Selasa, 27 Desember 2011
TANGSEL USUNG PENDIDIKAN RELIGIUS
Kota Tangerang Selatan pantas menjadi ikon pendidikan di Provinsi Banten. Berbagai perguruan tinggi menjadi magnit kota yang baru berusia tiga tahun, sebut saja Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hi-dayatullah, Universitas Terbuka di Pamulang, ITI, UMJ.
Selain perguruan tinggi, Kota Tangsel juga terdapat sekolah-sekolah negeri, dan swasta bertaraf internasional seperti Swiss German University (SGU), Prasetiya Mulya Business School (PMBS), German School Center, Academy Sinar Mas, Stella Maris, Tarakanita, Al-Azhar, Global, dan Pembangunan Jaya.
Dana APBD pun digelontorkan untuk biaya pendidikan gratis pada tingkat Sekolah dasar (SD). Seperti dikatakan Wakil Ketua DPRD Kota Tangerang Selatan Tb Bayu Murdani, tahun anggaran 2011, tidak ada lagi pungutan SPP dan Dana Sumbangan Pembangunan (DSP) ditingkat SD. Selain itu, Bosda dari APBD untuk tingkat pelajar sekolah dasar dinaikkan dari 12.500 menjadi 30.000 per bulan per siswa. Tingkat SMPN, meniadakan DSP dan untuk SPP tetap diperbolehkan dengan batasan penarikan maksimal Rp. 100.000.
Alokasi Bosda dari APBD untuk tingkat pelajar SMPN dinaikkan dari Rp. 20.000 menjadi Rp. 40.000 per bulan per siswa SMA Negeri dan SMK Negeri dan DSP dihapus. Penarikan SPP dibatasi Rp. 200.000. Alokasi Bosda dari APBD untuk tingkat pelajar SMA Negeri dan SMK Negeri diberikan dana investasi sebesar Rp. 25 juta per rombongan belajar per bulan. Kenaikan dana Bosda dari APBD pun diberlakukan untuk tingkatan MIN (sederajat SD) dan MTS N (sederajat SMA). Atas dasar ini Kota Tangsel secara bertahap menjadi kota pelajar yang modern dan religius dengan meningkatkan amal ibadah atau aplikasi keagamaan.
Guna membantu para siswa tidak mampu terus mengenyam pendidikan, DPRD telah mengusulkan kepada Pemkot Tangsel melalui Dinas Pendidikan setempat, mengalokasikan anggaran sebesar Rp3 miliar, dalam bentuk beasiswa bagi siswa berprestasi dari sekolah dasar hingga menengah umum.
Mekanisme pemberian beasiswa, jelas Tb Bayu Murdani, setelah para kepala sekolah melaporkan siswa yang meraih penghargaan dalam suatu ajang. Kemudian, beasiswa tersebut diberikan oleh dinas pendidikan. ”Penyalurannya melalui tahapan namun tidak terlalu rumit. Intinya beasiswa yang diberikan dimaksudkan untuk memberikan motivasi,” katanya.
Selain itu, lanjutnya, pemberian beasisiwa tersebut memang dikategorikan kurang mampu namun memiliki prestasi yang bagus di sekolah. Sehingga, dana tersebut tidak hanya sebatas pada hasil yang diperoleh dalam suatu ajang kompetisi pendidikan, melainkan dari hasil proses belajar mengajar di sekolah. Untuk siswa yang kurang mampu namun memiliki prestasi yang bagus di sekolah diberikan beasiswa.
Tunjangan Pendidik Dinaikan
Perhatian Pemerintah Daerah kepada tenaga pendidik juga harus dilakukan yaitu usulan DPRD, agar kepada Dinas pendidikan menaikkan 5.760 tunjangan TPP guru honor dari semula Rp. 320.000 menjadi Rp. 400.000 setiap bulannya. Untuk tahun ajaran 2011/2012, tunjangan guru honor di kota Tangsel naik dari s Rp. 320.000 menjadi Rp. 400.000 setiap bulannya.
Kenaikan tunjangan juga kepada tenaga pendidik lainnya seperti guru, kepala sekolah, pengawas atau tata usaha. Besaran kenaikan hanya Rp. 80.000, namun penambahan penghasilan bagi para tenaga pendidik akan dilakukan secara berkala. Sementara Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Kota Tangsel tahun anggaran 2012 mendatang meningkat sebesar 38 persen atau menjadi Rp. 68,7 miliar, sebelumnya Rp. 35,3 miliar.
Yang jelas, kata Tb Bayu Murdani, dana BOS boleh digunakan untuk mengganti buku teks pelajaran yang rusak, biaya kegiatan penerimaan siswa baru, biaya kegiatan peningkatan mutu dan kesiswaan termasuk ekstrakurikuler, biaya ujian dan ulangan, pembelian bahan habis pakai, langganan daya dan jasa, perawatan sekolah, pembayaran honor guru honorer, tenaga kependidikan dan lainnya. (Ant/ Don).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar