Halaman


Prabowo Subianto For Presiden

Kamis, 20 September 2012

RSIA SITI ZACHROH TIDAK LEPAS TANGAN

Perkataan pemilik RSIA Siti Zachroh kepada Syifa, 20, dan Jaja, 31, untuk mengikhlaskan bayi mereka yang hilang di rumah sakit tersebut dipersepsikan pasangan itu sebagai bentuk keinginan rumah sakit untuk lepas tangan atas kasus tersebut.

Padahal, menurut pihak rumah sakit, mereka tidak ada niat sama sekali untuk tidak bertanggung jawab. "Pembicaraan waktu itu dimaksudkan untuk menenangkan dan membesarkan hati Ibu Syifa dan Pak Jaja. Hanya salah persepsi," ujar Direktur Utama RSIA Siti Zachroh Dr Nurul saat ditemui di kantornya, Kamis (20/9).

Menurutnya, pihak RSIA sangat mengusahakan kasus ini bisa terkuak. Justru pihaknya yang berinisiatif terlebih dahulu melaporkan kejadian itu ke Polsek Tambun sesaat setelah kejadian, Sabtu (15/9) lalu.

Tim penyidik dari Polsek Tambun hari itu juga langsung melakukan pemeriksaan. "Selesai itu baru dirujuk ke Polresta Bekasi dan aturannya memang harus ibunya yang melaporkan," jelasnya.

Saat melaporkan kejadian, kondisi tubuh Syifa masih lemah pascaoperasi cesar dan harus menggunakan kursi roda. Ia diantarkan bidan dan perawat rumah sakit itu didampingi keluarganya. "Kami juga masih mendampingi beliau setelah melaporkan ke polisi," kata Nurul.

Setelah melaporkan kejadian ke Polresta Bekasi, RSIA Siti Zachroh melakukan pemeriksaan internal. Satu per satu yang sedang bertugas hari itu ia mintai keterangan. "Memang tidak kami kumpulkan semua. Kami tanyai satu per satu saja. Mengenai hasilnya, kami tidak mau berasumsi. Kami serahkan saja ke Polresta," ujarnya.

Nurul mengaku sudah menerima surat undangan Komisi Nasional Perlindungan Anak untuk bertandang ke kantor mereka dan memberikan informasi. Namun, pihak rumah sakit belum bisa memastikan akan memenuhi undangan itu atau tidak.

Jika Komnas PA yang datang, Nurul berkata pihak.ya akan sangat terbuka untuk memberi informasi yang dibutuhkan.

Sebelumnya, Komnas PA mengatakan RS itu melakukan kelalaian prosedur seperti tidak adanya CCTV, perawat yang tidak sebanding dengan jumlah bayi, juga ruangan bayi yang tidak steril dari lalu-lalang orang lain.

Nurul menampik pihaknya melakukan kelalaian. "Memang tidak semua rumah sakit pasang CCTV kok. Meskipun kini kami sudah pasang," ucapnya.

Nurul juga membantah jumlah perawat yang tidak sebanding dengan pasien seperti keterangan Syifa yang menyebutkan hanya ada 1 perawat untuk 8 bayi. "Saat kejadian ada lima bayi, termasuk bayi ibu Syifa. Perawat saat itu juga harusnya ada lima. Hanya yang satu sakit jadi hanya ada empat. Lagi pula, SOP tidak menyebutkan juga satu pasien harus satu perawat kok," kilahnya.

Ruangan bayi pun menurut Nurul sudah steril. Mengenai tuduhan Komnas PA yang mengatakan ruang bayi itu tidak steril saat kejadian, Nurul berkilah bahwa kehilangan itu terjadi di lorong, bukan di ruang bayi. Jam besuk pun jelas. "Jam besuk kami pukul 11.00-13.00 dan pukul 17.00-19.00 WIB," paparnya. (*).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar