Halaman


Prabowo Subianto For Presiden

Selasa, 27 Maret 2012

MASTER PLAN RSUD BEKASI Rp. 150 MILYAR UNTUK PENGEMBANGAN RS

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bekasi membuktikan bahwa mereka benar-benar menjadi RS yang baik dengan penjelasan kondisi dan menerangkan langsung ditempat atau on the spot. Hasil pemantauan SMUTs Bekasi, RSUD Kota Bekasi memang benar-benar sangat mengutamakan sistem pelayan publik yang cukup mumpuni. Berbarengan dengan kunjungan kerja pemerintah daerah Grobogan, Jawa Tengah, Hedi M. Hidayat selaku Wakil Direktur Umum (Wadirum) bidang Keuangan menjelaskan nya secara spesifik. Didampingi Wadirum Pelayanan, dr. Anthony, Hedi mengantarkan tamu kunjungan kerja dari Grobogan dengan menerangkan pada stadium tertutup dan langsung di bangsal-bangsal pasien. Diterangkan bahwa kinerja RSUD Kota Bekasi masuk pada grade A1 dengan penilaian 7,73 dari skala penilaian 65-80 yang merupakan poin hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia. "Kinerja RSUD Kota Bekasi masuk grade A1 dan menjadi RSUD percontohan hasil audit BPK RI," kata Hedi menjelaskan (27/3). RSUD Kota Bekasi sendiri sudah memberi masukan pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) kota Bekasi sebesar Rp. 56 milyar pada tahun anggaran 2011. "Sedangkan pada tahun anggaran 2012 direncanakan target PAD dari RSUD besarnya mencapai Rp. 61 milyar karena ada 23 kamar yang harus ditutup untuk rehabilitasi total gedung baru 4 lantai," tambahnya Hedi. RSUD Kota Bekasi membuka pendaftaran mulai jam 07.00 sampai dengan pukul 11.00 WIB setiap kerja dengan rujukan pada Unit Gawat Darurat (UGD) bagi yang datang diatas waktu pendaftaran. Sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), RSUD Kota Bekasi mengacu pada surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 920/Menkes/SK/X/2008 tentang pengelolaan karyawan/karyawati dan non Pegawai Negeri SAipil Daerah (PNSD). RSUD Kota Bekasi, menurut Hedi, memiliki master plan untuk peningkatan kapasitas senilai Rp. 150 Milyar yang berupa perluasan parkir dan gedung baru. "Saat ini sudah kita bisa lihat maketnya yang insya Allah tahun 2014 mendatang akan menjadi RS yang nyaman dan indah," katanya. RSUD yang dikelilingi 36 Rumah Sakit (RS) swasta di kota Bekasi tersebut tahun 2012 ini mendapatkan bantuan propinsi Jawa Barat sebesar Rp. 15 milyar untuk pembangunan gedung baru dari Rp. 25 milyar dana yang dibutuhkan. Sisa Rp. 10 milyar rencananya akan didapat dari biaya tambahan poada alokasi Anggaran Pendapatan dan Pembangunan Daerah Perubahan (APBD-P) propinsi Jawa Barat. Perubahan besar yang terjadi, diterangkan Hedi, dilakukan mulai dari tahun 2007 dengan pembenahan diseluruh aspek yang ada dalam manajemen RSUD Kota Bekasi. "Saat ini bahkan RSUD Kota Bekasi sedang menjalin kerja sama dengan Asuransi Jasa Raharja dan PT. KAI untuk pelayanan jaminan asuransi," katanya. Ditempat yang sama dr. Anthony menyampaikan bahwa pendapatan dari keuntungan obat disesuaikan dengan aturan 30%. "Itu menjadi margin keuntungan rumah sakit selain Jasa Farmasi, Jasa Pelanan dan lain-lain," katanya. Sedangkan untuk peningkatan pengelolaan keuangan BLUD sendiri, RSUD kota Bekasi ditunjang Keputusan Walikota Bekasi Nomor 060/Kep.250-Org/VII/2009 tentang Peningkatan Status Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) RSUD Kota Bekasi. Proporsi 61 % PAD dan 44% Jasa Pelayanan menjadi acuan yang digunakan RSUD Kota Bekasi. dr. Anthony juga menyampaikan bahwa dokter di RSUD Kota Bekasi mendapatkan perhatian khusus agar betah di RSUD. "Dokter itu harus disediakan mainan agar selalu betah, misalnya, steleskopis dan lain-lain," katanya yang disambut derai tawa tamu dari pemda Grobogan. Sedangkan dari pihak tamu diteangkan oleh Sri Budi Santoso dari Sekretariat Dewan (Setwan) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Grobogan bahwa kunjungan kerja yang dilakukan untuk mempelajari pengelolaan kinerja dan pelayanan RSUD Kota Bekasi. Sebanyak 21 orang anggota rombongan datang dari pemda Grobogan yang berasal dari DPRD Grobogan, Dinas Kesehatan, RSUD, dan SKPD yang terkoordinasi dalam kerja komisi D DPRD Grobogan. Beberapa pertanyaan mengenai jam pelayanan pasien, keuntungan obat, ketentuan daerah tentang jasa medik ditanyakan dalam kesempatan tersebut. Pertanyaan tentang praktek dokter lebih dari 2 tempat dan penanganan pasien TBC (Tuberculosis) juga sempat dilontarkan oleh anggota rombongan. Grobogan memiliki RSUD yang melayani masyarakat yang bernama RSUD Raden Sujati. RSUD Raden Sujati memiliki persoalan komplek karena keterbatan peralatan medis seperti CT-scan, alat bedah, Radiologi, dan keterbatasan dokter ahli. Sedangkan di RSUD Kota Bekasi peralatan tersebut saat ini sudah dimiliki untuk meningkatkan kualitas pelayanan RS. RSUD kota Bekasi juga memiliki Short Massage Service (SMS) center yang dapat diakses dengan nomor 08567708211. (Don).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar