Asosiasi Pedagang
Pasar Tradisonal Bekasi, Jawa Barat, meminta pemerintah setempat
memberikan pinjaman modal dan pembinaan manajerial bagi para pelaku
usaha kecil demi pengembangan usaha.
"Selama ini pedagang kecil jarang mendapat perhatian pemerintah
daerah sehingga pedagang lebih memilih untuk mengembangka usahanya
sendiri," kata Pengurus APPT Bekasi, Imam Gozali, di Bekasi, Rabu (5/9/2012).
Menurut dia, pemerintahan Kabupaten Bekasi hanya sebatas
memfasilitasi keberadaan kios bangunan yang digunakan untuk berdagang,
itupun pedagang harus membelinya terlebih dahulu. "Selama ini pemerintah hanya memfasilitasi dengan membangun pasar,
itupun harus dibeli dulu kiosnya oleh pedagang, tidak secara gratis,"
katanya.
Imam menyarankan, agar pemerintah memberikan pembinaan terhadap
pedagang kecil yang tersebar di beberapa pasar tradisional yang saat ini
jumlahnya mencpai 11 pasar di 23 kecamatan dengan jumlah pedagang total
mencapai 15 ribu orang. "Kami sangat berharap agar pedagang diberikan pembinaan usaha dan pengelolaan keuangan yang baik," katanya.
Menurut Imam, kelemahan pedagang kecil kerena mereka masih berkutat
pada manajemen keuangan. Sehingga, taraf perekonomiannya sulit
meningkat. "Kalau kami perhatiakan saat ini, nyaris tidak ada pembinaan secara
manajerial terhadap pedagang, padahal mereka sangat membutuhkannya
untuk memperkuat sektor bisnis yang digeluti," katanya.
Secara terpisah, Wakil Bupati Bekasi, Rohim Mintareja, menyambut
positif kritikan itu dalam rangka memberikan pelayanan publik yang lebih
baik lagi.
Menurut Rohim, perhatian pemerintah terhadap pedagang kecil sangat
besar. Salah satunya direalisasikan dengan revitalisasi Pasar Cikarang
yang diagendakan berlangsung pada tahun ini.
"Dengan revitalisasi ini, tidak akan ada lagi pedagang yang tumpah
hingga ke jalan-jalan. Semuanya akan kita fasilitasi," katanya. (Ant/AMar).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar