Musim kemarau tahun ini membuat sejumlah wilayah di Bekasi dan Jakarta
krisis air bersih. Di Bekasi, Jawa Barat, sebagian warga terpaksa
menggunakan air kotor untuk keperluan sehari-hari.
Warga Kelurahan Margamulya, Bekasi Timur, terpaksa mencuci pakaian di
pinggir Kali Bekasi karena sumur mereka hanya mengeluarkan sedikit air
bersih. Kini sumur yang masih mengeluarkan air bersih jadi diburu warga
lainnya.
Kekeringan juga melanda beberapa wilayah di Jakarta, seperti di sungai
kawasan Daan Mogot. Di Pintu Air Jembatan Gantung, misalnya. Debit air
terpantau menurun dari kondisi normal. Tumpukan sampah juga menyebabkan
air tidak bisa mengalir lancar. Padahal kebutuhan air bersih di Jakarta
terus meningkat.(Coen).
Sabtu, 08 September 2012
Jumat, 07 September 2012
SOAL LH, BUPATI BEKASI BERHARAP PERAN PERUSAHAAN DALAM OPTIMALISASI CSR
Bupati Bekasi, Neneng Hasanah Yasin, impian untuk mendapatkan penghargaan bidang lingkungan hidup/Adipura merupakan harapan besar masyarakat kabupaten Bekasi. Pemerintah Kabupaten Bekasi nampaknya masih berangan-angan untuk
meraih penghargaan Adipura.
Sedangkan dalam meraih penghargaan Adipura pada masa roda pemerintahan, dikatakannya, hal itu masih terlampau jauh. Neneng pun menyadari bahwa masih banyaknya kekurangan dalam bidang hal lingkungan hidup yang perlu dibenahi oleh seluruh masyarakat kabupaten Bekasi.
Pasalnya untuk meraih penghargaan dalam bidang lingkungan hidup itu, kabupaten Bekasi masih terganjal beberapa faktor yang masih krusial. Salah satunya dalam bidang kebersihan lingkungan yang belum juga menemukan jalan keluar agar kabupaten Bekasi menjadi wilayah yang bersih.
Selain itu, menurutnya, anggaran kebersihan diakuinya masih minim sekali, yakni sekitar Rp 300 juta hingga Rp 400 juta dalam satu tahun anggaran. “Saya pikir semua kabupaten dan kota mempunyai keinginan yang sama untuk meraih penghargaan Adipura, kita upayakan semaksimal mungkin," kata Neneng di Kompleks Perkantoran Pemerintahan Kabupaten Bekasi, Desa Sukamahi Kecamatan Cikarang Pusat, Jumat (7/9).
Diterangkannya, beberapa waktu lalu pejabat dilingkungan pemerintah kabupaten Bekasi sempat membicarakan berbagai persoalan mengenai lingkungan. Dana dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bekasi masih minim.
Neneng Yasin saat ditanya mengenai upaya rehabilitasi lingkungan yang saat ini luas areal ruang terbuka hijau (RTH) agak pesimis dengan semakin menyusut areal tersebut akibat berdirinya pabrik-pabrik. “Ceritanya kita saat ini lagi bermimpi dulu supaya Kabupaten Bekasi ini bisa lebih hijau lagi. Tapi belum tahu pada akhirnya apakah bisa betul-betul terwujud atau tidak?” katanya.
Dirinya sangat berharap pada optimalisasi Corporate Social Responsibility(CSR) untuk rehabilitasi RTH yang ada di kabupaten Bekasi. Pihaknya saat ini mengharapkan kepedulian sosial perusahaan salah satunya dari Bank Jabar Banten (BJB) Kabupaten Bekasi yang telah menyanggupi membangun areal pertamanan di beberapa titik di Kabupaten Bekasi.
Saat disinggung mengenai fokus pembangunan di wilayah Kabupaten Bekasi, Neneng menuturkan, pada tahun 2013-2014 ini pihaknya akan fokus pada pembangunan dan perbaikan infrastruktur, temasuk perbaikan jalan yang menyedot anggaran milyaran hingga triliunan rupiah. "Kita akan fokuskan untuk pembangunan infrastruktur. Nantinya, pembangunan jalan-jalan lingkungan yang menghubungkan antara gang satu dengan gang lainnya akan dikurangi. Kita akan fokuskan untuk pembangunan jalan yang menghubungkan antar kecamatan,” katanya. (Coen).
Sedangkan dalam meraih penghargaan Adipura pada masa roda pemerintahan, dikatakannya, hal itu masih terlampau jauh. Neneng pun menyadari bahwa masih banyaknya kekurangan dalam bidang hal lingkungan hidup yang perlu dibenahi oleh seluruh masyarakat kabupaten Bekasi.
Pasalnya untuk meraih penghargaan dalam bidang lingkungan hidup itu, kabupaten Bekasi masih terganjal beberapa faktor yang masih krusial. Salah satunya dalam bidang kebersihan lingkungan yang belum juga menemukan jalan keluar agar kabupaten Bekasi menjadi wilayah yang bersih.
Selain itu, menurutnya, anggaran kebersihan diakuinya masih minim sekali, yakni sekitar Rp 300 juta hingga Rp 400 juta dalam satu tahun anggaran. “Saya pikir semua kabupaten dan kota mempunyai keinginan yang sama untuk meraih penghargaan Adipura, kita upayakan semaksimal mungkin," kata Neneng di Kompleks Perkantoran Pemerintahan Kabupaten Bekasi, Desa Sukamahi Kecamatan Cikarang Pusat, Jumat (7/9).
Diterangkannya, beberapa waktu lalu pejabat dilingkungan pemerintah kabupaten Bekasi sempat membicarakan berbagai persoalan mengenai lingkungan. Dana dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bekasi masih minim.
Neneng Yasin saat ditanya mengenai upaya rehabilitasi lingkungan yang saat ini luas areal ruang terbuka hijau (RTH) agak pesimis dengan semakin menyusut areal tersebut akibat berdirinya pabrik-pabrik. “Ceritanya kita saat ini lagi bermimpi dulu supaya Kabupaten Bekasi ini bisa lebih hijau lagi. Tapi belum tahu pada akhirnya apakah bisa betul-betul terwujud atau tidak?” katanya.
Dirinya sangat berharap pada optimalisasi Corporate Social Responsibility(CSR) untuk rehabilitasi RTH yang ada di kabupaten Bekasi. Pihaknya saat ini mengharapkan kepedulian sosial perusahaan salah satunya dari Bank Jabar Banten (BJB) Kabupaten Bekasi yang telah menyanggupi membangun areal pertamanan di beberapa titik di Kabupaten Bekasi.
Saat disinggung mengenai fokus pembangunan di wilayah Kabupaten Bekasi, Neneng menuturkan, pada tahun 2013-2014 ini pihaknya akan fokus pada pembangunan dan perbaikan infrastruktur, temasuk perbaikan jalan yang menyedot anggaran milyaran hingga triliunan rupiah. "Kita akan fokuskan untuk pembangunan infrastruktur. Nantinya, pembangunan jalan-jalan lingkungan yang menghubungkan antara gang satu dengan gang lainnya akan dikurangi. Kita akan fokuskan untuk pembangunan jalan yang menghubungkan antar kecamatan,” katanya. (Coen).
KABUPATEN DEKLARASIKAN GERAKAN STABILITAS PENGUSAHA DAN BURUH (GSPB)
Dalam rangka menciptakan kenyamanan dan kebersamaan antara pengusaha dengan
buruh di Kabupaten Bekasi, sejumlah elemen yang terdiri dari pengusaha, Kamar
Dagang dan Industri (Kadin), buruh dan masyarakat mendeklarasikan Gerakan
Stabilitas Pengusaha dan Buruh (GSPB) yang dilaksanakan di Grand Hotel Cikarang City, Jababeka, Kamis
(6/9).
Acara
tersebut dihadiri sekitar 1.500 massa, Danrem
051 WKT Kol Inf Purwanto, Dandim 0507/Bekasi, Ketua Kadin Kabupaten Bekasi H.Obing
Fachrudin dan sejumlah elemen buruh.
Dalam
sambutanya Koordinator GSBP Damin Sada mengatakan, deklarasi GSBP timbul dari
hati nurani sebagai putra asli daerah Kabupaten Bekasi, sekaligus sebagai Wakil
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Bekasi. Sebab katanya, dewasa
ini kerap dan hampir tiap hari para buruh melakukan demonstrasi.
Meski
demonstrasi diperbolehkan oleh Undang-undang, tambah dia, namun kerap membuat
para pelaku pengusaha jadi kelimpungan. Untuk itu dirinya selaku masyarakat
asli Bekasi, kadang merasa ikut terketuk hatinya. “Bagaimana
agar persoalan yang terjadi antara pengusaha dan buruh bisa diselesaikan dengan
jalur diskusi dan musyawarah. Sebab meskipun demonstrasi diatur dalam
undang-undang namun juga berdampak pada jalannya produksi di perusahaan,” paparnya.
Untuk
itu lanjut Damin, mari membangun Kabupaten Bekasi dengan ribuan
perusahaan,secara bersama-sama. Sehingga satu sama lain saling menguntungkan. “Tidak
ada perpecahan antar pengusaha dan buruh, sehingga bisa sinergi,” katanya
seraya mengatakan, melalui deklarasi Gerakan Stabilitas Pengusaha dan Buruh
(GSBP) dengan moto Pengusaha Tertawa Buruh
Sejahtera, mudah-mudahan bisa menjadi jembatan antara pengusaha dan buruh.
Sementara
itu Danrem 051/Wijayakarta Kolonel Inf. Purwanto mengatakan, sebagai Danrem
sangat menyambut baik deklarasi GSBP. Sebab katanya, meskipun dirinya baru
menjabat sebagai Danrem selama 2 bulan, sudah merasa bahwa Kabupaten Bekasi bagian
darinya. “Mari kita sama-sama menjaga keamanan dan ketertiban bersama, agar para
pengusaha dan buruh bisa menjalin kerjasama yang baik,” pintanya. (bd)
DAERAH KAYA, TAPI SEKOLAH BELAJAR DI BANGUNAN HAMPIR RUNTUH
Meski Kabupaten Bekasi terkenal
sebagai wilayah yang kaya raya karena berdiri ribuan industridi beberapa
kawasan industri dan banyak berdiri pusat perkantoran dan perumahan maupun pusat
perbelanjaan, namun masih saja ada bangunan sekolah yang nyaris runtuh.
Untuk
mendapatkan pendidikan yang baik, ternyata masih bisa menemukan siswa yang
belum mendapatkan pendidikan yang baik. Sungguh memprihatinkan, jika kita mendatangi
dan melihat langsung siswa SD Negeri Pasiranji 04 yang berada di Kampung
Cireunde, RT. 02/01, Desa Pasiranji, Kecamatan Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi
yang harus mengikuti pelajaran di luar ruang kelas.
Sebanyak
106 siswa SD Negeri Pasiranji 04, mulai Senin (3/9) lalu, harus rela dan pasrah
mengikuti pelajaran di bawah panas terik matahari. Hal ini disebabkan bangunan
yang sudah puluhan tahun dan hampir roboh tersebut dibongkar karena sangat
membahayakan siswa yang mengikuti pelajaran sekolah.
Rasa
gembira yang harusnya menyelimuti siswa dan para pengajar setelah mendapatkan
informasi kalau sekolahnya akan direnovasi harus dipendam karena proyek
pembangunan tersebut belum jelas.
Hal
ini dikuatkan dengan tidak adanya papan proyek yang isinya nilai anggaran
pembangunan dan pengerjaan pembangunannya.
Karmin,
Kepala SDN Pasiranji 04 yang ditemui wartawan mengatakan, pembongkaran dilakukan
karena bangunan itu dinilai sudah tidak layak dan membahayakan hingga bisa
mengancam nyawa siswa.
Dia
pun berharap agar pembangunan gedung di sekolah itu bisa dilakukan secepatnya. Namun katanya, pada
kenyataannya untuk nilai anggaran dan kapan dikerjakannya belum bisa diketahui
oleh pihak sekolah. "Kami
belum tahu kapan dikerjakannya, karena papan proyek juga belum kami lihat. Jujur
untuk anggaran pembongkaran saja saat ini menggunakan anggaran sekolah," jelasnya.
Proses kegiatan belajar mengajar, tambah Karmin, tetap dilakukan, walaupun itu
dilakukan di luar ruang kelas dengan menumpang di rumah warga sekitar.
Sementara
Kepala UPTD Pendidikan Cikarang Pusat, Udin Badrudin saat dikonfirmasi melalui
telepon selulernya terkait proyek pembangunan di SD Negeri Pasiranji 04 mengatakan,
pihaknya tidak mengetahuinya. "Saya
belum tahu, ini juga baru tahu setelah ada diinformasikan oleh kepala
sekolah," singkatnya. (bd)
WARGA PERUM BOUGENVILE KERAMPOKAN TAMU TAK DIUNDANG
Susi
Widiasusina (50) mengalami musibah ketika rumahnya dikawasan perumahan Bougenvile disatroni kawanan perampok. Rumah Susi di Perum Bougenvile, Jl Dahlia I Blok C3,
Jatibening, Pondok Gede, Bekasi, dirampok uang dan
perhiasan senilai Rp 600 juta.
Hati-hati jika ada orang tak dikenal ketuk-ketuk pintu rumah. Sebaiknya intip dahulu siapa yang datang ke rumah kita, sebelum kita bukakan pintu. Modus perampokan dengan mendatangi rumah dan membekap orang yang membukakan pintu terjadi di Bekasi. Setelah menggasak barang-barang milik Susi, pelaku kabur. Kejadian ini dilaporkan ke Polsek Pondok Gede.
Informasi dari Humas Polda Metro Jaya, Jumat (7/9/2012), tiga pelaku tak dikenal tersebut datang mengetuk rumah Susi pada Kamis (6/9), pukul 11.30 WIB. Saat itu yang ada di dalam rumah hanya Dasiah (63). Dasiah pun membukakan pintu rumah.
Saat pintu terbuka, Dasiah langsung dengan cepat dibekap pelaku. Pelaku masuk ke dalam rumah dan mengambil brankas di dalam kamar yang berisi uang Rp 60 juta, US $ 2.500, dan beberapa lembar uang asing serta perhiasan. Total kerugian kurang lebih Rp 600 juta. (Coen).
Hati-hati jika ada orang tak dikenal ketuk-ketuk pintu rumah. Sebaiknya intip dahulu siapa yang datang ke rumah kita, sebelum kita bukakan pintu. Modus perampokan dengan mendatangi rumah dan membekap orang yang membukakan pintu terjadi di Bekasi. Setelah menggasak barang-barang milik Susi, pelaku kabur. Kejadian ini dilaporkan ke Polsek Pondok Gede.
Informasi dari Humas Polda Metro Jaya, Jumat (7/9/2012), tiga pelaku tak dikenal tersebut datang mengetuk rumah Susi pada Kamis (6/9), pukul 11.30 WIB. Saat itu yang ada di dalam rumah hanya Dasiah (63). Dasiah pun membukakan pintu rumah.
Saat pintu terbuka, Dasiah langsung dengan cepat dibekap pelaku. Pelaku masuk ke dalam rumah dan mengambil brankas di dalam kamar yang berisi uang Rp 60 juta, US $ 2.500, dan beberapa lembar uang asing serta perhiasan. Total kerugian kurang lebih Rp 600 juta. (Coen).
KANTOR CABANG BANK EKONOMI DIBUKA DI KOTA BEKASI
PT Bank Ekonomi
Raharja Tbk (Bank Ekonomi) membuka cabang pertamanya di kota Bekasi untuk memperkuat pelayanan terhadap nasabahnya,
Direktur Network and Distribution Bank Ekonomi, Gimin Sumalim, mengatakan bahwa Bekasi sebagai kota bisnis yang terus berkembang di wilayah Jawa Barat menyimpan potensi pertumbuhan bisnis yang sangat besar dan merupakan pilihan yang tepat bagi Bank Ekonomi. “Hadirnya Bank Ekonomi di Bekasi ini merupakan wujud komitmen kami untuk selalu memastikan kepuasan nasabah melalui layanan kelas dunia yang prima, namun tetap menyesuaikan dengan kebutuhan setiap nasabah, yang selama ini telah menjadi pilar utama kekuatan Bank Ekonomi,” ujar Gimin dalam keterangan tertulisnya yang diterima Tribun di Jakarta (07/09/2012).
Gimin mengungkapkan bahwa pembukaan cabang ini sejalan dengan upaya Bank Ekonomi untuk memperluas cakupan pasar agar dapat lebih mendekatkan Bank Ekonomi dengan para nasabahnya.
“Kami terus melakukan inovasi dalam meningkatkan jangkauan pelayanan perbankan guna memberikan nilai tambah bagi nasabah Bank Ekonomi.” Jelasnya.
Sementara itu, Andreas Winarsa selaku Pimpinan Cabang Bekasi menekankan bahwa dirinya melihat adanya peluang untuk memperbesar solusi capital untuk supply chain bagi nasabah individu dan korporasi.
“Merupakan suatu kebahagiaan tersendiri bagi kami, telah dapat membuka cabang pertama kami di Bekasi dan kami juga berharap akan dapat membuka lebih banyak cabang baru di Indonesia.” tuturnya.
Peresmian kantor cabang di Bekasi ini merupakan kelanjutan atas pengembangan jaringan kantor cabang Bank Ekonomi yang sebelumnya telah memiliki 96 kantor cabang di 28 kota di seluruh Indonesia.
Selain tetap fokus pada sektor UKM, Bank Ekonomi Cabang Bekasi juga melayani nasabah perorangan dan nasabah korporasi berskala besar dan di dukung oleh infrastruktur perbankan kelas dunia yaitu HSBC Universal Banking System (HUB) serta akses ke berbagai layanan perbankan lintas-batas sebagai bagian dari lembaga keuangan global, HSBC group. (COEN)
Direktur Network and Distribution Bank Ekonomi, Gimin Sumalim, mengatakan bahwa Bekasi sebagai kota bisnis yang terus berkembang di wilayah Jawa Barat menyimpan potensi pertumbuhan bisnis yang sangat besar dan merupakan pilihan yang tepat bagi Bank Ekonomi. “Hadirnya Bank Ekonomi di Bekasi ini merupakan wujud komitmen kami untuk selalu memastikan kepuasan nasabah melalui layanan kelas dunia yang prima, namun tetap menyesuaikan dengan kebutuhan setiap nasabah, yang selama ini telah menjadi pilar utama kekuatan Bank Ekonomi,” ujar Gimin dalam keterangan tertulisnya yang diterima Tribun di Jakarta (07/09/2012).
Gimin mengungkapkan bahwa pembukaan cabang ini sejalan dengan upaya Bank Ekonomi untuk memperluas cakupan pasar agar dapat lebih mendekatkan Bank Ekonomi dengan para nasabahnya.
“Kami terus melakukan inovasi dalam meningkatkan jangkauan pelayanan perbankan guna memberikan nilai tambah bagi nasabah Bank Ekonomi.” Jelasnya.
Sementara itu, Andreas Winarsa selaku Pimpinan Cabang Bekasi menekankan bahwa dirinya melihat adanya peluang untuk memperbesar solusi capital untuk supply chain bagi nasabah individu dan korporasi.
“Merupakan suatu kebahagiaan tersendiri bagi kami, telah dapat membuka cabang pertama kami di Bekasi dan kami juga berharap akan dapat membuka lebih banyak cabang baru di Indonesia.” tuturnya.
Peresmian kantor cabang di Bekasi ini merupakan kelanjutan atas pengembangan jaringan kantor cabang Bank Ekonomi yang sebelumnya telah memiliki 96 kantor cabang di 28 kota di seluruh Indonesia.
Selain tetap fokus pada sektor UKM, Bank Ekonomi Cabang Bekasi juga melayani nasabah perorangan dan nasabah korporasi berskala besar dan di dukung oleh infrastruktur perbankan kelas dunia yaitu HSBC Universal Banking System (HUB) serta akses ke berbagai layanan perbankan lintas-batas sebagai bagian dari lembaga keuangan global, HSBC group. (COEN)
KELUHAN WARGA HARAPKAN RESPON DI ABT Friday, September 7, 2012 2:07 AM
Kepala Bidang Tata Air dinas Bina Marga Tata Air (BIMARTA) kota Bekasi,
H. Nurul Furqon mengingatkan bahwa keluhan warga yang selama ini masuk
melalui SMS Center kepada Walikota dan Kepala dinas membutuhkan
realisasi. "Oleh sebab itu sangat bergantung dari bagian perencanaan,
apakah apa yang dikomplain warga diagendakan tidak pada anggaran biaya
tambahan Kota Bekasi," katanya (7/9).
Menurutnya, baik pemeliharan maupun peningkatan saluran setiap tahunnya harus tetap dilakukan karena akan menimbulkan problem jika tidak diselesaikan. Hanya saja, Furqon menjelaskan, anggaran untuk kegiatan-kegiatan tersebut tersedia atau tidak, mengingat ketersediaan anggaran Pendapatan dan belanja Daerah (APBD) kota Bekasi masih sangat terbatas jumlahnya.
Dirinya mencontohkan, beberapa titik pekerjaan yang dilakukan oleh dinas Bimarta Kota Bekasi beberapa waktu lalu baru seminggu diselesaikan sudah banyak keluhan warga masyarakat Bekasi kepada dinas. Itu disebabkan karena kondisi yang ada saluran cepat penuh dan cenderung mengkhawatirkan warga masyarakat, apalagi saluran yang belum diperbaiki yang jumlahnya banyak.
Furqon masih memikirkan bagaimana formula penyelesaian banyaknya keluhan warga masyarakat atas berbagai problem, baik kerusakan maupun kendala yang ditemukan warga masyarakat. "Semua amat tergantung dari bidan perencanaan untuk memikirkan problematika dilapangan, kalau ditanya ABT akan ada atau tidak, tolong tanyakan ke bagian perencanaan," katanya.
Keterbatasan anggaran ditengarai menjadi penyebab banyaknya pekerjaan normalisasi dan perawatan saluran drainase di Kota Bekasi tidak dapat dilakukan. "Perbaikan sangat tergantung anggaran, kalau tidak ada bagaimana kita bisa lakukan perbaikan," kata Furqon soal ada tidaknya anggaran di APBD-P, Anggaran Biaya Tambahan (ABT). (Don).
Menurutnya, baik pemeliharan maupun peningkatan saluran setiap tahunnya harus tetap dilakukan karena akan menimbulkan problem jika tidak diselesaikan. Hanya saja, Furqon menjelaskan, anggaran untuk kegiatan-kegiatan tersebut tersedia atau tidak, mengingat ketersediaan anggaran Pendapatan dan belanja Daerah (APBD) kota Bekasi masih sangat terbatas jumlahnya.
Dirinya mencontohkan, beberapa titik pekerjaan yang dilakukan oleh dinas Bimarta Kota Bekasi beberapa waktu lalu baru seminggu diselesaikan sudah banyak keluhan warga masyarakat Bekasi kepada dinas. Itu disebabkan karena kondisi yang ada saluran cepat penuh dan cenderung mengkhawatirkan warga masyarakat, apalagi saluran yang belum diperbaiki yang jumlahnya banyak.
Furqon masih memikirkan bagaimana formula penyelesaian banyaknya keluhan warga masyarakat atas berbagai problem, baik kerusakan maupun kendala yang ditemukan warga masyarakat. "Semua amat tergantung dari bidan perencanaan untuk memikirkan problematika dilapangan, kalau ditanya ABT akan ada atau tidak, tolong tanyakan ke bagian perencanaan," katanya.
Keterbatasan anggaran ditengarai menjadi penyebab banyaknya pekerjaan normalisasi dan perawatan saluran drainase di Kota Bekasi tidak dapat dilakukan. "Perbaikan sangat tergantung anggaran, kalau tidak ada bagaimana kita bisa lakukan perbaikan," kata Furqon soal ada tidaknya anggaran di APBD-P, Anggaran Biaya Tambahan (ABT). (Don).
ENDANG BACHRUDIN; PENGHIJAUAN AGAR KOTA BEKASI TIDAK GERSANG
Penghijauan yang dilakukan Pemkot Bekasi dan organisasi bukalam Pada
tahun 2009 di Jalan Ngurah Rai, Bekasi, akhirnya dapat tumbuh dengan
baik. Lebih dari seribu pohon yang di tanam sepanjang median tengah
jalan tersebut kini tumbuh setinggi 1,5 meter dan tampak rapi berjejer
menghiasi jalan.
Awalnya, menurut Endang Bachrudin pengurus Bukalam, jalan sepanjang 1,5 KM tersebut tidak ada tanaman peredam polutan baik disisi kanan-kiri, maupun di median tengah jalan. "Setelah dIdiskusikan, Bukalam mendapat kepercayaan dari di Lingkungan hidup, sekarang Badan Perlindungan Lingkungan Hidup (BPLH), jalan tersebut ditanami bibit mahoni," katAnya.
Tanpa adanya tanaman-tanaman yang dapat mengurang polusi asap buang kendaraan, menuaut Endang, kota Bekasi akan semakin panas dan gersang. Gerakan global warming yang digerakkan Bukalam di Kota Bekasi, dapat membantu pemerintah kota yang kesulitan mengontrol pencemarAn udara.
Masih minimnya ruang terbuka hijau diwilayah kota Bekasi menggerakkan Bukalam untuk memulai gerakan penghijauan dan perawatan lingkungan kota dengan kegiatan sederhana. "Kami juga membersihkan bantaran kali, penataan lingkungan pemukiman dan berbagai kegiatan pendidikan pada masyarakat Bekasi secara sederhana," kata Endang. (Don).
Awalnya, menurut Endang Bachrudin pengurus Bukalam, jalan sepanjang 1,5 KM tersebut tidak ada tanaman peredam polutan baik disisi kanan-kiri, maupun di median tengah jalan. "Setelah dIdiskusikan, Bukalam mendapat kepercayaan dari di Lingkungan hidup, sekarang Badan Perlindungan Lingkungan Hidup (BPLH), jalan tersebut ditanami bibit mahoni," katAnya.
Tanpa adanya tanaman-tanaman yang dapat mengurang polusi asap buang kendaraan, menuaut Endang, kota Bekasi akan semakin panas dan gersang. Gerakan global warming yang digerakkan Bukalam di Kota Bekasi, dapat membantu pemerintah kota yang kesulitan mengontrol pencemarAn udara.
Masih minimnya ruang terbuka hijau diwilayah kota Bekasi menggerakkan Bukalam untuk memulai gerakan penghijauan dan perawatan lingkungan kota dengan kegiatan sederhana. "Kami juga membersihkan bantaran kali, penataan lingkungan pemukiman dan berbagai kegiatan pendidikan pada masyarakat Bekasi secara sederhana," kata Endang. (Don).
KEKERINGAN ANCAM GAGAL PANEN PETANI BABELAN
Para petani yang
berada di dua desa di wilayah Kecamatan Babelan resah. Pasalnya ratusan lahan persawahan
di Desa Buni Bakti dan Kedung Jaya itu terancam gagal panen akibat kekeringan. Sehingga
para petani di desa itu sangat membutuhkan air untuk mengairi sawahnya.
Kadus Bendon dari Desa Buni
Bakti Kecamatan Babelan yang dikonfirmasi wartawan menjelaskan, saat ini lahan persawahan di wilayahnya sedang
mengalami kekeringan, sehingga diperkirakan dapat menyebabkan gagal panen.“Kalau usia padi dibawah 50
hari, maka akan mati karena mengalami kekeringan,” katanya, Kamis (6/8).
Kadus Bendon dan para petani
lainnya mendesak agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi segera melakukan
normalisasi saluran irigasi di wilayah itu.“Kalau Bupati sayang dengan
warganya, kami sangat berharap agar memperhatikan nasib petani dengan sesegera
mungkin memperbaiki saluran irigasi di wilayah ini,” pintanya.
Dia mengeluh, kalau di
wilayah Babelan tidak akan ada lagi areal persawahan. Karena katanya, master
plan yang ada di Kabupaten Bekasi untuk wilayah Babelan sudah menjadi “zona
coklat” (area perumahan). “Kami khawatir kalau di Babelan sudah tidak ada
lagi areal persawahan,” keluhnya.
Sementara itu Riadi, petugas
Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pertanian wilayah Babelan ketika
dikonfirmasi membenarkan adanya kekeringan di dua desa yang ada di Kecamatan
Babelan. Dia juga membenarkan, kini
lahan persawahan seluas 450 hektar di wilayah itu rawan terancam kekeringan. Dirinya
khawatir kalau kekeringan ini terus berlanjut akan mengakibatkan gagal panen
yang akan berdampak negatif terhadap ekonomi petani di wilayah Babelan. (bd)
Rabu, 05 September 2012
KAPOLRES DEPOK; DEPOK TIDAK IDENTIK DENGAN TERORISME
Kombes Pol Mulyadi Kaharni, Kapolres Depok, dalam keterangan pers-nya mengatakan bahwa penangkapan terduga pelaku tindak terorisme di
wilayah Depok,
pihaknya akan meningkatkan kewaspadaan agar kejadian semacam ini tidak
kembali terulang. Tetapi Mulyadi menolak jika Depok disebut
sebagai tempat bagi pelaku teroris untuk bersembunyi.
Menurut Kapolres Depok, kejadian yang terjadi di Depok merupakan sebuah kebetulan, karena keluarga pelaku tinggal di Depok. "Kalau keluarganya di Cibinong ya dia ke Cibinong, kalau keluarganya ke Bogor ya dia ke Bogor, jadi gak seperti itulah," tutur Mulyadi.
Mulyadi mengatakan sudah dilakukan persiapan sejak dua minggu yang lalu terkait keamanan pada saat warga mudik dan juga mengenai pendatang yang masuk ke Depok. Pihaknya memang telah mengantisipasi pendatang yang datang menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. "Sudah dilakukan oleh Kapolres, camat-camat diundang, jajaran kesektoran, Kodim, Koramil, security perumahan juga sudah kita undang," ujar Mulyadi.
Kapolres tetap mengakui bahwa kenyataannya, Firman memang berada dan tertangkap di wilayah Depok, sehingga pihaknya akan meningkatkan peran intel dan kerjasama dengan berbagai pihak untuk mengantisipasi kejadian semacam ini. "Ya ini memang sudah fakta dilapangan. Kita upayakan peningkatan peran intel, kerjasama dengan pemkot, camat, lurah dan perangkat lainnya, jadi jangan sampai keluar bahasa kecolongan," tandas Mulyadi. (Coen).
Menurut Kapolres Depok, kejadian yang terjadi di Depok merupakan sebuah kebetulan, karena keluarga pelaku tinggal di Depok. "Kalau keluarganya di Cibinong ya dia ke Cibinong, kalau keluarganya ke Bogor ya dia ke Bogor, jadi gak seperti itulah," tutur Mulyadi.
Mulyadi mengatakan sudah dilakukan persiapan sejak dua minggu yang lalu terkait keamanan pada saat warga mudik dan juga mengenai pendatang yang masuk ke Depok. Pihaknya memang telah mengantisipasi pendatang yang datang menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. "Sudah dilakukan oleh Kapolres, camat-camat diundang, jajaran kesektoran, Kodim, Koramil, security perumahan juga sudah kita undang," ujar Mulyadi.
Kapolres tetap mengakui bahwa kenyataannya, Firman memang berada dan tertangkap di wilayah Depok, sehingga pihaknya akan meningkatkan peran intel dan kerjasama dengan berbagai pihak untuk mengantisipasi kejadian semacam ini. "Ya ini memang sudah fakta dilapangan. Kita upayakan peningkatan peran intel, kerjasama dengan pemkot, camat, lurah dan perangkat lainnya, jadi jangan sampai keluar bahasa kecolongan," tandas Mulyadi. (Coen).
SINDIKAT RAMPOK KONTAINER DIRINGKUS RESERSE POLRESTA BEKASI KOTA
Satuan reserse kriminal
polresta Bekasi Kota, Jawa Barat, berhasil mengungkap dan menangkap sindikat
kawanan perampok spesialis truk kontainer yang berisikan muatan elektronik
hingga susu bayi dan susu kemasan. Para perampok dalam menjalankan aksinya
menggunakan dua orang wanita dibawah umur untuk menggoda sopir dan kernet truk container.
Fidia dan Henica dua
gadis yang masih di bawah umur adalah dua dari sepuluh anggota sindikat kawanan
perampok spesialis truk kontainer yang berhasil diungkap dan ditangkap oleh
satuan reserse kriminal polresta Bekasi Kota. Penangkapan kelompok perampok
dilakukan polisi pada selasa malam kemarin, 4/9/2012, di sebuah rumah kos di
wilayah Kranji, Bekasi.
Sepuluh anggota kelompok
perampokan ini adalah spesialis truk kontainer yang berisikan muatan barang
elektronik, makanan ringan, popok bayi, tekstil, teh, hingga susu kemasan dan
susu bayi. “Truk container yang dirampok
merupakan kendaraan pelintas jalur tol Jakarta-Cikampek, tol Serang-Merak, tol Jagorawi,
tol Jati Asih dan tol Bekasi Barat,” kata Kompol Taufik Hidayat, Kepala
Satuan (Kasat) Reserse Polresta Bekasi
Kota (5/9).
Kasat reskrim polresta Bekasi
Kota mengatakan, sindikat perampokan spesialis truk kontainer di dalam jalur
tol ini adalah target operasi yang telah lama satuan reserse kriminal buru dan
kejar. Kelompok ini berhasil di amankan dan ditangkap pada selasa malam kemarin
di sebuah rumah kos di wilayah Kranji saat para pelaku sedang bersiap melakukan
aksinya terhadap truk bermuatan susu.
Dalam menjalankan
aksinya, para pelaku menggunakan bantuan dua gadis yang masih berada dibawah
umur yang juga ikut diamankan untuk menggoda sopir dan kernet container. “Pelaku
penggoda berpura-pura untuk menumpang pada truk sasaran yang sedang
beristirahat di pinggiran tol ataupun area istirahat, sedangkan pelaku lain
mengikuti truk dan memulai aksinya ketika dua gadis pancingan tersebut meminta
berhenti di lokasi yang ditentukan untuk buang air kecil,” kata Taufik.
Taufik menambahkan, penggerebekan
dan penangkapan yang dilakukan petugas satuan reserse kriminal polresta Bekasi Kota
berhasil mengamankan satu unit mobil box berisikan barang-barang curian yang
diambil dari dalam container, serta satu unit mobil operasional pelaku yang
juga berisikan barang curian. “Ditemukan satu pucuk senjata api mainan dan satu
unit truk kontainer yang dibawa oleh para pelaku,” jelasnya.
Kini satuan reserse
kriminal polresta bekasi kota tengah melakukan pengejaran terhadap tiga pelaku
lainnya. Kasus ini kini dalam penanganan satreskrim polresta Bekasi Kota. (Coen).
ROHIM MINTAREJA; PEMKAB BEKASI AKAN FASILITASI PEMBINAAN MANAJERIAL PEDAGANG PASAR
Asosiasi Pedagang
Pasar Tradisonal Bekasi, Jawa Barat, meminta pemerintah setempat
memberikan pinjaman modal dan pembinaan manajerial bagi para pelaku
usaha kecil demi pengembangan usaha.
"Selama ini pedagang kecil jarang mendapat perhatian pemerintah
daerah sehingga pedagang lebih memilih untuk mengembangka usahanya
sendiri," kata Pengurus APPT Bekasi, Imam Gozali, di Bekasi, Rabu (5/9/2012).
Menurut dia, pemerintahan Kabupaten Bekasi hanya sebatas memfasilitasi keberadaan kios bangunan yang digunakan untuk berdagang, itupun pedagang harus membelinya terlebih dahulu. "Selama ini pemerintah hanya memfasilitasi dengan membangun pasar, itupun harus dibeli dulu kiosnya oleh pedagang, tidak secara gratis," katanya.
Imam menyarankan, agar pemerintah memberikan pembinaan terhadap pedagang kecil yang tersebar di beberapa pasar tradisional yang saat ini jumlahnya mencpai 11 pasar di 23 kecamatan dengan jumlah pedagang total mencapai 15 ribu orang. "Kami sangat berharap agar pedagang diberikan pembinaan usaha dan pengelolaan keuangan yang baik," katanya.
Menurut Imam, kelemahan pedagang kecil kerena mereka masih berkutat pada manajemen keuangan. Sehingga, taraf perekonomiannya sulit meningkat. "Kalau kami perhatiakan saat ini, nyaris tidak ada pembinaan secara manajerial terhadap pedagang, padahal mereka sangat membutuhkannya untuk memperkuat sektor bisnis yang digeluti," katanya.
Secara terpisah, Wakil Bupati Bekasi, Rohim Mintareja, menyambut positif kritikan itu dalam rangka memberikan pelayanan publik yang lebih baik lagi.
Menurut Rohim, perhatian pemerintah terhadap pedagang kecil sangat besar. Salah satunya direalisasikan dengan revitalisasi Pasar Cikarang yang diagendakan berlangsung pada tahun ini. "Dengan revitalisasi ini, tidak akan ada lagi pedagang yang tumpah hingga ke jalan-jalan. Semuanya akan kita fasilitasi," katanya. (Ant/AMar).
Menurut dia, pemerintahan Kabupaten Bekasi hanya sebatas memfasilitasi keberadaan kios bangunan yang digunakan untuk berdagang, itupun pedagang harus membelinya terlebih dahulu. "Selama ini pemerintah hanya memfasilitasi dengan membangun pasar, itupun harus dibeli dulu kiosnya oleh pedagang, tidak secara gratis," katanya.
Imam menyarankan, agar pemerintah memberikan pembinaan terhadap pedagang kecil yang tersebar di beberapa pasar tradisional yang saat ini jumlahnya mencpai 11 pasar di 23 kecamatan dengan jumlah pedagang total mencapai 15 ribu orang. "Kami sangat berharap agar pedagang diberikan pembinaan usaha dan pengelolaan keuangan yang baik," katanya.
Menurut Imam, kelemahan pedagang kecil kerena mereka masih berkutat pada manajemen keuangan. Sehingga, taraf perekonomiannya sulit meningkat. "Kalau kami perhatiakan saat ini, nyaris tidak ada pembinaan secara manajerial terhadap pedagang, padahal mereka sangat membutuhkannya untuk memperkuat sektor bisnis yang digeluti," katanya.
Secara terpisah, Wakil Bupati Bekasi, Rohim Mintareja, menyambut positif kritikan itu dalam rangka memberikan pelayanan publik yang lebih baik lagi.
Menurut Rohim, perhatian pemerintah terhadap pedagang kecil sangat besar. Salah satunya direalisasikan dengan revitalisasi Pasar Cikarang yang diagendakan berlangsung pada tahun ini. "Dengan revitalisasi ini, tidak akan ada lagi pedagang yang tumpah hingga ke jalan-jalan. Semuanya akan kita fasilitasi," katanya. (Ant/AMar).
PERNYATAAN KOALISI WARGA MENGGUGAT
Dengan Menyebut Nama Tuhan Yang Maha Besar, yang terpopuler Hanya Debu!
Sejak awal kita melihat tidak trasparannya pihak BPKP Wilayah Jawa Barat, Kejagung dan Pemkot Bekasi dalam kasus dugaan korupsi pasar baru, kami berdialog dan menyimpulkan penegakan hukum di Bekasi mandek dan diabaikan. Pejabat yang sudah berulang-ulang diperiksa di Kejagung seperti Sekretaris Daerah Kota Bekasi dll. tidak pe
rnah jujur mengakui ke publik, bagaimana dan apa sebenarnya yang terjadi dengan "revitalization project" Pasar Baru Bekasi.
Untuk mengakui bahwa sudah diperiksa saja enggan! Bagaimana kota Bekasi bisa maju dipimpin orang-orang seperti itu? Begitu juga pihak Kejagung yang terkesan jalan di tempat seakan tidak bertaring untuk kasus yang sempat mengganggu konsentrasi masyarakat dalam partisipasi jalannya Pembangunan.
Ada apa? Beberapa diantara praktisi hukum pesimis masalah revitalisasi Pasar Baru bisa dituntaskan oleh Kejagung!
Akan jauh lebih lebih baik masalah tersebut diambil alih atau supervisi Komisi Pemberantasa Korupsi saja, biar proses yang seperti "sandiwara" ini dapat memperoleh kepastian hukum. Tolak gerakan RE main Mata! Tolak sesumbar Gombal "penyanyi" melankolis apel senin pagi! Bekasi Bangkit Tanpa Korupsi! Lawan! Lawan! Lawan! Hidup Kaki Lima! Hidup Becak! Hidup Buruh! Kota Tanpa Kekerasan! Kota Tanpa Kemerosotan!
Ttd.
Hitler P. Situmorang
Juru Bicara Koalisi WARGA MENGGUGAT
Untuk mengakui bahwa sudah diperiksa saja enggan! Bagaimana kota Bekasi bisa maju dipimpin orang-orang seperti itu? Begitu juga pihak Kejagung yang terkesan jalan di tempat seakan tidak bertaring untuk kasus yang sempat mengganggu konsentrasi masyarakat dalam partisipasi jalannya Pembangunan.
Ada apa? Beberapa diantara praktisi hukum pesimis masalah revitalisasi Pasar Baru bisa dituntaskan oleh Kejagung!
Akan jauh lebih lebih baik masalah tersebut diambil alih atau supervisi Komisi Pemberantasa Korupsi saja, biar proses yang seperti "sandiwara" ini dapat memperoleh kepastian hukum. Tolak gerakan RE main Mata! Tolak sesumbar Gombal "penyanyi" melankolis apel senin pagi! Bekasi Bangkit Tanpa Korupsi! Lawan! Lawan! Lawan! Hidup Kaki Lima! Hidup Becak! Hidup Buruh! Kota Tanpa Kekerasan! Kota Tanpa Kemerosotan!
Ttd.
Hitler P. Situmorang
Juru Bicara Koalisi WARGA MENGGUGAT
NAMA-NAMA TOP PENERIMA SATYA LENCANA KARYA SATYA
Tanggal 5 September 2012, Pemkot Bekasi mengadakan prosesi penganugrahan tanda kehormatan Satya Lancana Karya Satya dari pemerintah, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, kepada 249 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) kota Bekasi yang telah mengabdi selama 10 tahun, 20 tahun dan 30 tahun. Ada beberapa nama top dijajaran pemkot kota Bekasi yang mendapatkan penganugrahan Tanda Kehormatan tersebut.
Dalam salinan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 62/ TK/ tahun 2012 tertanggal 6 Agustus 2012 nama Padlin Kamal tertera di dalam lampirean Keppres tersebut. Administrasi Umum Sekretariat Daerah Kota Bekasi tersebut menerima tanda Kehormatan atas pengabdiannya selama 30 tahun lebih.
Selain Padlin Kamal, nama-nama seperti Sri Sudarsih, Hanny Haryati, Siti Yantini, dokter Sri Sutarsih, dokter gigi Anne Nurchandrani, dokter Ria Mekarwangi, Reny Hendrawati selaku kepala BPPT, dan Erwin Effendi menjadi PNS-PNS yang mendapat tanda Kehormatan dari presiden.
Lalu Rayendra Sukarmadji selaku Sekretaris Daerah (Sekda) kota Bekasi juga ada dalam daftar nama penerima tanda Kehormatan dari pemerintah Republik Indonesia. Nama top lainnya adalah Kariman, Endang Suharyadi, Alexander Zulkarnain, Ety Sumartini, Abi Hurairah, Heni Hendarwati, R.,rr. Yoewati, Edi Ruswandy, Suwardy, E. Nurjanah, Siti Hilia, Sudarsono, "lurah" Mardanih, Tugiman, Ratna Herawati dan Teguh Iman Santoso ada dalam daftar penerima tanda Kehormatan.
Nama-nama familiar yang terlihat lainnya adalah Zulkah Hidayat, Saurmauli Turnif, Lala Rosmala, Mohammad Ali, Sukarman, Welthy More Dameria, Sudirman, Lurah Zainal Arifin, Sih Gunawati, Ahmad Sungkawa,Rita Juita Felmi Yanti, Ali Sofyan, Widy Tawarman dan Andi Lala. Selamat dan semoga kesuksesan menyertai kepada seluruh penerima tanda kehormatan. (Don).
Dalam salinan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 62/ TK/ tahun 2012 tertanggal 6 Agustus 2012 nama Padlin Kamal tertera di dalam lampirean Keppres tersebut. Administrasi Umum Sekretariat Daerah Kota Bekasi tersebut menerima tanda Kehormatan atas pengabdiannya selama 30 tahun lebih.
Selain Padlin Kamal, nama-nama seperti Sri Sudarsih, Hanny Haryati, Siti Yantini, dokter Sri Sutarsih, dokter gigi Anne Nurchandrani, dokter Ria Mekarwangi, Reny Hendrawati selaku kepala BPPT, dan Erwin Effendi menjadi PNS-PNS yang mendapat tanda Kehormatan dari presiden.
Lalu Rayendra Sukarmadji selaku Sekretaris Daerah (Sekda) kota Bekasi juga ada dalam daftar nama penerima tanda Kehormatan dari pemerintah Republik Indonesia. Nama top lainnya adalah Kariman, Endang Suharyadi, Alexander Zulkarnain, Ety Sumartini, Abi Hurairah, Heni Hendarwati, R.,rr. Yoewati, Edi Ruswandy, Suwardy, E. Nurjanah, Siti Hilia, Sudarsono, "lurah" Mardanih, Tugiman, Ratna Herawati dan Teguh Iman Santoso ada dalam daftar penerima tanda Kehormatan.
Nama-nama familiar yang terlihat lainnya adalah Zulkah Hidayat, Saurmauli Turnif, Lala Rosmala, Mohammad Ali, Sukarman, Welthy More Dameria, Sudirman, Lurah Zainal Arifin, Sih Gunawati, Ahmad Sungkawa,Rita Juita Felmi Yanti, Ali Sofyan, Widy Tawarman dan Andi Lala. Selamat dan semoga kesuksesan menyertai kepada seluruh penerima tanda kehormatan. (Don).
HUMAS POLDA; POLISI TIDAK AKAN BERHENTI SAMPAI DI KAMPUNG AMBON TIDAK ADA NARKOBA
Dari
operasi yang dilakukan Polres Metro Jakarta Barat sejak Selasa
(4/9/2012) kemarin, Anggota Polres menangkap 24 orang tersangka
penyalahguna narkoba dari Kampung Ambon, Cengkareng, Jakarta Barat.
Sampai Rabu (5/9/2012) pagi ini penyidik masih memeriksa para tersangka.
"Polisi tidak akan pernah berhenti melakukan operasi di situ, selama masih diketahui adanya kegiatan penyalahguna narkoba di situ. Kita semua harus memerangi kejahatan ini untuk menyelamatkan kita semua dari kehancuran akibat narkoba," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Drs. Rikwanto, Rabu (5/9/2012) pagi.
Menurut Kabid Humas, operasi berantas narkoba di Kampung Ambon Selasa kemarin, berlangsung dua kali, pertama pada pukul 16:00 WIB dan pukul 20:00 WIB. Dari operasi tersebut ditangkap 18 orang laki-laki dan 6 orang perempuan.
Barang bukti yang disita antara lain 37 paket sabu dan 10 motor. (HUM.POLDA).
Live from BlackBerry® on AHA - I like it!
"Polisi tidak akan pernah berhenti melakukan operasi di situ, selama masih diketahui adanya kegiatan penyalahguna narkoba di situ. Kita semua harus memerangi kejahatan ini untuk menyelamatkan kita semua dari kehancuran akibat narkoba," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Drs. Rikwanto, Rabu (5/9/2012) pagi.
Menurut Kabid Humas, operasi berantas narkoba di Kampung Ambon Selasa kemarin, berlangsung dua kali, pertama pada pukul 16:00 WIB dan pukul 20:00 WIB. Dari operasi tersebut ditangkap 18 orang laki-laki dan 6 orang perempuan.
Barang bukti yang disita antara lain 37 paket sabu dan 10 motor. (HUM.POLDA).
Live from BlackBerry® on AHA - I like it!
Selasa, 04 September 2012
TIM DOKTER PENANGANAN ATIKAH BEKERJA HATI-HATI
Dokter Titi Masrifahati, direktur utama (Dirut) Rumah sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bekasi, menfasilitasi tim penanganan kesehatan Atikah Nurkhodijah, balita pengidap Hydrocephalus, untuk menjelaskan pada wartawan terkait kondisi Atikah dan penanganan tim. Bertempat di ruang rapat Direktur, dr. Titi Masrifahati memimpin langsung keterangan pers Tim dokter yang terdiri dari dokter ahli saraf dan specialis, manajemen RSUD Kota Bekasi dan HTI RSUD dengan wartawan.
Kondisi Atikah, dijelaskan tim dokter sangat rentan, membuat tim dokter berhati-hati dalam penanganan bayi Atikah yang diterangkan langsung oleh specialis anak dan specialis bedah saraf sebagai late case, dan rentan infeksi. "Ibu pasien sebenarnya sudah mengetahui kondisi anaknya sejak kelahiran, bentuk kepala yang besar, tapi tidak segera memeriksakan anaknya ke RS," kata dr. Charles, dokter specialist anak (4/9).
Dokter Charles menerangkan masa tanggap tersebut lewat dari 6 bulan sehingga kondisi Atikah menjadi sangat lemah dengan kepala berisi penuh cairan dan hampir tidak ada lagi otak si bayi. Pasien Atikah dibawa ke RsuD temasuk "late case", ditegaskan dr Charles, berakibat kerumitan karena penanganan langsung (pemberian alat bantu selang) bisa berakibat terjadinya infeksi.
Karena dalam keadaan sepsis (infeksi berat) dan cairan kepala yang sudah demikian banyak, sampai terjadi cairan kepala yang bocor merembes keluar dan berbau, akhirnya tim dokter memutuskan untuk mengembalikan ke kondisi umum. Diterangkan juga oleh Dokter Rudi, specialis bedah saraf, upaya untuk mengurangi cairan dikepala dengan memberi selang dengan kondisi pasien lemah sangat rawan terjadinya infeksi.
Dokter Rudi mengklasifikasi kasus Atikah ini termasuk kasus Hydrocephalus yang berat, maka langkah Tim secara spsesifik adalah mengatasi infeksi beratnya dulu, memperbaiki gizi Atikah dan menghindari terjadinya infeksi terjadi. "Dari foto rontgen, kepala Atikah dipenuhi cairan yang semakin hari semakin membuat kepalanya membesar, kulitnya sangat tipis dan berakibat lecet, kalau diberi selang untuk mengurangi cairan beresiko infeksi," katanya.
Dalam keterangan pers tersebut disampaikan dr. Anthony D. Tulak SpP., Wadir RSUD Kota Bekasi bahwa biaya sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah sesuai ketentuan yang ada. Pihak RSUD menerima rujukan pasien Atikah sudah dalam kondisi yang sangat berat dan butuh penanganan serius dan hati-hati. Atikah juga dijelaskan akan sangat sulit untuk hidup dalam kondisi normal mengingat kondisi penyakit Hydrocephalus yang dideritanya. (Don).
Kondisi Atikah, dijelaskan tim dokter sangat rentan, membuat tim dokter berhati-hati dalam penanganan bayi Atikah yang diterangkan langsung oleh specialis anak dan specialis bedah saraf sebagai late case, dan rentan infeksi. "Ibu pasien sebenarnya sudah mengetahui kondisi anaknya sejak kelahiran, bentuk kepala yang besar, tapi tidak segera memeriksakan anaknya ke RS," kata dr. Charles, dokter specialist anak (4/9).
Dokter Charles menerangkan masa tanggap tersebut lewat dari 6 bulan sehingga kondisi Atikah menjadi sangat lemah dengan kepala berisi penuh cairan dan hampir tidak ada lagi otak si bayi. Pasien Atikah dibawa ke RsuD temasuk "late case", ditegaskan dr Charles, berakibat kerumitan karena penanganan langsung (pemberian alat bantu selang) bisa berakibat terjadinya infeksi.
Karena dalam keadaan sepsis (infeksi berat) dan cairan kepala yang sudah demikian banyak, sampai terjadi cairan kepala yang bocor merembes keluar dan berbau, akhirnya tim dokter memutuskan untuk mengembalikan ke kondisi umum. Diterangkan juga oleh Dokter Rudi, specialis bedah saraf, upaya untuk mengurangi cairan dikepala dengan memberi selang dengan kondisi pasien lemah sangat rawan terjadinya infeksi.
Dokter Rudi mengklasifikasi kasus Atikah ini termasuk kasus Hydrocephalus yang berat, maka langkah Tim secara spsesifik adalah mengatasi infeksi beratnya dulu, memperbaiki gizi Atikah dan menghindari terjadinya infeksi terjadi. "Dari foto rontgen, kepala Atikah dipenuhi cairan yang semakin hari semakin membuat kepalanya membesar, kulitnya sangat tipis dan berakibat lecet, kalau diberi selang untuk mengurangi cairan beresiko infeksi," katanya.
Dalam keterangan pers tersebut disampaikan dr. Anthony D. Tulak SpP., Wadir RSUD Kota Bekasi bahwa biaya sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah sesuai ketentuan yang ada. Pihak RSUD menerima rujukan pasien Atikah sudah dalam kondisi yang sangat berat dan butuh penanganan serius dan hati-hati. Atikah juga dijelaskan akan sangat sulit untuk hidup dalam kondisi normal mengingat kondisi penyakit Hydrocephalus yang dideritanya. (Don).
LIMA PASANGAN CALON LULUS TES KESEHATAN
Tubagus Hendy Irawan, Ketua Komisi Pemilihan Umum Kota Bekasi, menjelaskan bahwa 5 pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Bekasi dinyatakan lulus tes kesehatan. "Lima pasang peserta Pemilihan Umum Wali Kota dan Wakil Wali Kota
Bekasi dinyatakan sehat jasmani dan rohani untuk menjalankan tugas sebagai kepala daerah dan wakil kepala daerah," katanya (4/9).
Kandidat lolos tes kesehatan yang dilaksanakan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto di Jakarta Pusat, Selasa (28/8/2012). Kelima pasangan dimaksud adalah Shalih Mangara Sitompul-Anwar Ansori Mahdum (independen), Sumiyati Mochtar Mohamad-Amin Imanudin, Dadang Mulyadi-Lukman Hakim, Rahmat Effendi (petahana)-Ahmad Syaikhu, dan Awing Asmawi-Andi Zabidi.
Lolosnya kelima pasang kandidat juga ditegaskan dalam Surat Keputusan Ikatakan Dokter Indonesia (IDI) Kota Bekasi Nomor 21/1207/IDI.BKS/SK/VIII/2012 tentang Hasil Pemeriksaan Kemampuan Jasmani dan Rohani bagi Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bekasi Masa Jabatan 2013-2018. "Berdasarkan hasil pemeriksaan dan pengujian terhadap kemampuan bakal calon, secara jasmani dan rohani mereka mampu melaksanakan tugas sebagai wali kota atau wakil wali kota," kata Hendy.
Hendy mengatakan, SK IDI diterima KPU Kota Bekasi pada Senin (3/9/2012). Hasil pemeriksaan kesehatan merupakan salah satu persyaratan yang harus dilengkapi para kandidat."Hasil pemeriksaan tes kesehatan belum bisa dijadikan dasar lolos tidaknya bakal calon. Masih ada sejumlah persyaratan lain yang harus dipenuhi," Hendy. (Don).
Kandidat lolos tes kesehatan yang dilaksanakan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto di Jakarta Pusat, Selasa (28/8/2012). Kelima pasangan dimaksud adalah Shalih Mangara Sitompul-Anwar Ansori Mahdum (independen), Sumiyati Mochtar Mohamad-Amin Imanudin, Dadang Mulyadi-Lukman Hakim, Rahmat Effendi (petahana)-Ahmad Syaikhu, dan Awing Asmawi-Andi Zabidi.
Lolosnya kelima pasang kandidat juga ditegaskan dalam Surat Keputusan Ikatakan Dokter Indonesia (IDI) Kota Bekasi Nomor 21/1207/IDI.BKS/SK/VIII/2012 tentang Hasil Pemeriksaan Kemampuan Jasmani dan Rohani bagi Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bekasi Masa Jabatan 2013-2018. "Berdasarkan hasil pemeriksaan dan pengujian terhadap kemampuan bakal calon, secara jasmani dan rohani mereka mampu melaksanakan tugas sebagai wali kota atau wakil wali kota," kata Hendy.
Hendy mengatakan, SK IDI diterima KPU Kota Bekasi pada Senin (3/9/2012). Hasil pemeriksaan kesehatan merupakan salah satu persyaratan yang harus dilengkapi para kandidat."Hasil pemeriksaan tes kesehatan belum bisa dijadikan dasar lolos tidaknya bakal calon. Masih ada sejumlah persyaratan lain yang harus dipenuhi," Hendy. (Don).
RUANG KOTA SEBAGAI WADAH KOEKSISTENSI 2?
Dalam perspektif ini, maka jalan adalah sebuah ruang sosial yang kaya akan relasi dan bukan semata sebuah infrastruktur kota. Dalam perspektif ini, jalan tersebut adalah sebuah ruang sosial yang mungkin tampak khaos, meminjam istilah Deleuze, adalah ‘sum of possibilities’ yang kaya akan relasi. Jalan sebagai ruang sosial dengan demikian akan mengundang perlambatan bahkan perhentian untuk memberi kesempatan pada relasi sosial untuk terbentuk secara instan dan temporer.
Wacana seperti itu, kini, juga sedang digugat dalam melalui wacana yang dikembangkan oleh Rem Koolhaas, seorang arsitek bintang dari Belanda yang masa kecilnya pernah tinggal di Indonesia. Dalam pengamatan Koolhaas terhadap fenomena di kota Lagos, Nigeria, kampung-kampung yang kumuh sebenarnya menampilkan rupa yang berbeda ketika ia dilihat dari udara. Dari helikopter kepresidenan yang berhasil ia sewa, Koolhaas melihat bahwa tumpukan drum, ban bekas, dan barang-barang kumuh lainnya ternyata merupakan sebuah ‘organisasi’ yang secara sistematis mengolah dan mendistribusikan barang-barang tersebut menjadi komoditas yang lebih berguna. Dalam ‘Fragments of Lectures on Lagos’ yang menampilkan dua perspektif yang berbeda tersebut Koolhaas ingin memperlihatkan kekurangan validitas pengetahuan kita terhadap fenomena informalitas di Lagos.
Dalam melihat sebuah fenomena, kita sering menyimpulkan berdasar asumsi dan prekonsepsi yang ternyata bisa menjadi sangat berbeda ketika cara pandangnya diubah. Dipandang sekilas, kota-kota di Afrika adalah kota yang kheos, berantakan, bahkan dikatakan sebagai kota yang disfungsi. Tetapi dengan pengamatan yang lebih mendalam Koolhaas mengetahui bahwa kheos tersebut ternyata adalah bagian dari mekanisme yang lebih besar yang melibatkan proses-proses dalam kota tersebut untuk mengorganisasi dirinya secara organis. Simpulnya: ‘From the air, the apparent burning garbage heap turned out to be, in fact, a village, an urban phenomenon with a highly organized community living on its crust. Our preoccupation with the apparently ‘informal’ had been premature, if not mistaken.’ The interweaving between traffic and humans, between infrastructure and bodies, is a very effective way, if not an ‘intelligent’ one’ (Koolhaas
2003).
Intinya, ketika kita menilik aspek ini maka kota-kota di Asia telah jauh lebih ‘maju’ ketimbang kota-kota Eropa. Di masa mendatang, terutama di kota-kota besar, merekalah yang akan menjadi lebih mirip kota Asia. Bukan sebaliknya. Seperti batu bata yang menjadi cikal bakal sebuah rumah, informalitas terpraktikkan di kota sebagai cikal bakal dari kota itu sendiri. (ILYA F. MAHARIKA).
Senin, 03 September 2012
RUANG KOTA SEBAGAI WADAH KOEKSISTENSI 1?
Sering dalam bayangan kita, kota-kota Indonesia (dan Asia pada umumnya) adalah ‘ketinggalan’ bila dibandingkan dengan kota-kota di Barat. Pandangan ini tentu saja benar jika kita membandingkan antar keduanya di bidang infrastruktur atau keindahan visual (lebih khusus lagi ‘kerapian’ dan ‘keteraturan’ ruang kotanya). Akan tetapi cara pandang ini bisa salah ketika kita melihat kota sebagai sebuah wadah bagi ko-eksistensi antara yang formal dengan yang informal.
Ramesh Kumar Biswas misalnya menggambarkan dengan sangat apik bagaimana jaringan-jaringan informal kota Mumbai mampu menciptakan aliran pasokan makanan bagi warga kota itu yang multi etnis dan multi religius. Bagaimana daging babi tidak jatuh ke tangan warga Muslim dan daging sapi tidak sampai ke warga Hindu adalah jejaring informal yang tanpa bentuk namun sangat efektif dan efisien bekerja untuk kota yang didiami lebih dari 10 juta jiwa itu (Biswas 2000).
Koeksistensi melalui ruang tercipta pula melalui model operasi sektor informal. Mengulang apa yang diikhtisarkan oleh Michel de Certeau, Margaret Crawford membedakan bahwa ada dua model operasi: strategi yang berbasis spasial dan taktik yang berbasis temporal. Strategi biasa dipraktikkan oleh mereka yang mempunyai kekuasaan karena berbasis pada postulat bahwa ‘tempat dapat dibatasi sebagaimana miliknya dan melayani sebagai basis dimana relasi dengan eksteriornya yang terdiri dari target ataupun ancaman dapat dimenej’ (a place that can be delimited as its own and serve as the base from which relations with an exteriority composed of targets and threads can be managed’).
Berlawanan dengan itu, taktik adalah cara beroperasi yang tidak memerlukan tempat khusus atau tempat yang sesuai, jadi sangat tergantung pada waktu. Taktik adalah ‘art of the weak’ yang menyelinap diantara jaring-jaring ruang yang sudah dikuasai (Crawford 1999).
Di China, villa-villa petani yang tumbuh sebagai kampung kota di Delta Sungai Mutiara (terkenal sebagai Pearl River Delta – PRD) juga merupakan hasil sebuah perkembangan kota yang instan dalam kurun kurang dari 20 tahun dimana jaringan-jaringan sosial dan informal lah yang lebih dominan berperan ketimbang mesin
produksi ruang dari negara yang hanya berfokus pada pertumbuhan kota. Tulisan kecil penulis di Kompas mengungkap fakta dibalik indahnya kota-kota China.15 Di delta itu, kota adalah entitas formal yang untuk pembentukannya diperlukan tidak hanya perangkat administratif tetapi juga pagar fisik. Kota Shenzhen misalnya adalah kota yang sepenuhnya berpagar, sebuah gated city yang berpenduduk kurang lebih 6 juta jiwa. Untuk memasuki kota itu, seseorang perlu mempunyai bukti kependudukan yang adekuat. Mekanisme itu dipakai untuk menghindarkan banjir kaum pendatang yang tidak mempunyai cukup ketrampilan bagi sektor formal di kota.
Namun demikian, strategi disintegrasi ini tak selamanya dapat berjalan dengan baik. Rembesan muncul di sana-sini apalagi ketika tumbuh ‘kota informal’ hasil mutasi pemukiman petani di sekeliling kota berpagar itu yang kemudian dipenuhi oleh kaum pendatang. Hubungan antara kota yang sepenuhnya formal dengan
kebocoran-kebocoran itu menciptakan hubungan dinamis antara keduanya. Salah satu ‘keberhasilan’ Shenzhen dan kota-kota di Delta tersebut dalam menjaga keindahannya adalah karena adanya buffer zone yang informal di sekeliling kota. Di sinilah sebenarnya, dinding pagar yang tipis dan fisikal itu telah menjadi ‘tebal’ dalam konteks sosial ekonomi. Ia menjadi zona kelabu dimana transaksi antara formal dan informal terjadi.
Di Yogyakarta, dari penelitian yang saat ini penulis sedang lakukan, terindikasi bahwa pangsa perumahan disuplai oleh dua golongan besar. Pertama adalah para ‘pengembang besar’ (misalnya yang tergabung dalam REI) yang mampu membebaskan lahan sesuai dengan aturan-aturan perumahan yang baku. Kedua adalah para ‘pedagang rumah’ yang membangun rumah dalam jumlah kecil (kadang hanya 5 rumah tetapi telah menyebut dirisebagai ‘perumahan’). Mereka memanfaatkan celah-celah dalam sistem tata atur perumahan sehingga tidak memerlukan ijin sebagai sebuah perumahan tetapi eksis di pasar sebagai pengembang perumahan. (ILYA F. MAHARIKA)
Minggu, 02 September 2012
ANGGOTA CODE SMUTs VERSI FACEBOOK
- BERDASAR Negara?75Indonesia
- BERDASARKAN Kota?23Kota Bekasi3Kota Bandung2Daerah Khusus Ibukota Jakarta2Kota Bogor2Cikarang1Cikarang, Jawa Barat1Bukittinggi, Sumatera Barat1Kota Yogyakarta1Surabaya, Lampung1Kota Makassar1Lombok, Nusa Tenggara Barat1Gresik, Jawa Timur1Purwokerto, Jawa Tengah1Bengkalis, Riau1Kota Medan1Cibubur, Jawa Barat1Kota Malang1Kota Surabaya1Kota Payakumbuh
- Bahasa?60 orangBahasa Indonesia, 15 orang Bahasa Inggris (AS)
Perempuan 25,3% | 8% | 6,7% | 6,7% | 4% | ||||
13-17 | 18-24 | 25-34 | 35-44 | 45-54 | 55-64 | 65+ | ||
Laki-laki 73,3% | 17,3% | 20% | 21,3% | 13,3% | 1,3% |
Langganan:
Postingan (Atom)