Kamis, 01 Juli 2010
RAZIA PEMBUANG SAMPAH SEMBARANGAN
Pemahaman akan pentingnya menjaga agar lingkungan yang bersih dan sehat ternyata belum menyeluruh di institusi pemerintahan kota Bekasi dan masyarakat Kota Bekasi di beberapa wilayah. Hal ini dapat terlihat dari realita dibeberapa tempat yang sungguh memprihatinkan. Banyak terlihat sampah sengaja dibuang dipinggir jalan, aliran kali dan lahan kosong yang bukan tempat membuang sampah.
Padahal baru saja Kota Bekasi dianugrahi penghargaan Adipura sebagai kota Metropolitan terbersih se Indonesia bersama beberapa daerah lainnya. Berhasil menemukan wilayah yang masih masuk daerah administratif kota Bekasi yang realitanya kesadaran masyarakat untuk membuang sampah sama sekali tidak ada. Sampah secara sengaja dibuang ditepian jalan dan daerah aliran saluran air yang jelas dapat berdampak pada kelestarian lingkungan serta berdampak pada kesehatan sekitarnya.
Dapat kita temukan di sekitar jalan perjuangan dan sepanjang jalan Lingkar Luar, kelurahan Teluk Pucung, Kecamatan Bekasi Utara. Sungguh ironi dari gencarnya upaya pemerintah daerah kota Bekasi yang sedang giat mengkampanyekan pemilahan sampah dan menjaga kelestarian lingkungan hidup melalui penanaman 1 juta pohon, justru apa yang terlihat difoto yang ambil sebagai fakta temuan menyedihkan. sampah menumpuk dipinggir jalan dan berdampak munculnya bau tak sedap dibeberapa ruas jalan di daerah perbatasan dengan kabupaten Bekasi tersebut.
Budi salah satu warga disekitar daerah tersebut membenarkan dugaan tentang sempitnya pemahaman terhadap budaya merawat lingkungan. Menurutnya penting bagi pemerintah sekitar untuk melakukan sosialisasi pada masyarakat ditingkat Rt. dan Rw. agar warganya tidak membuang sampah sembarangan. "Banyak warga komplek yang melewati jalan dipagi atau sore hari sambil membuang sampah dari rumahnya.". katanya.
Tidak ada keterangan yang menjelaskan bahwa aliran sungai dan lahan pinggir jalan tersebut sebagai tempat warga membuang sampah. Jalan sendiri merupakan sarana vital yang sering dilintasi banyak warga, sehingga kondisi ini dapat dipastikan sudah terjadi lama dan diketahui aparatur terkait. Sayang menurut keterangan Budi, belum ada tindakan atas realitas yang ada di sekitar daerah yang juga menjadi akses penghubung ke wilayah ibu Kota Negara.
sepanjang aliran kali yang panjangnya melebihi 2 km banyak ditemukan sampah yang dibungkus plastik menyangkut ditepian aliran kali. Demikian juga dengan jalan, disana-sini ditemukan lahan-lahan tepian jalan yang secara seaja dipergunakan sebagai Tempat Pembuangan Sampah (TPS) liar. Tumpukan plastik sampah rumahan itu tentunya berbahaya dan dapat merusak keindahan lingkungan serta menggangu kesehatan pengguna jalan yang lewat.
Beberapa perumahan disepanjang jalan ini adalah perumahan Naga Mas, Duta Harapan, Harapan Regency, Wisma Asri dan beberapa yang masuk wilayah kabupaten Bekasi seperti perumahan Mutiara Gading 3. Butuh keseriusan aparatur pemerintahan kelurahan untuk memperingatkan warga agar tidak membuang sampah sembarangan dan bila perlu diadakan razia. Lalu sampah yang sudah menumpuk dapat dikoordinasikan dengan dinas kebersihan agar dibuang ke Tempat pembuangan Akhir (TPA) sampah, sehingga kesan pinggir jalan tersebut sebagai lokasi TPS.
Kedepan dinas kebersihan pun dapat menuntun arah jalan menuju lokasi TPS sesungguhnya. 114 TPS yang pernah diinformasikan walikota Bekasi saat penanaman pohon bersama di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang mungkin harus segera direalisasikan dan salah satunya mungkin bisa di tepian jalan Perjuangan, Bekasi. "Pemahaman warga harus dibenahi, kemajuan tekhnologi pengelolaan samapah yang membutuhkan banyak bahan baku sampah tidak lagi disalah pahami sebagai membuang sampah sembarangan yang beresiko munculnya dampak." imbuh Budi. Don.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar