Halaman


Prabowo Subianto For Presiden

Minggu, 19 Februari 2012

TREND PEREMPUAN MENJADI KEPALA DAERAH

"SUARA PEREMPUAN PENENTU KEMENANGAN", HJ. DIAL HASAN KA. DEP. MINYAK DAN GAS BUMI DPP PARTAI GERINDRA.
Setelah kemenangan Tri Rismaharini sebagai Walikota Surabaya, trend Perempuan menjadi Kepala daerah terus naik diseluruh Indonesia. Rita Widyasari terpilih dalam pemilu kepala daerah (Pemilukada) di Kutai Kartanegara dan Airin Rachmi Diani memimpin Tanggerang Selatan. Setelah itu, Hj. Atut Chosiyah kembali dipercaya masyarakat Banten untuk memimpin provinsi Banten bersama H. Rano Karno. Tren perempuan memimpin sebuah pemerintahan terus menanjak dengan semakin beraninya kaum perempuan menyiapkan dirinya menjadi kepala daerah. Akankah kabupaten Bekasi menghadirkan suasana baru dengan terpilihnya Neneng Yasin+Rohim Mintareja? Sebuah pertanyaan yang baru akan terjawab bulan depan dengan dilaksanakannya pemilukada kabupaten Bekasi. Belum selesai kabupaten Bekasi mengadakan periodenisasi melalui pemilukada, kota Bekasi sudah siap dengan banyaknya perempuan siap maju dalam pemilukada Desember 2012. Sebut saja Hj. Sumiyati Mochtar Mohamad yang disebut-sebut internal partai tertentu yang akan maju pada pemilukada Kota Bekasi 2012. Sosok penantang dari perempuan lain hadir dari Partai Gerakan Indonesia Raya (GERINDRA) Kota Bekasi dengan ikutnya Hj. Alwiyah Maulidiyah dalam konvensi calon yang diadakan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai GERINDRA Kota Bekasi. Yakin dengan pengalaman serta pengetahuan yang ia serap dari ibunya yang sempat 2 periode di gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Dial Hasan sapaan akrabnya, ia maju dengan semangat perempuan juga mampu memimpin. Tidak tanggung-tanggung Dial menyiapkan Road to pemilukada dengan merangkul Permadi SH., Jamal Mirdad, Prabowo Subianto, Hasyim Djoyohadikusumo dan petinggi partai GERINDRA untuk terlibat langsung. "Kenapa harus nomor dua kalau nomor satu bisa," kata anak Haji Hasan tersebut. Hj. Dial Hasan melihat tren perempuan menjadi kepala daerah saat ini sedang di atas angin. Perempuan, menurutnya, secara tidak sadar sedang melakukan konsolidasi untuk dapat menentukan nasib kaum perempuan serta membuat suara perempuan lebih terdengar. Menurut Hj. Dial Hasan lagi, beban kepemimpinan saat ini antara laki-laki dan perempuan menjadi sama. "Sekarang harus diakui perempuan banyak yang harus bekerja lebih keras untuk kehidupan karena laki-laki tidak mampu menopang dan bahkan menganggur," katanya. situasi tersebut menuntut perempuan menentukan nasibnya sendiri dengan meningkatkan kapasitas dan merebut peranan yang semakin samar dalam keragu-raguan laki-laki. "Perempuan harus percaya diri agar masyarakat disekitarnya tetap optimis ditengah ketidakpastian yang tercipta karena persaingan yang semakin meningkat," tandasnya. (Don). (Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT atas dukungan biaya komunikasi dari PDAM TIRTA BHAGASASI, PDAM TIRTA PATRIOT dan Dr. H. RAHMAT EFFENDI).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar