Minggu, 15 Agustus 2010
DI BAWAH POHON RAMBUTAN DAN HANYA LAHAN KOSONG
Kisruh jemaat Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) di Ciketing Asem (CikeAs) ternyata berdampak luas. Selain menolak opsi yang ditawarkan pemerintah kota Bekasi, merekapun membawanya pada kegiatan yang dilakukan di Monas dan dekat Istana Merdeka. Berdasarkan informasi yang dihimpun dari berbagai sumber, pernyataan keprihatinan disampaikan banyak organ usai kegiatan HKBP di Cikeas, 15/6.
Hal ini membuat prihatin warga sekitar. Salah satunya yang mengaku bernama Adi yang tinggal di dekat lokasi tanah milik HKBP. Sepengetahuannya, kejadian yang diberitakan sedemikian heboh, tidak seperti pembeberan dibeberapa media massa. Ibadah yang dilakukan berada ditanah seluas 3.000 meter persegi, di bawah pohon rambutan. "Disini yang ada hanya tanah kosong milik HKBP dan setahu saya saat kejadian tanggal 8 Agustus tidak ada warga yang masuk ke tanah itu. Hanya saling dorong dan aparat biasa saja." katanya.
Lalu pada 15 Agustus pun satpol PP, menurutnya, justru sangat persuasif dan membantu pengamanan. Adi bingung kejadian itu justeru diekplorasi demikian besar dan tidak seperti yang mereka ketahui."Saya sebenarnya juga puyeng kalau mereka berkegiatan di tanah kosong itu, tapi mau gimana lagi selain pergi meninggalkan rumah kalau mereka berkegiatan." jelasnya.
Adi menggambarkan lokasi tanah HKBP adalah tanah yang dipagari kawat berduri dengan pintu disisi kanan lahan dekat rumah salah satu warga muslim. Rumah yang bersebelahan pun ditandai kubah kecil terbuat dari stainless steel sebagai tanda. Pemiliknya takut ada kesalah pahaman kalau ada kegiatan di tanah HKBP Cikeas itu.
Banyaknya wartawan yang datang baik lokal maupun asing membuat Adi dan warga yang lain bingung. Sebagian mereka memilih diam bila ditanya karena takut daerahnya bermasalah. "Bisa dilihat kan. Banyak toko ditutup karena ada kegiatan yang juga dijaga aparat sedemikian banyak. Entah sampai kapan." imbuhnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar