Selasa, 06 September 2011
PEMKOT BEKASI EVAKUASI PEDAGANG PASAR BANTAR GEBANG KORBAN KEBAKARAN
Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, mengevakuasi lokasi berjualan para pedagang ke lantai dua Pasar Bantargebang setelah kebakaran yang menghanguskan 64 bangunan pada Sabtu (3/9).
"Lokasi penampungan sementara bisa ditempati 400 pedagang. Seluruh pedagang yang kiosnya terbakar di Blok B, C, D dan E kita tempatkan ke sana," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pasar Bantargebang, Nadih, di Bekasi, Senin (5/9).
Namun, Hamdan (41), pedagang pakaian yang menjadi korban kebakaran, mengaku enggan menempati lokasi penampungan dan memilih untuk tidak berjualan. "Lokasinya terlalu tinggi dan jauh dari jangkauan pengunjung. Jadi percuma, berdagang pun pasti sepi," katanya.
Dikatakan Nadih, dua hari pasca-terbakarnya 64 kios di Pasar Bantargebang, penyebabnya masih belum teridentifikasi. Meski demikian, kebakaran kemungkinan besar diakibatkan hubungan pendek arus listrik.
Dugaan tersebut makin dikuatkan kondisi sambungan listrik di pasar yang sudah berdiri 12 tahun ini tidak beraturan. Selain itu, kenakalan pedagang dalam menyambung listrik tanpa aturan pun turut memicu terjadinya kebakaran. "Masih banyak pedagang yang memaksakan menggunakan barang-barang elektronik berkapasitas listrik besar seperti kulkas bahkan AC di dalam kiosnya," ujarnya seperti dikutip Antara.
Menurut dia, lokasi kejadian telah disterilkan oleh kepolisian setempat dengan dipasang garis polisi untuk menunggu proses identifikasi tim Puslabfor Polda Metro Jaya.
Pemerintah Kota Bekasi mencatat kerugian atas peristiwa kebakaran di Pasar Bantargebang pada Sabtu (3/9) dini hari mencapai Rp. 6 miliar. "Api membakar 64 bangunan blok B, C, D, dan E di lantai dasar berikut isinya," ujar Pelaksana Tugas Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi, di sela0-sela peninjauan ke lokasi bersama unsur muspida setempat, Senin.
Menurut dia, bangunan itu mayoritas kios pakaian dan bahan yang terdiri atas 36 los dan 21 kios ludes terbakar serta tujuh bangunan lainnya rusak."Rata-rata pedagang mengalami kerugian sekitar Rp 40 juta. Kerugian itu belum termasuk perhitungan kerusakan bangunannya," kata Rahmat.
Ia menjelaskan bahwa pihaknya segera melakukan rehabilitasi lokasi yang terbakar dengan melibatkan pihak terkait dari jajaran Dinas Perekonomian Rakyat (Dispera) dan Dinas Kebersihan Kota Bekasi. "Prosesnya tinggal menunggu hasil identifikasi petugas Puslabfor Polda saja. Mudah-mudahan secepatnya kita lakukan karena pedagang perlu segera kembali bekerja," ujarnya.
Menurut dia, upaya pertama yang dilakukan yakni mengangkut puing-puing dan bahan yang terbakar dari lokasi kebakaran dengan melibatkan Dinas Kebersihan setempat. "Kita akan gunakan dana tak terduga dari APBD untuk memperbaiki kondisi ini. Namun jumlahnya masih menunggu hasil pemeriksaan puslabfor dari lokasi," katannya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar