Senin, 23 Juli 2012
DOKTER TITI, RSU SEBAGAI KANTOR DAN ALAT PERJUANGAN
Sosoknya sederhana, loyal pada masyarakat dan selalu mengedepankan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi. Itulah dr. Titi Masrifahati yang biasa dipanggil dokter Titi. "Saya pertama menanamkan value.. totalitas pelayanan publik khususnya layanan kepada keluarga miskin," sebuah pesannya tentang Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bekasi (23/7).
Mulai dari kendala parkir yang awalnya sangat dikeluhkan banyak pihak, sampai dengan persoalan pelayanan dijawab semua tanpa gembar-gembor yang berbuah pada perbagai prestasi kerja seluruh pegawai RSUD Kota Bekasi. "Parkir di lahan sewa kodam, juga jika selesai dibangun ada di basement RSUD dan ke seberang sungai. Saat ini sedang dibuat Detail Engginering Design (DED) jembatan dari RSUD ke seberang sungai Bekasi oleh Kementerian PU," jelasnya.
Menurut informasi direktur RSUD Kotra Bekasi tersebut, Surat permohonan RSUD kepada kementerian PU tahun lalu sudah direspon dan mendapatkan tanggapan yang baik dari kementerian. Juga mengelola manjement mutu layanan, mengelola keuangan dengan kendali biaya dan kendali mutu, serta responsibility terhadap kebijakan pemerintah.
Dokter Titi secara perinci menjelaskan pengelolaan RSUD Kota Bekasi yang dipimpinnya dan termasuk sukses yang diraih dari upaya melanjutkan kerja Dirut yang kadang hanya menggunakan Honda FREED yang dikemudikannya sendiri. "Harus resposibilitas tinggi terhadap kebijakan pemerintah daerah dan pemerintah pusat serta dinamika di masyarakat kota Bekasi, belum lagi ke arah dalam, kaitan dengan SDM yang berbagai profesi agar sinergi," katanya tentang upaya pemenuhan kebutuhan SDM yang selalu meningkat dalam pengembangan layanan RSUD Kota Bekasi.
Titi sendiri sering mementingkan untuk datang ke kantornya sebelum harus apel setiap senin pagi, pernah ditunggu di Jalan A. Yani Nomor 1 ternyata sang dirut memberi briefing sehat dengan mencuci tangan dengan sabun terlebih dulu. Saat ditanya bagaimana dirinya mempelajari hal-hal tersebut di atas, dokter Titi hanya menjelaskan bahwa pengelolaan RS. "Sangat komplek, berhubungan langsung ke masyarakat berupa sarana pra-sarana dan fasilitas publik yang representatif dan nyaman," jelasnya.
Beberapa kesimpulannya coba disampaikan Dirut RSUD yang muda dan cantik itu. "Kedua membentuk net-working dengan eksternal, baik pemda kota Bekasi, propinsi, dan pemerintah pusat serta asosiasi (peer-group), secara internal membangun kesetaraan, komunikasi, dan empowering dengan berbagai profesi di RSUD," terangnya.
Hal Ketiga menurutnya, adalah motivasi seluruh jajaran RSUD lalu bersama-sama mengajak sebagai bagian dari organisasi dan menjadi Tim sukses RsuD Kota Bekasi. Masukan Saran komplain dijadikan barometer / bahan refleksi kekurangan dan pencapaian.
Akuntabilitas kepada publik, menurutnya lagi, merupakan gambaran sejauh mana program layanan RSUD dapat merespon need/ kebutuhan masyarakat. "Lalu meningkatkan kesejahteraan seruruh karyawan seiring dengan pencapian visi dan misi RSUD," tutupnya di senin pagi sekali, dari cerita para pegawainya RSUD benar-benar dijadikannya sebagai alat perjuangan. (Don).
Live from BlackBerry® on AHA - I like it!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar