Jebolnya jembatan tersebut tak urung memakan korban dengan terjerembabnya 5 orang penumpang bersama kendaraan yang mereka gunakan. Anehnya, meski kondisi jembatan yang tak layak digunakan lagi, sejumlah warga masih nekat menggunakan jembatan untuk melintasi wilayah perbatasan kedua daerah tersebut.
Jembatan Teon merupakan jalan penghubung atau jalan alternatif penghubung desa Bojong kulur dengan Bojong Sari, Jati Asih, wilayah Kota Bekasi. Jembatan ambruk setelah dilintasi 4 kendaraan roda 2 dengan penumpang total 5 orang melintas secara bersamaan pada senin pagi kemarin (10/9/2012).
Menurut informasi Minan, penjaga jembatan, beruntung kondisi sungai terusan Cikeas dan Cileungsi arusnya normal. Kelima warga berhasil diselamatkan bersama kendaraan milik mereka yang ikut terjun ke suangaki yang biasa dilintas dengan jembatan seadanya.
Meski demikian, menurut Asep Muchtar pelajar yang merupakan warga setempat, kondisi jembatan sudah ambrol saja, warga tidak segan melintas wilayah menggunakan jembatan berkonstruksi rusak tersebut. Jembatan tersebut sudah tidak layak lagi digunakan sebagai fasilitas umum karena kondisinya membahayakan bagi pengguna jembatan.
Sejumlah Warga beralasan, jembatan Teon yang rusak tetap digunakan dengan alasan untuk mempersingkat waktu dengan jarak tempuh singkat. Dibandingkan menggunakan jalan umum, melalui jembatan hanya dibutuhkan waktu beberapa menit dengan perbandingan jalan umum yang lebih dari 5 kilometer.
PIHAK PEMERINTAH KOTA BEKASI DAN KABUPATEN BOGOR YANG DATANG KE
LOKASI KEJADIAN BERJANJI AKAN MEMBANGUN JEMBATAN DI LOKASI YANG TAK JAUH DARI
TEMPAT KEJADIAN. WARGA BERHARAP PEMERINTAH SEGERA MEREALISASIKAN PEMBUATAN
JEMBATAN. APABILA WARGA BOGOR MAUPUN KOTA BEKASI TIDAK
MENGGUNAKAN JEMBATAN ALTERNATIF INI, MASYARAKAT HARUS MEMUTAR DENGAN JARAK
TEMPUH MENCAPAI LIMA KILO METER. "Warga berkeberatan karena waktu tempuhnya, walau semua tahu, lewat jembatan jauh dari kata nyaman," kata M. Sunta kepala Desa Bojong Kulur (11/9). (Coen/Hest/Don).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar