Halaman


Prabowo Subianto For Presiden

Senin, 16 Januari 2012

KEMACETAN DI KOTA BEKASI?

Setiap saya berpergian kemana pun itu, entah jauh atau bahkan dekat, satu hal yang hampir pasti selalu terjadi yaitu kemacetan. Itu pula yang dirasakan masyarakat bekasi lainnya, khususnya bagi mereka yang secara rutin menempuh jarak bekasi – Jakarta. Ini dikarenakan kegiatan ekonomi dan industri yang hampir non-stop perputarannya di kota ini. Hal tersebut tentu mengganggu efektivitas waktu dan berakibat keterlambatan bagi para pegawai maupun para pelajar. Disisi lain, kontribusi terhadap pendapatan daerah, keberadaan kawasan-kawasan industri di kota ini mampu menjadi mesin pertumbuhan ekonominya, dengan menempatkan industri pengolahan sebagai yang utama, diikuti sektor perdagangan, perhotelan, dan restoran. Hal yang terbaik untuk mengatasi ini menjadi tanggung jawab pemerintah kota bekasi untuk menertibkan masyarakatnya. Tetapi bukan berarti pemerintah bekerja sendiri untuk mengatasinya, ini tentu membutuhkan dukungan dan peran aktif masyarakat untuk menyelesaikan masalah kemacetan ini Kota bekasi merupakan salah satu kota yang terdapat di provinsi Jawa barat, Indonesia. Kota ini berada dalam lingkungan megapolitan Jabodetabek dan menjadi kota besar keempat di Indonesia. Saat ini kota Bekasi berkembang menjadi kawasan sentra industri dan kawasan tempat tinggal kaum urban. Titik-titik rawan macet yaitu mulai dari perbatasan Jakarta menuju Bekasi kota, seperti di simpang Harapan Indah, simpang Pondok Ungu, simpang Alexindo, depan Stasiun Kranji, simpang Bulan-bulan, depan Pasar Baru Bekasi, simpang SMPN2, simpang Bulak Kapal, simpang Sumber Artha, simpang Metropolitan Mall, simpang Tol Bekasi Timur, simpang Galaxy, dan simpang Ahmad Yani-Pemkot Bekasi. Faktor kemacetan antara lain seperti sempitnya ruas jalan, volume kendaraan yang tinggi, dan perilaku tidak disiplin para pengemudi angkot yang kerap ngetem dipinggir jalan. Dishub Kota Bekasi sudah menyiapkan rambu-rambu portable yang bekerjasama dengan petugas Polantas Polrestro Bekasi untuk mengurai kemacetan. Selain itu, setiap jalan-jalan umum yang kerap juga menimbulkan kemacetan, diatur oleh warga sekitar atau sering disebut dengan “polisi cepe” atau “pak ogah” agar tidak terjadi kemacetan. Sedangkan di beberapa persimpangan jalan raya biasanya dikerahkan polentas dan mitra polantas yang merupakan warga sekitar yang turut membantu polantas dalam mengatur lalu lintas. Bagi para pengguna jalan, sebaiknya mencari jalan atau rute alternatif jika tidak ingin terjebak dibeberapa titik kemacetan tersebut. Dan pemerintah diharapkan untuk bisa lebih tegas menangani perilaku pengguna jalan yang membahayakan orang lain, baik itu para sopir angkot, pengendara sepeda motor, atau pegguna jalan lainnya. (far).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar