Pengembangan kawasan industri yang pesat di Bekasi, menurut konsultan properti Coldwell Banker Indonesia, turut mendorong kenaikan harga tanah di wilayah tersebut. Berdasakan riset konsultan properti Coldwell Banker Indonesia, toyal luas lahan industri di Bekasi mencapai 6.000 hektare (ha) dikembangkan menjadi kawasan komersil. "Industri
menjadi penggerak permintaan hunian yang tinggi. Sementara lahan kian
terbatas dan mahal harganya," ujar partner of Coldwell Banker Indonesia,
Fransiska Hendri saat ditemui di peluncuran M Gold Tower Bekasi, di
Jakarta, Senin (17/9/2012).
Sedangkan Meyriana Kesuma, Manager Research and
Consultancy Coldwell Banker Comercial, menyampaikan bahwa Coldwell Banker mencatat pertumbuhan
harga tanah di Bekasi kenaikannya mencapai 75 persen dalam kurun waktu tiga tahun
belakangan. Solusi yang harus dilakukan adalah membangun
hunian dan perkantoran yang menjulang ke atas (vertikal). "Kawasan residensial atau perumahan di Bekasi saat ini harga tanahnya
mencapai Rp. 3-4 jutaan per m2. Sementara di kawasan komersial sudah
mencapai di atas Rp. 7 jutaan per meter persegi," katanya.
Ditambahkannya, banyaknya orang asing (ekspatriat) yang memiliki
kepentingan bisnis dalam banyaknya investasi di Bekasi, juga turut mendorong permintaan hunian dan
ruang perkantoran (office space) yang tinggi. "Dari riset kami
ada kurang lebih 10 ribuan ekspatriat di Bekasi, yang didominasi oleh
warga Jepang dan Korea. Mereka tentu saja membutuhkan tempat tinggal
yang layak dan nyaman, apalagi jika letaknya dekat dengan kantornya
bekerja. Maka, pengembangan proyek yang terintegrasi antara apartemen
dan perkantoran kami melihatnya, akan menjadi tren ke depan, karena
disesuaikan dengan kondisi pasar," kata Meyriana. (Coen).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar