Halaman


Prabowo Subianto For Presiden

Kamis, 05 Juli 2012

Proyek PNPM Dikritik

Di samping pencapaian yang baik, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri juga masih memiliki kekurangan dan kelemahan. Program yang diluncurkan tahun 2007 itu dipandang belum menjawab masalah kemiskinan. Demikian benang merah yang mengemuka dalam Seminar ”PNPM Mandiri: Antara Retorika dan Realita”, yang diselenggarakan International NGO Forum on Indonesian Development (INFID) dan Yayasan Tifa, Rabu (4/7), di Jakarta. Hadir pada acara tersebut antara lain Elan Satriawan, Ketua Kelompok Kerja Kebijakan Monitoring dan Evaluasi Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, Toby Carrol dari Center on Asia and Globalisation Lee Kuan Yew School of Public Policy, Hans Antlov dari Bank Dunia, dan Tania Li dari Universitas Toronto. Pembangunan fisik Sejumlah lembaga swadaya masyarakat, yakni Gerakan Antipemiskinan Rakyat Indonesia (Gapri), INFID, Forum Informasi dan Komunikasi Organisasi Nonpemerintah, Institute for Research and Empowerment, dan Yayasan Tifa, dalam audit sosialnya menemukan, aspek pemberdayaan masyarakat masih minim ketimbang pembangunan fisik yang terlihat lebih masif. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) belum mampu meningkatkan kapabilitas masyarakat miskin karena yang terlibat dalam pengelolaan adalah orang yang punya pengaruh dan belum ada data terkategorisasi sehingga sasaran antarprogram belum jelas, peluang tumpang tindih masih besar, serta memberi peluang korupsi. ”Yang banyak terjadi adalah tidak relevannya antara bantuan dan yang dibutuhkan masyarakat. Misalnya masyarakat perlu akses modal, tetapi yang ada malah perbaikan jalan,” ujar Abdul Ghofur dari Gapri. Anggota Komisi XI DPR, Arif Budimanta, yang hadir dalam diskusi memandang PNPM tidak membawa perubahan signifikan pada penurunan kemiskinan di Indonesia. Tahun 2011 ke 2012, kata Arif, saat ekonomi tumbuh 6,5 persen, ternyata angka kemiskinan hanya turun 858.000. Pendapat senada disampaikan Tania Li yang hadir sebagai penanggap. Menurut dia, keberadaan PNPM penting, tetapi program itu tidak bisa serta-merta mengurangi kemiskinan lantaran yang bisa diatasi oleh PNPM hanya salah satu sisi. Tak bisa sendiri Menanggapi masalah ini, Elan Satriawan mengatakan, PNPM memang tidak bisa mengatasi kemiskinan sendirian. ”Kalau meniadakan program lain dan hanya mengandalkan PNPM, jelas tidak bisa. Jadi harus melibatkan upaya lain,” ucapnya. Adapun dampak positif PNPM Mandiri adalah terbangunnya sejumlah fasilitas, di antaranya 65.500 kilometer jalan, 9.000 jembatan, dan 11.000 saluran irigasi. (WER)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar