Jumat, 28 Oktober 2011
DI KOTA DEPOK BANYAK GUNAKAN SEPTIC TANK YANG TAK AMAN
Sebanyak 57.53 persen keluarga di Depok menggunakan septic tank (tangki septik) suspect tidak aman. Hal itu karena kurangnya pengetahuan tentang pembuatan dan pemeliharaan tangki. "Dari hasil survei EHRA Kota Depok Juli 2011 yang dilakukan Tim Pokja Sanitasi dari 1360 kk menyebutkan 57 persen lebih warga Depok miliki tangki septik tak aman. Ini yang akan kami benahi dalam program Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman (PPSP)," kata Kepala Badan Perencanaan Daerah Kota Depok, Khamid Wijaya di Balai Kota Depok.
Menurut Khamid, disebut suspect tidak aman karena dibangun lebih dari lima tahun dan tidak pernah dikuras dan dibangun lebih dari lima tahun serta pernah dikuras lebih dari lima tahun. Sedangkan disebut suspect aman karena tangki septik karena dibangun dan pernah dikuras di bawah lima tahun. Selain itu juga jarak tangki septik dengan tidak sesuai dengan jarak aman, yakni 10 meter dari sumur.
"Dampaknya bisa terjadi pencemaran terhadap air tanah. Data memang menyebutkan 88.66 persen warga Depok miliki tangki septik, namun jarak aman dengan sumber air masih banyak yang tidak aman," imbuhnya.
Dikatakan juga dalam survei tersebut bahwa praktek pembuangan isi tangki septik yang disedot sebanyak 44.8 persen, membayar tukang 10 persen, dan tidak tahu sebesar 45.63 persen.
Dari hasil survei tersebut, lanjutnya, menyebutkan sebanyak 2.39 persen membuang tinja di cubluk atau lobang sawah, 2.49 persen di kolam atau sawah, 1.59 persen di sungai atau danau, ke drainase 0.42 persen, kebun 0.03 persen, lainnya 4.35 persen. Selain itu disebutkan juga kebiasaan orang dewasa membuang hajat sebanyak 93.79 persen ke jamban pribadi,wc helikopter (jamban di atas kolam atau empang) 3.54 persen,wc umum 1.31 persen, ke selokan 0.21 persen,ke lubang 0.24 persen dan kebun 0.08 persen.
Data juga menyebutkan bahwa kebiasaan warga membuang tinja yang ada di pampers ke jamban cukup besar mencapai 53.33 persen, ke tempat sampah 16.00 persen, ke kebun 4 persen dan ke saluran air 2.67 persen.
"Percepatan pembangunan sanitasi harus dilakukan, sebab masalah sanitasi dengan air bersih saling berhubungan. Apalagi warga Depok umumnya memakai air tanah atau sumber air tidak terlindungi. Datanya mencapai 89.69 persen. Sementara itu PDAM Kota Depok belum terealisasi hingga saat ini," tandasnya. (Don).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar