Senin, 16 Januari 2012
LANGKAH HUKUIM SIKAPI BANJIR PONDOK LABU
Hingga hari ini, sudah lebih dari 10 bulan rumah warga Jati Pulo, Pondok Labu, Jakarta Selatan, kerap tergenang air akibat gorong-gorong di Kali Krukut. Merasa kondisi mereka tidak dipernah diperhatikan pemerintah, warga memastikan mengambil langkah hukum.
Seperti disampaikan Deni Kusumawati, warga yang tergabung dalam Forum Warga Korban Banjir Buatan, hingga hari ini rumah warga masih teredam air banjir dengan ketinggian 60 cm.
Karena itu, melalui jaringan advokasi pendamping warga seperti LBH, PBHI Jakarta, dan organisasi lain, mereka sedang menyiapkan langkah hukum.
"Jadi harus selalu kerja bakti untuk membersih lumpur dari saluran air agar banjir cepat surut. Tidak ada cara lain lagi, kami harus mengambil langkah hukum," katanya Minggu, 15 Januari 2012.
Ditambahkan Deni, banjir yang terakhir ini sudah berlangsung 5 hari, terus menggenangi pemukiman warga di RT 11 RW 3. Saat hujan besar pada Kamis lalu, 5 Januari 2012, banjir besar kembali terjadi dengan ketinggian hingga sepinggang orang dewasa.
"Air tidak pernah kering, sudah bersih datang lagi. Rencana pembongkaran gorong-gorong belum maksimal. Tidak dibongkar tapi hanya di buka dan tidak dikeruk. Pekerjaan juga dengan cara manual," katanya.
Karena itu, berdasarkan evaluasi warga, disimpulkan bahwa Pemprov DKI Jakarta dianggap telah lamban bertindak menangani masalah ini.
Pihak Marinir yang ditudung warga menjadi penyebab banjir karena membuat gorong-gorong di Kali Krukut, juda diminta warga untuk bertanggungjawab sepenuhnya.
Warga juga menyesalkan sikap Pemprov DKI, dalam hal ini Gubernur Fauzi Bowo dan Dinas PU, yang mereka simpulkan telah dengan sengaja tidak mengindahkan hasil pertemuan degan Komnas HAM soal penangan banjir Pondok Labu.
Janji Pemprov DKI untuk menormalisasi Kali Krukut dengan mengangkat dasar gorong-gorong dan membongkar turap mereka nilai tidak pernah ditepati.
Saat melakukan penanaman 20 ribu bibit pohon di sekitar bantaran kali Ciliwung bersama Kopassus pagi ini. Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo tak berkomentar banyak menanggapi soal ini. Fauzi hanya mengatakan bahwa penyelesaian banjir di pemukiman warga Pondok Labu butuh waktu lama dan tidak bisa serta- merta.
Sebelumnya, Komandan Korps Marinir Mayjen TNI Alfan Baharudin mengatakan pembangunan turap dan pemasangan bronjong tidak menyebabkan penyempitan Kali Krukut. Ia pun menyangkal bahwa itu memicu banjir ketika hujan turun.
Dijelaskan Alfan, dari awal tidak ada batas tanah yang jelas antara lokasi markas militer, kali, dan pemukiman warga. Menurutnya, bantaran kali dibangun sebagai area rumah-rumah warga dengan cara menumpuk sampah. (Vie).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar