Jumat, 20 April 2012
SILATURAHMI DENGAN KADER BKMT, AHER YAKIN PEMDA PERBATASAN TIDAK AKAN GABUNG JAKARTA
Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, usai menghadiri Silaturahmi dan pekan Prestasi yang diadakan Badan Kontak Majlis Ta'lim (BKMT) menyampaikan bahwa pemerintah diperbatasan tidak ada yang berkeinginan untuk bergabung dengan Provinsi DKI Jakarta. Pernyataan itu disampaikannya saat ditanya wartawan kemungkinan bergabungnya Kota-kota yang berada di daerah-daerah perbatasan Jawa Barat dan DKI Jakarta.
Selain dikatakan tidak memungkinkan, Ahmad Heryawan menyampaikan ketidak mungkinan bagi pemimpin daerah seperti Kota Bekasi berpikiran demikian karena perbedaan posisi Walikota di Bekasi dan di daerah-daerah di Jakarta. "Kalau di Jakarta kan pemerintahan Administratif, berbeda dengan Bekasi yang kepala daerahnya dapat menentukan kebijakannya sendiri," katanya (19/4).
Gubernur Jawa Barat tersebut mencoba menjelaskan kewenangan yang berbeda dalam pembuatan kebijakan pemerintah daerah antara kota-kota di Jakarta dan Jawa Barat. Sebuah kenyataan kepala daerah di Jawa Barat dapat melakukan kerja sama secara langsung dengan pemerintah Provinsi DKI Jakarta, terkait TPST Bantar Gebang misalnya, sedangkan walikota di Jakarta secara administratif tetap melalui Pemerintahan provinsi tidak bisa langsung.
Sedangkan untuk membicarakan hal-hal terkait persoalan daerah-daerah yang berbatasan dengan Jakarta yang terbilang strategis, secara tegas Ahmad Heryawan mengatakan kalau ada keinginan tersebut pemerintah pusat harus terlibat dalam pembicaraan. "Selain pembicaraan antara gubernur dengan gubernur, pusat harus terlibat karena mereka sumber kebijakan tentang itu," katanya.
Selain persoalan tradisi dan kewilayahan, aspek ikatan emosional disampaikan Ahmad Heryawan secara terang tentang impact dari pemisahan yang akan terjadi. Kemarahan masyarakat Jawa Barat yang akan terjadi, misalnya terjadi pada Bekasi, karena ikatan kewilayahan tersebut cukup jelas bahwa daerah perbatasan Jawa Barat dan DKI Jakarta merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Provinsi Jawa Barat.
Dalam acara Pekan Prestasi BKMT Kota Bekasi sendiri, Gubernur Jawa Barat berharap pada ibu-ibu di Kota Bekasi untuk menjadi pos terdepan untuk menyukseskan pembangunan di Jawa Barat. Selain itu gerakan sayang anak dan penghapusan kekerasan, dikatakan Gubernur, harus menjadi gerakan di provinsi Jawa Barat dengan aksi langsung disetiap lingkungan masyarakat.
Majlis ta'lim, diminta Ahmad Heryawan, dapat menjadi garda terdepan untuk mensosialisasikan gerakan tersebut keseluruh lingkungan di Kota Bekasi. Secara khusus juga yel-yel Ahmad Heryawan disampaikan untuk menjadi slogan gerakan,"Jawa Barat, Bisa! Kudu Bisa! Insya Allah pasti Bisa!".
Sedangkan Ustazah Prof. Dr. Tuty Alawiyah, mantan menteri pemberdayaan Perempuan yang merupakan Ketua BKMT Pusat, menyapaikan agar majlis Ta'lim juga memikirkan nasib Indonesia yang hanya diurutan 69 yang disampaikan lembaga dunia UNESCO. Di ASEAN sendiri Indonesia hanya berada diperinkat 7 dari 10 negara ASEAN dalam issuue yang sama.
Ketua BKMT pusat mengingatkan bahwa di Malaysia dari 3.000 anak-anak Yatim-Piatu ada 1.600 yang dijamin pemerintahan negara serumpun itu yatim-piatu akan menjadi Doktor (S3). "Kita harus mulai berfikir, bukan lagi SMA atau strata 1 lagi pendidikan yang diperjuangkan negara untuk anak yatim-piatu," kata Prof. Dr. Hj. Tuty Alawiyah saat berjalan menuju kendaraannya.
Acara sendiri dihadiri 10 ribu lebih kader BKMT Kota Bekasi, dihadiri Sekda Kota Bekasi, Ketua BKMT Kota Bekasi Ustadzah Hj. Atifah Hasan selaku motor dakwah di Kota Bekasi, KH. Mursyid Kamil, dan Ustadz Syaikhu dari DPRD Jawa Barat.(Don).
Live from BlackBerry® on AHA - I like it!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar