Jumat, 20 Januari 2012
BOLA BETON AKAN DITAMBAH
Petugas Stasiun Kota Bekasi, Jawa Barat, menambah pemasangan bola beton di tiga titik lintasan karena dinilai efektif menghalau penumpang di atas atap kereta.
Menurut Kepala Stasiun Kota Bekasi, Eman Sulaiman, di Bekasi, Jumat, mengatakan pihaknya belum melihat adanya penumpang di atap kereta sejak pemasangan pada Selasa (17/1).
“Sejauh ini masih efektif. Baik kereta dari arah timur (Cikampek) dan sebaliknya, tidak ada penumpang yang naik di atap. Kalau ada yang naik dari stasiun, kami turunkan sebelum kereta berangkat,” ujarnya.
Setelah di Stasiun Bekasi, kata dia, rangkaian bola serupa akan dipasang pula di Stasiun Tambun, Stasiun Cikarang, dan Stasiun Lemah Abang. Pada titik-titik tersebut tengah dilakukan pengerjaan konstruksi tiang untuk menggantungkan rangkaian bola.
“Direncanakan, pada Selasa (24/1), rangkaian bola telah terpasang hingga total ada empat titik termasuk di jembatan Proyek, Bekasi Timur,” ujarnya.
Menurut Eman, alasan pembangunan baru di tiga lokasi tersebut karena dinilai memiliki penumpang atap yang paling banyak khususnya kereta arah Cikarang menyusul tidak adanya sambungan arus listrik di kawasan tersebut.
Bola-bola beton yang akan dipasang berdiameter 15 cm. Di lokasi itu berdiri konstruksi palang setinggi 5 meter untuk menggantungkan bola-bola tersebut. Dalam satu jalur, terdiri dari 12 bola yang terpasang melintang selebar gerbong kereta. Ada pun jarak dari bola satu ke bola yang lain 5 cm.
“Penumpang di sisi atap gerbong mana pun akan kena. Kalau kena itu, lumayan. Kepala bisa pecah karena satu bola beratnya 3 kilogram,” ujar Eman.
Namun Eman mendapati laporan dari petugas dari Stasiun Tambun bahwa ada penumpang yang nekat menumpang di atap gerbong karena telah membekali diri dengan helm untuk melindungi kepalanya dari benturan bola.
“Kami sudah siap menangkap di stasiun kalau memang dia berhasil melewati bola-bola itu. Tapi sebelum sampai di posisi bola terpasang, penumpang itu langsung turun. Sepertinya nyalinya langsung ciut,” kata Eman.
Eman menambahkan, jarak 25 cm antara bola dengan atap gerbong sebenarnya masih dapat diakali penumpang-penumpang yang nekat. Mereka bisa saja tiarap di atas gerbong saat kereta akan mencapai rangkaian bola beton tersebut. Ada juga penumpang yang baru naik ke atas gerbong saat kereta telah melalui rangkaian bola tersebut.
“Cara itu hanya untuk orang-orang yang nekat. Sebab kalau gagal dan membentur bandul akan terpental,” katanya. (Dian).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar