Longsornya tanggul tanah itu membuat warga di sekitarnya resah karena tanggul sewaktu-waktu bisa jebol dan dapat merendam rumah-rumah warga, demikian wartawan ANTARA melaporkan, Selasa.

"Saya khawatir akan terjadi peristiwa longsor susulan yang dapat mengakibatkan rumah warga terendam air. Terlebih saat ini sudah memasuki musim hujan," kata Uem (31) warga setempat.

Menurut Uem, pascaperistiwa longsor yang terjadi sekitar pukul 01.00 WIB malam tadi, kondisi tanggul mulai terancam jebol. Alasannya, pondasi tanah penahan tanggul setinggi dua meter telah terkikis sepanjang 200 meter.

"Bila terjadi peningkatan debit air, tanggul itu tidak akan kuat menahan derasnya arus Kali Citarum sehingga dikhawatirkan jebol. Sebanyak 50 Kepala Keluarga di sekitarnya sudah pasti terkena dampak banjir," kata Uem.

Dikatakan Uem, peristiwa tersebut disebabkan oleh intensitas curah hujan yang cukup tinggi selama lebih kurang tiga jam. Saat peristiwa berlangsung, warga disekitarnya tengah tertidur.

Sementara itu, Marzuki (45), warga setempat mengaku khawatir tertimbun longsor karena rumahnya tepat berada di sekitar lokasi tersebut.

"Saya khawatir longsor susulan dapat mengakibatkan korban jiwa. Sebab, hujan selalu terjadi pada malam hari di saat saya dan keluarga sedang tertidur pulas," ujarnya.

Warga berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi melalui Dinas Bina Marga dan Pengairan segera melakukan tindakan antisipasi dengan memperbaiki tanggul yang longsor dengan pembuatan turap.

"Kami sangat berharap Pemkab segera melakukan langkah antisipasi sebelum terjadi korban jiwa akibat peristiwa serupa," ujar Marzuki.

Secara terpisah, Kepala Desa (Kades) Bantarjaya, H. Arto, membenarkan peristiwa tersebut. "Saya sudah mendapatkan desakan dari warga untuk segera berkoordinasi dengan Pemkab Bekasi melakukan perbaikan tanggul," katanya.

Menurut Arto, keluhan itu sudah disampaikan kepada pihak terkait untuk segera melakukan penurapan di sepanjang Kali Citarum yang rawan terjadi longsor.

"Saat ini sudah terjadi keresahan di kalangan warga setempat. Bila tidak segera direalisasikan, saya khawatir bisa berdampak pada timbulnya korban jiwa," kata Arto.

Hal senada juga disampaikan Camat Pebayuran, Arman M IShak. Menurutnya, keterbatasan anggaran yang dimiliki Pemkab Bekasi menjadi kendala terhambatnya upaya normalisasi Kali Citarum hingga mengakibatkan peristiwa tersebut.

"Hampir setiap pekan keluahan masyarakat terkait normalisasi kali Citarum saya sampaikan langsung kepada Bupati. Mudah-mudahan awal tahun 2010 permintaan itu dapat direalisasikan," katanya.
(Oblonk.)