Kamis, 17 Juni 2010
ISSUE SEKSI PDAM, AIR BAKU
Tingkat pelayanan air minum nasional di perkotaan hingga akhir 2009 mencapai 45% dengan sekitar 8 juta sambungan rumah. Capaian tersebut masih di bawah target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yaitu 66% pada tahun 2009. Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) masih menjadi sorotan karena berbagai hal, dari mulai manajemen operasional, pembiayaan, hingga kualitas dan kuantitas air baku.
Persoalan kualitas dan kuantitas air baku masih dirasakan sebagian besar PDAM, terutama di Pulau Jawa yang mulai mengkhawatirkan. Masalah air baku masih setia mengiringi permasalahan lain PDAM seperti tarif air yang di bawah harga produksi, kebocoran, hingga belitan hutang.
Dalam Rencana Strategi bidang Cipta Karya, program pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) 2010 – 2014, penyediaan air baku untuk kebutuhan air minum menjadi prioritas. Program ini didukung dan bersinergi dengan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air.
Dua institusi ini bertanggung jawab terhadap pengembangan air minum dan pengelolaan sumber daya air. Mereka perlu menyusun program-program yang mantap dan berkesenimbungan guna menyediakan air, mengatur alokasi air dan melakukan kegiatan guna kelestarian sumber air dengan memperhatikan program-program institusi lain sehingga didapat suatu sinergi.
Penyusunan program penyediaan air baku harus disusun berdasarkan permasalahan pada masing-masing daerah yang meliputi potensi dan ketersediaan air baku, kualitas air, imbangan air, daerah rawan air, kondisi sosial ekonomi dan kondisi dan fungsi prasarana dan sarana dasarnya.
Air baku dalam menjamin pengembangan air minum. Masih terkait pengelolaan air minum, kami juga mengulas alternatif pengelolaan SPAM oleh Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). BLUD dibentuk untuk memberikan pelayanan air minum kepada masyarakat tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.
Hal inilah yang menjadi tema sentral Direktur Utama (Dirut) PDAM Bekasi, Wahyu Prihantono, yang selalu menyampaikan kepada wartawan agar menjadi perhatian bersama. Mulai dari peralatan, prasarana sampai dengan sarana yang sudah ada terkait penunjang produksi air bersih dan tentunya air baku itu sendiri dalam memenuhi kebutuhan.
Pembantu utama dirut PDAM, Syaiful, menyampaikan tentang potensi dan peluang PDAM dalam mengolah dan memproduksi air baku yang saat ini ada. Dijelaskannya, beberapa kali Humas PDAM juga mengeluhkan kerusakan pompa yang berakibat pada kekurangan bahan baku yang dialami PDAM Bekasi dalam beberapa kurun waktu. Selain itu kebutuhan mendesak akan Waste Water Plan Treatment (WWTP) untuk pemenuhan kebutuhan air bersih dibeberapa unit yang memiliki pelanggan besar. Pelanggan di unit sendiri saat ini dirasakan sudah sangat merata disemua unit yang dikelola PDAM Bekasi baik di Kabupaten maupun Kota Bekasi.
Rencana yang disiapkan oleh kedua pemerintahan daerah tersebut diharapkan dapat membantu PDAM Bekasi dalam peningkatan produksi air dan pelayanan terbaik bagi para pelanggannya. Baik itu terkait peningkatan hubungan kerjasamanya maupun dukungan keuangan dari kedua pemilik saham terbesar guna menutupi kekurangan-kekurangan yang dimiliki PDAM Bekasi. "Peluang kerjasama akan menjadi prospek untuk mengetahui kebutuhan masyarakat Bekasi di waktu yang akan datang, dukungan pemerintah daerah akan sangat membantu menyelesaikan persoalan air sebagai kebutuhan pokok." tambah Saiful. (Don).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar