Halaman


Prabowo Subianto For Presiden

Minggu, 25 Maret 2012

JUM'AT RAWA BAMBU TENANG KEMBALI

Pasca bentrok yang terjadi di Rawa Bambu, warga sekitar Rt 01 dan 02 Rw. 07, Kali Baru kembali tenang dan aktifitas normal seperti sedia kala. Jum'atan di Masjid Nurul Iman pun tampak hikmat diikuti ratusan jamaah yang memadati masjid 2 lantai sampai kesamping pelataran masjid. Dikatakan Japra, 30 th, warga setempat yang tinggal tepat di belakang warung Jamu tempat awal lokasi keributan bahwa warga sudah tidak lagi memikirkan perkelahian Minggu, 18 Maret 2012. "Warga sebenarnya sejak kejadian pemukulan di warung jamu jalan Rawa Mawar sudah tidak peduli karena kelompok Ambon sudah sering rese kalau lewat," katanya(23/3). Lebih dari 5 kali kejadian selama bulan maret membuat warga geram dengan penyerangan pemukiman warga di waktu subuh itu reda dengan kesadaran yang diberikan tokoh agama setempat. Bahkan berulangkali takmir Masjid Nurul Iman menyampaikan pesan agar seluruh warga berdoa untuk kebaikan dan ketenangan warga Rawa Bambu untuk kesejahteraan bersama. Polisi pun menempatkan 10 kendaraan motor trial yang dilengkapi alat pemukul dan senjata laras panjang berjaga di depan gang jalan Rawa Mawar yang siap-siaga berjaga. Belum lagi satuan intel polres metro Bekasi yang disebar dibeberapa titik dan satuan TNI dengan kaos bertulis Armed 7 masih siaga di lokasi pemukiman. Saat jum'atan di masjid, khatib menyempaikan agar seluruh warga menciptakan ketenangan, demikian pula dengan aparat dan jurnalis yang datang khusus ke Lokasi bentrokan. Khatib berpesan agar semua dapat mengambil hikmah dari kejadian, serta menjadikan pernyataan bersama yang sudah dibacakan sebagai sebuah pernyataan damai kerukunan serta ketertiban di wilayah Rawa Baru. Khatib pun tidak segan-segan menyampaikan undangan maulid Nabi yang diadakan di perumahan Titian Indah Asri kepada para jamaah yang terlihat khusuk mendengarkan khotbah Jum'at. Tidak sejengkal pun tersisa ruang untuk shalat Jum'at di Masjid Nurul Iman yang megah tempat pertama kali serangan balik kelompok Ambon melakukan serangan. Japra menyebutnya preman karena kehadiran mereka dari berbagai lokasi dari Jakarta dan sekitarnya yang berjumlah 200 orang dengan dilengkapi berbagai senjata tajam. "Awalnya mereka hanya 30 orang setelah satu kawan mereka yang biasa rese habis mabuk memukul warga," kata Japra. Mengenai satu orang bernama Joni Simatupang yang meninggal di lokasi, Japra menjelaskan bahwa yang bersangkutan merupakan sopir B 1961 NI kelompok Ambon yang akan pulang setelah melakukan serangan subuh, Rabu, 21 Maret 2012. Karena ditinggal 2 orang dari kelompok Ambon sendirian yang akhirnya dihakimi warga yang mengejarnya. Warga sendiri dendam karena kelompok Ambon yang khusus datang ke perumahan Titian Indah menganiaya warga dengan sajam berupa Samurai dan silet. Akhirnya sweeping pun dilakukan warga sehingga mobil Vitara B 1961 NI dicegat namun melarikan diri, jelas Japra, mobil berhasil dihentikan warga di daerah Buaran. Sedangkan Kosim masyarakat yang juga jadi korban, diterangkan Kepala Biro Operasi Polda Metro Jaya Komisaris Besar, Agung Budi Maryoto, merupakan karyawan salah satu perusahaan leasing, melintas di Jalan Kali Baru Timur, Kalibaru, Medan Satria. Kosim yang berboncengan dengan seorang temannya dicegat dan dikeroyok massa. Kendaraan bermotor Honda Revo B 6883 KRC dan korban dibakar massa. Kosim mengalami luka bakar dan luka akibat senjata tajam, sedangkan temannya melarikan diri. Beberapa korban, diinformasikan Japra, saat ini masih menjalani pengobatan di Rumah Sakit Mitra Keluarga. Banyaknya korban karena sempat terjadi perang batu dan panah di lokasi dekat perumahan Titian Indah. Di lokasi warung jamu, Elis (20 th) pelayan warteg mengatakan banyak warung dan bengkel disekitar lokasi tadinya tidak berani buka. Bahkan ketika kejadian terjadi mereka terpaksa tidak berdagang karena takut salah sasaran."Sekarang sudah buka mas, pas kejadian di warung jamu depan warteg saya, saya sudah tutup dan tidak tahu apa-apa," katanya.(Don).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar