Perkataan pemilik RSIA Siti Zachroh kepada Syifa, 20, dan Jaja, 31,
untuk mengikhlaskan bayi mereka yang hilang di rumah sakit tersebut
dipersepsikan pasangan itu sebagai bentuk keinginan rumah sakit untuk
lepas tangan atas kasus tersebut.
Padahal, menurut pihak rumah sakit, mereka tidak ada niat sama sekali untuk tidak bertanggung jawab.
"Pembicaraan waktu itu dimaksudkan untuk menenangkan dan membesarkan
hati Ibu Syifa dan Pak Jaja. Hanya salah persepsi," ujar Direktur Utama
RSIA Siti Zachroh Dr Nurul saat ditemui di kantornya, Kamis (20/9).
Menurutnya, pihak RSIA sangat mengusahakan kasus ini bisa terkuak.
Justru pihaknya yang berinisiatif terlebih dahulu melaporkan kejadian
itu ke Polsek Tambun sesaat setelah kejadian, Sabtu (15/9) lalu.
Tim penyidik dari Polsek Tambun hari itu juga langsung melakukan
pemeriksaan. "Selesai itu baru dirujuk ke Polresta Bekasi dan aturannya
memang harus ibunya yang melaporkan," jelasnya.
Saat melaporkan kejadian, kondisi tubuh Syifa masih lemah
pascaoperasi cesar dan harus menggunakan kursi roda. Ia diantarkan bidan
dan perawat rumah sakit itu didampingi keluarganya. "Kami juga masih
mendampingi beliau setelah melaporkan ke polisi," kata Nurul.
Setelah melaporkan kejadian ke Polresta Bekasi, RSIA Siti Zachroh
melakukan pemeriksaan internal. Satu per satu yang sedang bertugas hari
itu ia mintai keterangan.
"Memang tidak kami kumpulkan semua. Kami tanyai satu per satu saja.
Mengenai hasilnya, kami tidak mau berasumsi. Kami serahkan saja ke
Polresta," ujarnya.
Nurul mengaku sudah menerima surat undangan Komisi Nasional
Perlindungan Anak untuk bertandang ke kantor mereka dan memberikan
informasi. Namun, pihak rumah sakit belum bisa memastikan akan memenuhi
undangan itu atau tidak.
Jika Komnas PA yang datang, Nurul berkata pihak.ya akan sangat terbuka untuk memberi informasi yang dibutuhkan.
Sebelumnya, Komnas PA mengatakan RS itu melakukan kelalaian prosedur
seperti tidak adanya CCTV, perawat yang tidak sebanding dengan jumlah
bayi, juga ruangan bayi yang tidak steril dari lalu-lalang orang lain.
Nurul menampik pihaknya melakukan kelalaian. "Memang tidak semua
rumah sakit pasang CCTV kok. Meskipun kini kami sudah pasang," ucapnya.
Nurul juga membantah jumlah perawat yang tidak sebanding dengan
pasien seperti keterangan Syifa yang menyebutkan hanya ada 1 perawat
untuk 8 bayi. "Saat kejadian ada lima bayi, termasuk bayi ibu Syifa. Perawat saat
itu juga harusnya ada lima. Hanya yang satu sakit jadi hanya ada empat.
Lagi pula, SOP tidak menyebutkan juga satu pasien harus satu perawat
kok," kilahnya.
Ruangan bayi pun menurut Nurul sudah steril. Mengenai tuduhan Komnas
PA yang mengatakan ruang bayi itu tidak steril saat kejadian, Nurul
berkilah bahwa kehilangan itu terjadi di lorong, bukan di ruang bayi.
Jam besuk pun jelas. "Jam besuk kami pukul 11.00-13.00 dan pukul
17.00-19.00 WIB," paparnya. (*).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar