Rabu, 21 September 2011
DUA PABRIK DI CILEUNGSI DILAPORKAN DIRUT PDAM KE GUBERNUR
Setelah menemukan obat antinyamuk dalam air baku dari Kali Bekasi, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Bhagasasi kembali menemukan pencemaran lain. Direktur PDAM Tirta Bhagasasi, Wahyu Prihantono, mengatakan pihaknya juga menemukan bubur kertas dalam sampel air yang diteliti. "Jadi pencemaran tidak hanya dilakukan satu perusahaan," kata Wahyu kepada Tempo kemarin.
Wahyu menuding dua pabrik yang lokasinya berdekatan di Cileungsi, Kabupaten Bogor, yakni pabrik obat antinyamuk dan sebuah pabrik kertas. "Saya laporkan dua-duanya ke Gubernur Jawa Barat," kata Wahyu. Sebab, kata dia, pemerintah Jawa Barat yang punya kewenangan menindak.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, melalui akun Twitter miliknya, menyatakan akan menindaklanjuti laporan pencemaran Kali Bekasi yang dilayangkan PDAM Tirta Bhagasasi.
Dalam laporan yang disampaikan Senin lalu itu, Wahyu tak menyebutkan nama perusahaan yang diduga mencemari sumber air baku PDAM. Ia hanya menunjukkan posisi kedua perusahaan tersebut, yang berada di bantaran Kali Bekasi di Cileungsi.
Namun, Ahad lalu, Wahyu mengatakan air Kali Bekasi diduga dicemari oleh PT Bayer Indonesia, yang memproduksi Baygon. "Memang bau Baygon dan airnya berminyak," kata dia.
Tudingan Wahyu tersebut dibantah oleh PT Bayer Indonesia. Corporate Communications Manager PT Bayer Indonesia Asmara Pusparani membantah tudingan bahwa pihaknya pernah memiliki pabrik di Cileungsi. "Kami tidak pernah punya pabrik di Cileungsi. Baik merek Baygon maupun pabrik kami di Pulogadung, Jakarta Timur, sudah dibeli SC Johnson Indonesia," kata dia.
Wahyu meminta Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Kota Bekasi dan Jawa Barat proaktif meneliti instalasi pengolahan limbah semua industri yang berada di bantaran Kali Bekasi untuk mencegah pencemaran. "Saya yakin banyak industri tak memiliki instalasi pengolahan yang baik," kata dia.
Kepala BPLHD Kota Bekasi Dadang Hidayat meminta PDAM berkoordinasi jika ada temuan pencemaran. Soal hasil uji laboratorium sampel air, menurut Dadang, seharusnya disampaikan agar pengawasan dan pencegahan bisa dilakukan bersama-sama. "Mekanisme pengawasan tidak bisa dilakukan satu institusi saja," kata dia.
Satu pekan lalu, PDAM Tirta Bhagasasi menemukan air Kali Bekasi tercemar limbah pabrik obat antinyamuk. Perusahaan pengolahan untuk wilayah Kota dan Kabupaten Bekasi itu lantas menghentikan produksi karena khawatir warga teracuni. (Don).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar