Rabu, 18 Januari 2012
DEPOK TAK DAPAT KUOTA, PULUHAN KK BATAL TRANSMIGRASI
Puluhan kepala keluarga di Depok gagal melakukan transmigrasi ke Sumatera Barat dan Kalimantan. Hal itu disebabkan karena Pemerintah Kota Depok tidak mendapatkan kuota untuk transmigrasi tahun ini. “Kita gagal memberangkatkan kepala keluarga yang ingin bertransmigrasi ke wilayah Sumbar dan Kalimantan,” ujar Kepala Dinas Tenaga Kerja, Sosial, dan Transmigrasi (Disnakersostrans), Abdul Harris, di Depok.
Dia mengatakan, warga Depok hanya mau mengikuti program transmigrasi ke dua wilayah tersebut. Namun, program transmigrasi tahun 2012 ini khusus diperuntukan bagi korban bencana alam. Dengan demikian kemungkinan besar Kota Depok tidak mendapatkan jatah kuota transmigrasi.
Harris berharap Pemkot Depok mendapatkan kuota transmigrasi ke dua wilayah tersebut pada tahun 2013. Sebab, hanya dua wilayah itu saja yang diinginkan masyarakat. “Kalau tidak diberangkatkan ke Provinsi Sumbar dan Kalimantan maka warga menolak untuk berangkat. Itu lah kesulitan Pemkot Depok. Tapi mau bagaimana lagi, warga maunya kesana,” ucapnya.
Sebelumnya, Disnakertrans telah memberangkatkan enam KK untuk bertransmigrasi ke Morowali, Sulawesi Tengah. “Pemberangkatan transmigram di Depok tahun ini baru yang pertama kali, untuk diberangkatkan ke Sulawesi. Program ini merupakan program nasional di tiap provinsi. Untuk Depok, dialosikan sebanyak enam orang.” katanya.
Kepala Bidang Pelatihan Produktivitas dan Penempatan Tenaga Kerja Dinaskertransos, Catur menuturkan, awalnya mendapat informasi tentang program transmigran dari kecamatan, kelurahan, atau dari kerabat mereka. Sebanyak 35 KK yang mendaftar, dilakukan proses seleksi administasi dan wawancara. “Dari 35 KK yang mendaftar, sepuluh orang yang lolos seleksi, tapi yang niat berangkat hanya enam KK,” katanya.
Di Morowali, Sulawesi Tengah, enam KK transmigran asal Depok tersebut akan mendapatkan dua hektare tanah dan rumah tipe 36 dengan halaman seluas 1.000 meter persegi. Selain itu, mereka juga akan mendapat jaminan hidup seperti keperluan sehari-hari, dan keperluan untuk bertani. “Sebelum diberangkatkan, enam KK mendapat pembekalan dan pemantapan mental di Bogor selama satu minggu,” katanya. (pRA/Don).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar