1745-2000 Tata Cara Pemasangan Sistem Hidran untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung. Tata cara ini digunakan sebagai panduan dalam pemasangan sistem hidran untuk memberikan persyaratan minimum pada pemasangan sistem hidran dalam upaya pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung
21 SNI 03-1746-2000 Spesifikasi alat pemadam api portable Digunakan untuk pemasangan alat bantu evakuasi dalam upaya penyelamatan manusia dan meningkatkan keamanan terhadap bahaya kebakaran
22 SNI 03-1747-1989 Spesifikasi Konstruksi Jembatan Tipe Balok T Bentang s/d 25 meter untuk BM 70. Spesifikasi ini berisikan penjelasan umum, teknis dan detail gambar Ren-cana Jembatan Balok "T" kelas Beban BM 70 (70 % pembebanan BM)
23 SNI 03-1748-1989 Spesifikasi Konstruksi Jem-batan Tipe Balok T Bentang s/d 25 meter untuk BM 100 Spesifikasi ini berisikan penjelasan umum, penjelasan teknis dan detail gambar Rencana Jembatan Balok "T" kelas Beban B.M 100 (100% pembe-banan BM ).
24 SNI 03-1758-1990 Cara uji sifat kekal agregat untuk aduk dan beton terhadap pengaruh larutan jenuh natrium dan magnesium sulfat Menetapkan cara uji sifat kekal agregat yang meliputi peralatan, larutan penguji, contoh yang diuji dan persiapan contoh uji, pelaksanaan uji, dan laporan hasil uji. Contoh perhitungan untuk agregat halus dan kasar diberikan
25 SNI 03-1962-1990 Tata Cara Perencanaan Penanggulangan Longsoran Tata cara ini digunakan untuk penanganan longsoran setempat pada khususnya dan meliputi daerah yang luas pada umumnya.
26 SNI 03-1963-1990 Tata Cara Dasar Koordinasi Modular untuk Perancangan Bangunan Rumah dan Gedung Tata cara ini digunakan sebagai pegangan dasar dalam merencana rumah dan gedung menggunakan koordinasi modular. Tujuannya untuk mewujudkan rencana teknis bangunan rumah dan gedung yang optimal
27 SNI 03-1965.1-2000 Metode Pengujian Kadar Air Tanah dengan Alat Speedy Metode ini digunakan untuk menentukan kadar air tanah menggunakan alat speedy
28 SNI 03-1966-1990 Metode Pengujian Batas Plastis Tanah Judul direvisi menjadi :Cara Uji Penentuan Batas Plastis dan Indeks Plastisitas Tanah Metode ini digunakan untuk menentukan batas plastis tanah dalam perencanaan jalan. Dalam cara uji penentuan batas plastis dan indeks plastisitas tanah ini metode penggelengan terdiri dari 2 prosedur yaitu penggelengan menggunakan telapak tangan dan penggelengan menggunakan alat geleng batas cair (sebagai prosedur alternatif).
29 SNI 03-1968-1990 Metode Pengujian Tentang Analisis Saringan Agregat Halus dan Kasar Metode ini digunakan untuk menentukan pembagian butir (gradasi) agregat halus dan agregat kasar menggunakan saringan.
30 SNI 03-1971-1990 Metode Pengujian Kadar Air Agregat Judul direvisi menjadi:Cara uji kadar air total agregat dengan pengeringan Metode ini digunakan untuk menentukan besarnya kadar air agregat.
31 SNI 03-1974-1990 Metode Pengujian Kuat Tekan Beton Judul direvisi menjadi :Cara uji kuat tekan beton Metode ini digunakan untuk menentukan kuat tekan (compressive Strength) beton dengan benda uji berbentuk silinder yang dibuat dan dimatangkan (curring) di laboratorium maupun di lapangan.
32 SNI 03-1975-1990 Metode Mempersiapkan Contoh Tanah dan Tanah mengandung Agregat Metode ini digunakan dalam mempersiapkan contoh tanah dan tanah mengandung agregat secara kering untuk memperoleh benda uji sebagai penyiapan pengujian selanjutnya.
33 SNI 03-1977-1990 Spesifikasi Koordinasi Modular Bangunan Rumah dan Gedung Spesifikasi ini digunakan sebagai pegangan bagi perencana teknis, pelaksana, produsen bahan bangunan, komponen bangunan, dan elemen bangunan, untuk memilih dimensi modul arah horisontal dan vertikal untuk bangunan rumah dan gedung. Tujuannya untuk menghemat bahan, komponen dan elemen bangunan serta waktu pemasangan dan penggunaan tenaga kerja.
34 SNI 03-1978-1990 Spesifikasi Ukuran Terpilih Untuk Bangunan Rumah dan Gedung Spesifikasi ini digunakan sebagai pegangan bagi perencana teknis, pelaksana, produsen bahan bangunan, komponen bangunan, dan elemen bangunan, untuk memilih ukuran arah horisontal dan vertikal bangunan rumah dan gedung. Tujuannya untuk menghemat bahan, komponen dan elemen bangunan serta waktu pemasangan dan penggunaan tenaga kerja
35 SNI 03-1979-1990 Spesifikasi Matra Ruang untuk Rumah dan Gedung Spesifikasi ini digunakan sebagai pegangan mengenai acuan matra ruang minimum dalam perencanaan teknis rumah tinggal sesuai dengan ukuran modular. Tujuannya efisiensi penggunaan ruang dan bahan bangunan.
36 SNI 03-2393-1991 Tata Cara Pelaksanaan Injeksi Semen Pada Batuan Tata cara ini digunakan dalam pelaksanaan injeksi semen pada batu yang bertujuan untuk memperkecil kelulusan air dan meningkatkan kekuatan batu sebagai upaya dalam perbaikan batu pondasi suatu bangunan.
37 SNI 03-2394-1991 Tata Cara Perencanaan dan Perancangan Bangunan Kedokteran Nuklir di Rumah Sakit Tata cara ini digunakan untuk merencanakan dan merancang bangunan radiasi khususnya untuk bangunan kedokteran nuklir
38 SNI 03-2395-1991 Tata Cara Perencanaan dan Perancangan Bangunan Radiologi di Rumah Sakit Tata cara ini digunakan dalam perencanaan dan perancangan untuk bangunan radiologi di rumah sakit
39 SNI 03-2396-2001 Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Alami pada Bangunan Gedung ? Standar tata cara perancangan sistem pencahayaan alami pada bangunan gedung ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi paraperancang dan pelaksana pembangunan gedung di dalam merancang sistem pencahayaan alami siang hari, dan bertujuan agar diperoleh sistem pencahayaan alami siang hari yang sesuai dengan syarat kesehatan, kenyamanan dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan lain yang berlaku. " Standar ini mencakup persyaratan minimal sistem pencahayaan alami siang hari dalam bangunan gedung.
40 SNI 03-2397-1991 Tata Cara Perencanaan Rumah Sederhana Tahan Angin. Tata cara ini digunakan sebagai dasar perancangan rumah sederhana yang tidak ber-tingkat secara praktis untuk memberi jaminan keselamatan bagi masyarakat penghuni rumah sederhana di daerah rawan angin
41 SNI 03-2398-2002 Tata Cara Perencanaan Tangki Septik Dengan Sistem Resapan Tata cara ini memuat istilah dan definisi, persyaratan tangki septik dan sistem resapan yang berlaku bagi pembuangan air limbah rumah tangga untuk daerah air tanah rendah dan jumlah pemakai maksimal 10 Kepala keluarga (1 Kepala Keluarga sama dengan 5 jiwa)
42 SNI 03-2399-2002 Tata Cara Perencanaan Bangunan MCK Umum Tata cara ini meliputi istilah dan definisih, persyaratan yang berlaku untuk sarana ruangan MCK yang terletak di lokasi permukiman padat, dengan beban pemakai maksimum 200 orang. MCK umum dapat merupakan satu kesatuan bang unan atau terpisah-pisah untuk mandi, cuci dan kakus.
43 SNI 03-2400-1991 Tata Cara Perencanaan Umum Krib di Sungai. (sedang di revisi) Tata cara Ini digunakan untuk menanggulangi kerusakan Sungai akibat arus dan dapat melestarikan bangunan di sungai.
44 SNI 03-2401-1991 Tata Cara Perencanaan Umum Bendung. Tata cara ini digunakan untuk mendapatkan desain bendung yang memenuhi persyaratan hidraulik dan struktur serta persyaratan pelaksanaan secara benar dan aman sesuai pola pembangunan berwawasan lingkungan.
45 SNI 03-2402-1991 Tata Cara Perencanaan Umum Irigasi Tambak Udang. Tata cara ini digunakan agar pelaksanaan Irigasi Tambak Udang dalam memasok air baku berhasil dengan baik sesuai dengan keperluan budidaya udang.
46 SNI 03-2403-1991 Tata Cara Pemasangan Blok Beton Terkunci untuk Permukaan Jalan Tata cara ini bertujuan untuk mendapatkan hasil lapis perkerasan blok beton terkunci yang memenuhi syarat sebagai lapis perkerasan.
47 SNI 03-2404-1991 Tata Cara Pencegahan Rayap Pada Pembuatan Bangunan Rumah dan Gedung Tata cara ini bertujuan untuk melindungi bangunan rumah dan gedung yang akan didirikan terhadap serangan rayap, agar keseragaman dan upaya efektifitas dapat tercapai
48 SNI 03-2405-1991 Tata Cara Penanggulangan Rayap Pada Bangunan Rumah dan Gedung dengan Termitisida Tata cara ini digunakan sebagai acuan dalam perlakuan penanggulangan rayap, untuk melindungi bangunan rumah dan gedung
49 SNI 03-2408-1991 Tata Cara Pengecatan Logam Tata cara ini merupakan petunjuk teknis cara pengecatan logam yang baik dan benar serta cara penanggulangannya bila terjadi kegagalan dalam pengecatan
50 SNI 03-2410-1994 Tata Cara Pengecatan Dinding Tembok Dengan Cat Emulsi Tata cara ini dimaksudkan untuk memberikan petunjuk teknis dalam mengerjakan pengecatan dinding tembok dengan cat emuisi agar diperoleh hasil yang baik, dan memuat tentang persyaratan bahan dan alat, pelaksanaan pengecatan, dan cara penanggulangan bila terjadi kegagalan dalam pengecatan..

PERPANJANGANAN SEKDA DIPERSIMPANGAN JALAN


Nuansa konflik kepentingan menyeruak dijajaran pemerintah kota Bekasi sejalan dengan keluarnya kebijakan perpanjangan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bekasi. Banyak kalangan menganggap kebijakan itu sebagai upaya mengalihkan berbagai isu yang baru terungkap, baik keterlambatan pembayaran tunjangan guru, pemotongan tunjangan PNS dan revitalisasi pasar baru Bekasi. Disisi lain orang menilai bahwa pemerintah kota Bekasi tidak memiliki niatan baik untuk melakukan reformasi birokrasi pemerintahan.

Mulyanto anggota fraksi Demokrat kota Bekasi menyampaikan rasa kecewanya. Sejak April 2008 seharusnya sudah tidak bisa diperpanjang. "Saya melihat walikota Bekasi tidak berani mengambil resiko terhadap laju administrasi pemerintahan daerah", ujarnya. Sampai saat ini yang paling menguasai sistem administrasi pemkot Bekasi hanya Drs. Tjandra Utama Effendi. Namun Mulyanto melihat penting juga untuk melakukan penyegaran dikalangan pejabat di kota Bekasi. Selain daripada itu, apa yang dilakukan walikota Bekasi tidak baik untuk regenerasi dalam pemerintahan kota Bekasi.

Kurangnya pemahaman Walikota Bekasi tentang pendidikan membangun pemerintahan yang baik dan bersih juga ditengarai Westi Kusumaningrum dari Lembaga Pengkajian dan Pengawasan Kebijakan (LP2K). Westi melihat perlu ada kompetisi diantara pejabat daerah untuk membangun leadership dikalangan pejabat untuk meningkatkan kemampuan dan pengabdian. Aspek pelayanan publik yang tidak meningkat bisa dimungkinkan karena faktor kejenuhan diantara pejabat yang sudah "tidak betah". Mereka sudah terlalu lama menempati pos jabatan yang sama. Butuh penyegaran agar gerbong layanan publik dapat meningkat kualitas dan kualitasnya. (#)

TUNJANGAN GURU DI KOTA BEKASI BELUM CAIR


Bekasi,(ANTARA News) - Anggota DPRD Kota Bekasi mempertanyakan belum cairnya tunjangan fungsional guru-guru yang berada di bawah naungan Depdiknas dan dikhawatirkan akan mempengaruhi kinerja mereka.

Anggota DPRD Kota Bekasi Ahmad Ushtuchri, di Bekasi, Selasa (20/10) mengatakan, para guru, baik yang berada di bawah naungan Depdiknas dan Departemen Agama (Depag) setiap bulannya mendapatkan tunjangan fungsional dari APBN 2009 senilai Rp250 per bulan.

Untuk guru yang berada di bawah naungan Depag di Kota Bekasi, telah menerima tunjangan fungsional untuk periode Juli dan Agustus dari pemerintah pusat melalui Kantor Depag Kota Bekasi.

Yang menjadi permasalahan saat ini, menurut dia, laporan guru-guru di Kota Bekasi tersebut tidak kunjung ditanggapi oleh Pemkot Bekasi dan Depdiknas.

"Mereka belum menerima pencairan tunjangan nasional sejak Januari hingga Oktober. Tunjangan itu sangat berarti bagi para guru," katanya.

Ia mempertanyakan dana yang sudah dianggarkan di APBN itu tapi pencairannya tertunda-tunda hingga waktu yang cukup lama.

"Kita khawatir dana tunjangan fungsional tersebut diendapkan terlebih dahulu di rekening bank, sehingga oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab mendapat keuntungan dari bunga bank," katanya.

Ia mengatakan, bagi guru Uang tunjangan fungsional tersebut sangat berarti untuk memenuhi kebutuhan hidup di tengah meningkatnya harga berbagai barang.

Sekretaris Daerah Kota Bekasi Tjandra Utama Effendi mengatakan, proses administrasi pencairan tunjangan fungsional bagi guru Depag dan Depdiknas sangat berbeda.

Belum dicairkannya tunjangan fungsional bagi guru Depdiknas di Kota Bekasi, lebih disebabkan adanya permasalahan dalam proses administrasi, katanya.

"Kita minta agar guru bersabar. Kita akan segera bayarkan bila prosesnya selesai," katanya.(*)