Selasa, 04 Oktober 2011
PEMKOT BEKASI JALIN KERJA SAMA MINIMALISIR SAMPAH
Pemerintah Kota Bekasi menjalin kerja sama dengan pihak swasta dalam upaya meminimalisasi sampah. Kerja sama yang dijalin dengan PT Mitran Mandiri ini diharapkan mampu mengurangi sedikitnya tujuh persen dari total produksi sampah warga Kota Bekasi sebanyak 5.384 liter/hari.
Direktur PT Mitran Mandiri Mahendro menjelaskan, konsep bank sampah yang ditawarkan perusahaannya berupa penampungan sampah-sampah warga, baik yang sudah terpilah maupun belum, untuk ditukarkan dengan barang atau uang.
"Melalui cara ini kami coba mengajak warga untuk mengapresiasi sampah, memberi tahu mereka bahwa sampah pun masih bernilai. Kalau mereka sudah paham, kami yakin, otomatis jumlah sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir pun akan berkurang," kata Mahendro usai sosialisasi konsep tersebut pada sejumlah kalangan di kantor Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Kota Bekasi, Senin (3/10).
Mahendro mencontohkan, sekolah mengumpulkan tumpukan kertas bekasnya untuk ditukar dengan satu rim kertas baru. Ada pula sekolah yang menukarkan semua sampahnya dengan materi lain. Dalam setahun, sampah-sampah yang dikumpulkan ditukar dengan sejumlah kambing untuk dipotong saat Idul Adha.
Sementara di lingkup masyarakat, sampah yang ditukarkan warga dapat ditukarkan dengan barang yang mereka butuhkan dan dapat diperoleh di Warung 3R (Reduce, Reuse, Recycle) atau dengan uang. Di Kota Bekasi, konsep seperti ini sudah dijalankan warga Kelurahan Jatimurni, Kecamatan Pondok Melati. Namun seiring dengan telah terjalinnya kerja sama dengan Pemkot Bekasi, seluruh wilayah pun akan didorong untuk mengembangkan konsep serupa.
"Sebelum implementasinya, kami akan mengundang perwakilan dari masing-masing wilayah untuk mendapatkan pembekalan dan pengalaman sehingga tidak kaku lagi saat harus mempraktikkannya di lapangan," kata Mahendro.
Kepala Bidang Pendataan dan Pengembangan Dinas Kebersihan Kota Bekasi Ratim yang hadir dalam sosialisasi tersebut mengatakan seluruh unsur masyarakat akan dilibatkan dalam perealisasian konsep ini. Mulai dari masyarakat di lingkungan, sekolah-sekolah, hingga perusahaan yang berdomisili di Kota Bekasi akan digerakkannya. "Perusahaan juga harus bertanggung jawab karena produk mereka yang turut menyumbangkan sampah," katanya.
Lebih lanjut dikatakannya, Pemkot Bekasi mendukung konsep ini karena diyakini sebagai solusi efisien dalam penanganan masalah sampah. Selama ini, 70 persen sampah tak tertangani karena keterbatasan armada. Akhirnya muncullah tempat-tempat penampungan sampah liar.
"Ini bisa menghemat, kami tak perlu menambah armada pengangkut. Tak perlu juga membebaskan lahan tambahan untuk memperluas area Tempat Pembuangan Akhir Sumur Batu. Namun dengan catatan, semua unsur berkomitmen menjalankannya," ucapnya. (Don).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar