Selasa, 11 Oktober 2011
TIGA KASUS KORUPSI KOTA BEKASI BERLANJUT SAMPAI VONIS
Kasus korupsi di Kota Bekasi, Jawa Barat ternyata meningkat selama tahun ini. Kenaikannya mencapai dua kali lipat dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Kasus korupsi yang ditangani Kejari Bekasi pada 2010 lalu hanya ada 5 kasus. “Dari lima kasus itu, tiga kasus berlanjut sampai tahap persidangan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), dua kasus masih berlanjut sampai tahun ini,” kata Kasi Pidana Khusus (Pidsus) Kejari Bekasi Andre Abraham.
Sementara pada tahun ini, kasus korupsi di Kota Bekasi naik dua kali lipat hingga mencapai 10 kasus. “Tiga kasus diantaranya sudah sampai vonis, tiga lagi siap disidangkan, tiga kasus masih tahap penyidikan dan satu kasus sedang dalam proses persidangan,” kata Andre.
Dari 10 kasus yang ada, diantaranya kasus suap Staf Ahli Walikota Agus Sofyan. Kasus korupsi yang melibatkan kalangan birokrat dan swasta untuk tahun ini memang berimbang.
Untuk instansi pemerintahan, kasus terbanyak dugaan korupsinya ada di Dinas Bina Marga dan Tata Air (Disbimarta) Kota Bekasi. “Ini lantaran banyaknya kegiatan tender proyek sehingga dugaan korupsi memang sangat besar di instansi ini,” tutur Andre.
Laporan yang masuk soal korupsi memang diakui Andre, banyak diterima Kejari Bekasi. Tetapi yang murni memerangi korupsi hanya sedikit. “Laporan lainnya lebih cenderung bermotif balas dendam karena gagal dalam tender sehingga melaporkan instansi terkait. Makanya kami juga tidak sembarang menindaklanjuti laporan yang masuk. Harus ada bukti,” katanya.
Sayangnya, pihak Kejari seringkali kesulitan mengusut dugaan korupsi ini karena sulit mengakses dokumen dan data lengkap guna mendukung pengungkapan kasus. “Kewenangan Kejari memang terbatas sehingga banyak pemilik dokumen yang masih enggan memperlihatkan dan menyerahkan data yang kami butuhkan,” lanjutnya. (Don).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Kasus mana saja yang sampai ke pengadilan selain Kasus Agus Sofyan?? Bagaimana kasus alat peraga di SMK? mana kelanjutannya?
BalasHapusMasalah kesulitan mengngkap dan mengakses dokumen hanya isapan jempol dan cenderung krn ketidakmampuan dan atau ada kepentingan.