Jumat, 06 April 2012
GUBERNUR JAWA BARAT RESMIKAN MASJID JAMI AL HUDA
Gubernur Jabar Ahmad Heryawan menyatakan, keberadaan masjid hendaknya bisa jadi sarana untuk membina ummat agar menjadi sumberdaya manusia (SDM) yang unggul. Karakter masyarakat yang berakhlak baik dan karakter yang kuat pun bisa dibentuk melalui pembinaan di masjid.
Pemanfaatan masjid menurutnya tidak sebatas kegiatan ritual rutin, namun juga membangun kesholehan sosial, seperti sebagai pusat pendidikan, bertukar informasi, kesehatan serta kegiatan amaliyah lainnya yang bersentuhan kepada kebutuhan sesama makhluk. Pengoptimalan manfaat masjid di tengah masyarakat akan menjadi wujud rasa syukur.
"Kita harus senantiasa mensyukuri adanya masjid yakni dengan menghadirkan sejumlah kegiatan memakmurkan masjid. Masjid itu lebih mulia dari rumah. Jadikan masjid untuk mengajari anak-anak kita mengenal Allah, mengenal Rosul dan belajar Al-quran. Masjid juga sebagai pusat pembinaan ummat, terlebih lagi sebagai sarana pemersatu dan memperkuat silaturrahim," ujar Heryawan saat meresmikan Masjid Jami Al-Huda di Kompleks Chandra Baru Kota Bekasi, Jumat (6/4/2012).
Masjid Al-Huda sendiri dibangun sejak 1988 dan mengalami beberapa kali renovasi. Kondisi hingga diresmikan menjadi sebuah masjid yang berdiri kokoh dan megah.
Heryawan berharap masyarakat di sekitar masjid dapat memanfaatkan seoptimal mungkin masjid untuk meningkatkan ketaqwaan. Salah satunya melalui shalat berjamaah lima waktu.
"Karakter yang seperti itulah menjadi modal dasar dalam melaksanakan pembangunan. Karena dengan jiwa yang didasari pada ketakwaan maka pembangunan dapat berjalan dengan baik yang menghadirkan nilai kejujuran dan anti korupsi," katanya.
Untuk pembangunan dan pengembangan masjid, Pemprov Jabar sendiri setiap tahunnya membantu sekitar 1.000 masjid. Dan dalam khutbah Jumat yang disampaikan Heryawan saat menjadi Khotib, ia menuturkan bahwa fungsi masjid dalam arti luas, tak hanya tempat ibadah dan syiar Islam. Sebagai contoh, di kawasan Timur Tengah, masjid juga digunakan sebagai tempat menimba dan meningkatkan kapasitas keilmuan melalui kajian kitab dan pengajaran.
"Meski demikian, memasuki masjid sebagai rumah Allah, harus memperhatikan tata caranya, dengan tetap menjaga kesucian. Secara filosofi, masjid juga dapat dijadikan tolak ukur keimanan dan karakter manusia di suatu lingkungan," tuturnya. (Tya/Don).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar