Halaman


Prabowo Subianto For Presiden

Sabtu, 14 Juli 2012

PROF. INDIRA APRESIASI FKPPI, HERI KOSWARA AKUI BIAYA DEMOKRASI PEMILU WALIKOTA MAHAL

Prof Dr Indira Samego MA memberi apresiasi pada Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan TNI Indonesia (FKPPI) sebagai organisasi yang lebih dewasa dan cerdas dalam acara diskusi publik "Sejatinya Kota Bekasi Dipimpin Walikota Dari Politisi atau Birokrat" yang diadakan Garda Bekasi 1 di Griya Wulan Sari (14/7/2012). "Saya lihat ada juga anak-anak FKPPI disini yang terlihat lebih dewasa dan cerdas," katanya (14/7). Dalam kesempatan tersebut, Prof Indria menyampaikan, bahwa di Jakarta masyarakat ibu kota sedang menginisiasi trend Politik akal Sehat. "Politik wani piro sudah bukan Zamannya, sudah ditinggalkan dan tidak digunakan lagi," terangnya. Ilmuwan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tersebut membuka lagi pengalaman bangsa Indonesia sejak masa kemerdekaan yang pernah hidup dalam semangat kepemimpinan Dwi Tunggal, Soekarno Hatta. Dwitunggal Soekarno-Hatta digambarkan Prof Indira sebagai politik kendaraan, Politik Rem dan Gas. Soekarno seorang motivator, menurut pengamat politik tersebut, dan Hatta yang dipersonafikasikan sebagai seorang administratur. "Kalau direm terus nggak Jalan-jalan, kalau digas terus akan nabrak," kata Prof Indira yang berkelakar dan disambut tepuk tangan hadirin. Selain itu Profesor yang menyelesaikan program doktornya di program Ph.D. Asian Studies pada Universitas yang sama, tahun 1992 dan MA. Studi Pembangunan The Flinders di University of South Australia, tahun 1989 juga menyampaikan bahwa kekuasaan tidak boleh lagi dijadikan sebagai tempat persembunyian. "Kekuasaan bukan sekedar Bungker, tempat persembunyian agar aman dari ganguan, karena masyarakat kita tidak seperti dulu lagi," kata Prof Indira. Sementara itu Heri Koswara, kandidat dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), mengatakan bahwa biaya demokrasi kita di Indonesia memang mahal. "Untuk pemilu Walikota dan Wakil Walikota Bekasi saja kita menganggarkan Rp. 26 milyar, belum lagi kalau nanti harus melewati putaran kedua, setelah dihitung bersama DPRD Kota Bekasi sekitar Rp. 15 milyar lagi biayanya," kata Ketua komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bekasi tersebut. Ditempat yang sama Syarief Hidayat selaku Ketua Generasi Muda FKPPI menyampaikan kesiapan kadernya untuk melakukan sosialisasi dan pendekatan ke 38 komplek sebagai sebuah tahapan untuk sepakat mendukung H. Akhmad Zulnaeni sebagai calon Walikota Bekasi. "Tahapan sekarang rekom dulu kami tunggu, sebelum kepilkada sesungguhnya, bagaimana saya akan mensosisialisasikan sosok Pak Akhmad Zul," katanya. FKPPI, disampaikan Syarief, sudah solid untuk konsolidasi dukungan pada Akhmad Zulnaeni yang sudah mendaftar pada penjaringan calon dari partai Demokrat. Ketua GM FKPPI, Syarif Hidayat mengkonfirmasi bahwa pribadi maupun secara organisasi belum ada informasi kapan akan diketahui rekom dari DPP Partai Demokrat akan keluar. GM FKPPI sendiri tanggal 29 Juni 2012 sudah mengadakan pleno, dikata Syarief Hidayat, sudah bulat mendukung Akhmad Zulnaeni sebagai Calon walikota Bekasi. "Sudah sosialisasi 38 komplek basis kami, dan kami harus melakukan sosialisasi pemenangan atau dukungan di 12 rayon, karena Pleno GM diperluas, untuk saat ini jelas kami mendukung pak Ahmad Zul, pak Ahmad zul merupakan kader terbaik FKPPI,"katanya yang memastikan tidak ada calon lain saat didampingi Wakil sekretaris FKPPI, Bowo. (Don). Live from BlackBerry® on AHA - I like it!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar