Kamis, 10 Mei 2012
TANTOWI DIANGGAP BERBOHONG, TIDAK ADA PEMUKULAN
Dalam insiden di Bekasi, Tantowi Anwari yang sesumbar terkena bogem mentah warga Tambun-Bekasi, mengaku-ngaku dirinya berprofesi jurnalis. Meski bukan wartawan, anehnya, seorang Tantowi mengklaim dirinya aktif di organisasi kewartawanan yang dinamakan Sejuk (Serikat Jurnalis untuk Keberagaman).
Seperti diberitakan media massa sebelumnya, Tantowi Anwari diduga, dihajar warga yang tak setuju dengan ibadah yang dilakukan jemaat HKBP Filadelfia di lingkungan tempat tinggal mereka, Tambun-Bekasi. Warga kesal, karena Tantowi memancing kemarahan, dengan kaos yang ia kenakan bertuliskan “Lawan Tirani Minoritas” dengan logo Sejuk. Warga pun melucuti kaos Tantowi di tempat kejadian peristiwa (TKP). Ketika itu, Tantowi sempat diamankan di Polsek Tambun.
Keberadaan Tantowi di HKBP mengundang tanya. Ketika ditanya oleh Juru Bicara FPI Munarman dalam sebuah dialog di TV One, apakah anda wartawan? Lalu dijawab Tantowi: Bukan!”
Kalau bukan wartawan, kenapa ada di barisan jemaat HKBP? Itu namanya provokator! Ini menunjukkan Tantowi bagian dari Jamaat HKBP yang ngaku-ngaku wartawan, dan parahnya mengatasnamakan Serikat Jurnalis. Padahal dia bukan wartawan. Bahkan dalam perbincangan di TV One, Tantowi sempat mengaku dari AJI (Aliansi Jurnalis Independen). Nah lho?!
Diakui rekannya Ahmad Junaidi, sesama aktivis Sejuk, Tantowi memang sering mendampingi kaum minoritas yang terkena masalah seperti HKBP Filadelfia dan GKI Yasmin yang bermasalah dengan persoalan IMB (izin mendirikan bangunan).
Tantowi, tak hanya menemani kaum minoritas, tetapi juga menuliskan pengamatannya ke dalam website sejuk.
Atas kejadian yang menimpa rekannya tersebut, Sejuk menggandeng LBH (lembaga bantuan hukum) untuk meminta bantuan atas dugaan pemukulan yang dilakukan warga kepada Tantowi di Bekasi, belum lama ini. Sejuk dan LBH juga sempat menggelar jumpa pers terkait peristiwa tersebut. "Kita akan melakukan upaya hukum dan koordinasi dengan teman-teman di LBH," jelasnya.
Sementara itu, pihak kepolisian menyatakan tidak ada pemukulan terhadap aktivis Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (Sejuk) Tantowi Anwari. Itu disampaikan Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto menyusul kabar pemukulan terhadap Tantowi saat katanya sedang meliput ibadah HKBP Filadelfia, Tambun, Bekasi, Jawa Barat.
"Tidak ada pemukulan. Ia hanya hampir dipukul karena memakai kaos yang provokatif bahasanya," ungkap Rikwanto di Mapolda Metro Jaya, Minggu (6/5).
Menurut Rikwanto, warga yang hendak menyerang Tantowi bukan berasal dari kelompok ormas tertentu. Tantowi yang menghadiri ibadah itu menggunakan kaos bertuliskan 'Melawan Tirani Mayoritas'. Tulisan di kaos tersebut menjadi provokatif. "Akhirnya ia diamankan di Polsek Tambun. Ia diamankan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," terang Rikwanto.
Front Pembela Islam (FPI) juga membantah telah menganiaya Aktivis Serikat Jurnalis Untuk Keberagaman (SEJUK) Tantowi Anwari. Wakil Sekjen FPI, Awit Masyhuri meminta Tantowi membuktikan tuduhan penganiayaan tersebut. Jika tidak, maka FPI mengancam bakal menuntut balik Tantowi.
"Ada gak buktinya seperti atribut, atau yell-yell FPI?Yang kami dengar, pihak kepolisian dan masyarakat lah yang membubarkan. (FPI tidak ada di tempat kejadian pada saat polisi membubarkan masyarakat?), tidak ada," kata Ustadz Awit.
Mengaku-ngaku wartawan adalah sebuah pelanggaran berat. Karena itu wartawan gadungan seperti Tantowi hendaknya jangan mencemari nama baik wartawan Indonesia. Jika ia seorang aktivis, katakan saja aktivis, bukan malah ngaku-ngaku wartawan. (Des).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar