Sabtu, 01 Oktober 2011
KSAD; KEWASPADAAN TERHADAP KOMUNIS HARUS DIJAGA
Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo mengatakan, kewaspadaan terhadap komunis harus tetap dijaga agar peristiwa Gerakan 30 September 1965 yang dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) tidak terulang kembali.
"Acara tahlilan dan doa bersama yang diselenggarakan oleh TNI Angkatan Darat dalam mendoakan para pahlawan revolusi bukan untuk memperpanjang dendam, tetapi kita harus mengerti bahwa peristiwa itu benar-benar terjadi. Kita sebagai penerus bangsa harus tetap waspada, jangan sampai terulang kembali," kata Jenderal Pramono usai melaksanakan tahlilan dan doa bersama di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Pondok Gede, Jakarta Timur, Jumat (30/9).
Menurut dia, pihaknya tetap memelihara hubungan dengan keluarga pelaku untuk membangun bangsa ini secara bersama-sama. Adapun tahlilan yang diikuti oleh anggota TNI AD dari kesatuan Komando Daerah Militer Jayakarta (Kodam Jaya) turut dihadiri keluarga korban yang juga pahlawan revolusi.
Panglima Kodam (Pangdam) Jaya Mayor Jenderal TNI Waris mengatakan, kegiatan tahlilan dan doa bersama ini dalam rangka memperingati Hari Kesaktian Pancasila, sekaligus mendoakan para pahlawan revolusi yang telah gugur. Selain dilihat dari aspek religius, imbuh dia, kegiatan itu dilaksanakan agar generasi penerus bangsa berkewajiban menghargai dan menghormati jasa para pahlawan revolusi.
Tantangan besar saat ini, menurut Waris, mengimpelementasikan Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. "Pancasila dapat memberikan jawaban atas keresahan yang terjadi saat ini, seperti maraknya kekerasan, melemahnya kesadaran persatuan bangsa, dan merosotnya nilai moral," ucapnya.
Pangdam Jaya menilai kegagalan terhadap pelaksanaan Pancasila akan membuka pintu ancaman terhadap Pancasila, yakni dengan melemahnya persatuan bangsa. "Kita harus berupaya mengimplementasikan Pancasila dengan meningkatkan kewaspadaan terhadap orang-orang yang tidak senang terhadap idelogi bangsa Indonesia itu. Oleh karenanya, kita perlu memperkokoh semangat persatuan," katanya.
Di tempat yang sama, anak dari Pahlawan Revolusi Mayor Jenderal (Purn) Sutoyo Siswohardjo, yakni Letnan Jenderal (Purn) Agus Widjojo, meminta kepada penerus bangsa agar membangun bangsa ini dengan lebih baik lagi. "Kita harus berpikir bagi masa depan bangsa. Kita harus mencapai titik kesepakatan dari anak bangsa terlepas dari mana mereka saat terjadi konflik agar masa lalu tidak terbebani. Mari kita menyonsong masa depan untuk membangun bangsa ini bersama-sama," katanya.
Ia pun berterima kasih kepada jajaran Kodam Jaya yang setiap tahunnya menggelar tahlilan dan doa bersama untuk mengenang pahlawan revolusi.
Dalam acara itu juga dihadiri Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letnan Jenderal TNI Asmyn Yusri Nasution serta Komandan Jenderal (Danjen) Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Mayjen TNI Wisnu Bawatenaya.(Don).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar